Kuau dan Merak, Penari Hutan yang Serupa Tapi Tak Sama

Kuau dan Merak, Penari Hutan yang Serupa Tapi Tak Sama

Nadhifa Aurellia Wirawan - detikKalimantan
Jumat, 14 Nov 2025 12:30 WIB
Burung kuau yang tertangkap kamera trap sedang menari di kawasan Hutan Lindung Sungai Lesan, Kabupaten Berau, Kaltim
Burung kuau di Kalimantan. Foto: Istimewa
Samarinda -

Bicara soal burung yang punya ekor indah, sebagian besar orang langsung membayangkan merak dengan ekor berwarna hijau kebiruan yang mekar seperti kipas. Nah, di hutan Kalimantan, ada satu "penari" lain yang tak kalah memesona. Yakni burung kuau (Argusianus argus).

Dikutip dari IUCN Red List (2024) dan BirdLife International, kuau merupakan satwa endemik Asia Tenggara, terutama hutan hujan dataran rendah di Kalimantan, Malaysia, dan Thailand selatan. Sedangkan merak, baik Pavo muticus (merak hijau) maupun Pavo cristatus (merak India), hidup di hutan kering dan padang rumput Asia Selatan hingga Indonesia bagian barat.

Keduanya sama-sama cantik, namun memiliki keunikan dan peran ekologi yang unik di alamnya masing-masing. Penasaran apa saja? Yuk, cari tau!

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Satu Keluarga, Tapi Beda Genus

Secara taksonomi, kuau dan merak masih termasuk satu keluarga besar Phasianidae, yang juga mencakup ayam hutan, pegar, dan kalkun. Tetapi, dikutip dari Handbook of the Birds of the World (Del Hoyo et al., 1994), mereka berada pada genus yang berbeda! Kuau tergolong Argusianus, sedangkan merak masuk ke Pavo.

Perbedaan ini memengaruhi bentuk tubuh dan perilakunya. Kuau memiliki tubuh ramping, kaki panjang, dan sayap yang lebar dengan pola bulu menyerupai "mata" kecil berwarna keemasan. Sedangkan merak lebih besar dan berat, dengan ekor menjuntai panjang penuh warna mengilap yang terdiri dari ratusan bulu penutup ekor (train feathers).

Menariknya, kuau disebut sebagai kerabat terdekat ayam hutan. Burung ini mewarisi beberapa sifat khas unggas darat seperti berjalan cepat di tanah, bertelur di sarang dangkal di bawah semak, dan tidur di pohon tinggi saat malam hari.

Habitat dan Gaya Hidup

Menurut data IUCN Red List, kuau hanya dapat bertahan di hutan hujan primer yang rapat dan lembap. Burung ini nyaris tak pernah terlihat di daerah terbuka karena sangat pemalu dan sensitif terhadap gangguan. Kamera trap milik Balai Besar KSDA Kalimantan Barat sempat merekam kemunculan kuau di kawasan hutan Kalimantan Barat bagian utara pada 2025. Ini jadi bukti langka bahwa satwa ini masih hidup di alam.

Sementara itu, merak lebih adaptif terhadap perubahan lingkungan. Berdasarkan laporan BirdLife International di tahun 2023, merak hijau masih bisa ditemukan di tepi hutan, perkebunan, bahkan area pertanian. Mereka gemar berjemur di tanah lapang dan tidak terlalu takut terhadap manusia, beda dengan kuau yang hidup tersembunyi di balik pepohonan.

Tarian Cinta yang Berbeda

Keindahan keduanya paling menonjol saat musim kawin. Merak jantan biasanya memamerkan bulu ekor panjangnya dengan membentuk kipas besar dan bergetar cepat, sambil mengeluarkan suara keras untuk menarik perhatian betina.

Kuau melakukan hal sebaliknya, kuau jantan akan membentuk "panggung" di lantai hutan, membersihkan area dari dedaunan, lalu menari perlahan dengan mengembangkan sayapnya membentuk setengah lingkaran. Setiap gerakan dilakukan untuk memamerkan pola bulu yang menyerupai ratusan mata kecil.

Betina akan menilai ketepatan simetri pola dan kelancaran gerak si jantan. Jika tertarik, betina akan mendekat dan menerima ajakan kawin. Tidak ada suara, tidak ada duel antarjantan. Hanya tarian sunyi di tengah hutan.

Makanan dan Kebiasaan Harian

Baik kuau maupun merak termasuk burung omnivora. Berdasarkan catatan BirdLife DataZone, kuau memakan buah jatuh, biji, serangga kecil, dan kadang moluska. Kuau berperan penting dalam penyebaran biji tumbuhan hutan, menjaga regenerasi alami ekosistem Kalimantan.

Merak juga serupa, namun dengan pola makan yang lebih bervariasi. Menurut WWF Indonesia (2024), merak memakan serangga besar, reptil kecil, bahkan biji-bijian dari area pertanian. Karena lebih sering berjalan di area terbuka, merak berkontribusi dalam mengendalikan hama pertanian.

Ancaman dan Upaya Konservasi

Dua penari hutan ini kini menghadapi nasib yang sama yaitu terancam punah. Berdasarkan IUCN Red List (2024), kuau berstatus Near Threatened, sedangkan merak hijau masuk kategori Endangered. Ancaman utamanya adalah deforestasi, perburuan liar, dan perdagangan bulu.

Kuau sangat bergantung pada hutan primer, sehingga pembukaan lahan di Kalimantan membuat populasinya terus menyusut. Sementara merak kerap diburu untuk dijadikan hewan peliharaan atau diambil bulunya.

Fakta Unik Kuau dan Merak

Ini fakta unik kuau dan merak yang bisa menambah wawasan detikers.

  • Kuau jantan bisa memiliki lebih dari 1.500 helai bulu bermotif "mata" di tubuhnya.
  • Merak jantan bisa menggetarkan bulu ekor hingga 26 kali per detik untuk memantulkan cahaya matahari.
  • Suara kuau sangat lembut dan jarang terdengar, berbeda dengan pekikan keras merak yang bisa terdengar hingga 1 km.
  • Kuau hidup hampir seluruhnya di lantai hutan, sedangkan merak sering naik ke pohon untuk tidur malam.
  • Kedua spesies ini sama-sama penyebar biji alami yang penting bagi ekosistem tropis.

Itu dia perbedaan kuau dan merak yang seringkali dianggap satu spesies yang sama, padahal keduanya punya keunikan tersendiri. Semoga bermanfat!

Halaman 2 dari 3


Simak Video "Video: Truk Ekspedisi Terbakar Hebat di Pelabuhan Merak "
[Gambas:Video 20detik]
(des/des)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads