Jika hutan memiliki panggung, maka burung kuau penarinya. Burung ini bisa membentangkan sayapnya seperti kipas, lalu menari dengan elegan dengan sorot cahaya matahari yang menembus pepohonan.
Bukan hanya terlihat indah, tapi juga menyimpan banyak keunikan. Itu yang membuat para peneliti terus terpesona.
Burung kuau atau Argusianus argus adalah satwa khas hutan hujan Asia Tenggara yang mendiami Kalimantan, Sumatra, Thailand dan Semenanjung Malaysia. Penampilannya yang megah membuatnya dijuluki 'merak rimba', tetapi sifat pemalunya justru menjadikannya sulit dijumpai.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di Kalimantan Timur, burung ini baru-baru ini kembali terlihat melalui rekaman kamera trap di Hutan Lindung Sungai Lesan, Berau. Itu merupakan hasil pemantauan Forest Guardian dan CAN Borneo.
Lalu, apa saja yang membuat burung kuau begitu istimewa? Berikut deretan fakta menarik yang jarang diketahui!
Keunikan Kuau:
1. Penari dengan 'Panggung' Buatan Sendiri
Tidak banyak yang tahu, burung kuau jantan menyiapkan panggung tari sebelum memikat betina. Burung ini akan membersihkan lantai hutan dari daun dan ranting, membentuk lingkaran bersih berdiameter sekitar dua meter. Area itu akan dijaga dan dirawat dengan telaten selama musim kawin berlangsung.
Ketika betina datang, pejantan mulai menari dengan mengembangkan bulu ekornya yang panjang dan penuh pola seribu mata. Gerakannya perlahan, berputar, seolah sedang mempersembahkan pertunjukan kepada hutan. Inilah salah satu ritual kawin paling unik di dunia burung.
2. Punya Ekor Super Panjang dan Penuh 'Mata'
Bulu kuau jantan bisa mencapai panjang lebih dari 1,5 meter. Setiap helainya dihiasi bulatan berwarna perunggu, menyerupai mata yang menatap dari segala arah. Pola ini bukan cuma indah, tapi juga menjadi daya tarik karena semakin simetris dan banyak motif mata-nya, semakin menarik pejantan itu di mata betina.
Sementara itu, kuau betina berpenampilan lebih sederhana dengan warna cokelat kusam agar mudah bersembunyi saat mengerami telur. Perbedaan mencolok ini dikenal sebagai dimorfisme seksual ekstrem yang umum ditemukan pada spesies burung dengan perilaku tari kawin.
3. Pemalu, tapi Jadi Penanda Hutan yang Terlindungi
Menurut Direktur CAN Borneo, Paulinus Kristianto, dalam wawancaranya kepada detikKalimantan, keberadaan kuau menandakan hutan yang masih sehat.
"Kalau orang utan bisa bertahan di area konflik, kuau tidak bisa. Jadi ketika ada Argus di situ, artinya hutan masih bagus," ujarnya.
Burung kuau tidak tahan dengan gangguan manusia. Begitu habitatnya dibuka untuk perkebunan, tambang, atau aktivitas bising, ia akan pergi dan sulit kembali. Karena itu, melihat kuau menari di kamera trap menjadi sinyal penting bahwa sebagian hutan Kalimantan masih lestari.
4. Tariannya Indah, Tapi Populasinya Menurun
Di balik keindahannya, kuau justru menghadapi ancaman serius. Status konservasinya saat ini tercatat 'rentan (vulnerable)' dalam daftar merah IUCN, meski banyak ahli meyakini populasinya sudah layak naik ke kategori 'terancam punah (endangered)'.
Ancaman utama datang dari hilangnya habitat akibat deforestasi, perburuan liar, serta fragmentasi hutan yang membuat individu kuau terisolasi. Bulu indahnya yang dulu kerap digunakan sebagai hiasan adat juga membuat spesies ini diburu di masa lalu, namun kini masyarakat adat melarang praktik tersebut.
5. Satu Keluarga dengan Ayam Hutan
Menariknya, kuau masih satu keluarga dengan ayam hutan, yakni dalam famili Phasianidae, famili yang juga mencakup ayam, merak, dan pegar. Walaupun tampak eksotis dengan bulu panjang dan motif indah, secara taksonomi kuau sebenarnya masih berkerabat dekat dengan unggas darat seperti ayam kampung yang biasa kita kenal.
Bedanya, kuau berevolusi dengan karakteristik yang sangat khas, tubuhnya ramping, kaki panjang untuk berjalan di lantai hutan, serta bulu ekor jantan yang bisa mencapai panjang lebih dari satu meter. Jika ayam hutan jantan berkokok untuk menarik betina, maka kuau justru 'menari' di tengah hutan dengan gerakan anggun dan pola bulu yang memukau. Ini yang membuatnya dijuluki sebagai 'penari hutan'.
Itulah 5 keunikan burung kuau, sang penari dari tanah Borneo. Kamera trap di Hutan Lesan yang merekam kuau menari menjadi pengingat bahwa hutan Kalimantan belum sepenuhnya hilang. Yuk, jaga dan lestarikan agar kuau bisa terus menari!
Simak Video "Mengenal Teripang Sebagai Hewan Manfaat di Pulau Segajah, Kalimantan Timur "
[Gambas:Video 20detik]
(sun/aau)
