9 Buah Khas Kalimantan, Ada Apa Saja?

Anindyadevi Aurellia - detikKalimantan
Kamis, 15 Mei 2025 05:58 WIB
Foto: Dok. Pemprov Kalsel
Samarinda -

Kalimantan bukan hanya terkenal dengan hutan hujan tropisnya yang lebat dan kekayaan hayatinya yang luar biasa. Kalimantan juga menyimpan beragam buah-buahan khas yang unik dan jarang ditemukan di daerah lain.

Buah asli Indonesia terdiri dari banyak jenis sehingga belum tentu setiap orang lokal mengetahuinya. Seperti buah-buahan di Kalimantan, yang tumbuh secara alami di hutan Kalimantan dan telah menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat lokal.

9 Nama Buah-buahan Khas Kalimantan

Indonesia merupakan salah satu negara dengan keanekaragaman hayati terbesar di dunia, dengan kekayaan sumber daya genetik yang luar biasa. Terletak di kawasan Indo-Malaya, Indonesia termasuk dalam delapan pusat utama keanekaragaman genetik tanaman global.

Terlebih pada buah-buahan tropis seperti durian, rambutan, dan mangga. Kalimantan, yang merupakan pulau terbesar ketiga di dunia setelah Greenland dan Papua Nugini, dikenal memiliki hutan hujan tropis yang luas dan menjadi habitat bagi berbagai jenis flora dengan tingkat keragaman yang sangat tinggi.

Nah berikut ini adalah deretan buah yang berasal dari hutan Kalimantan, dan mungkin tak akan kamu temukan di tempat lain:

1. Mangga Kasturi

Mangga kasturi khas Kalimantan. Foto: Dok. Publikasi Kementan (Nove Arisandi)

Mangga kasturi (Mangifera casturi Kosterm) adalah buah mangga yang khas dari Kalimantan Selatan. Dirangkum dari Publikasi Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura

Provinsi Kalimantan Selatan, buah ini banyak dijumpai di wilayah Kalimantan Selatan seperti Martapura, Kandangan, dan Tanjung.

Selain itu juga biasa ditemui di beberapa daerah lain seperti Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur, termasuk Kutai dan Tenggarong Seberang. Saat ini, mungkin keberadaannya hanya bisa ditemukan di kebun-kebun warga, terutama di wilayah Kabupaten Banjar dan Hulu Sungai Selatan.

Yulistia Budianti Soemarie, dkk dalam bukunya yang berjudul Etnofarmasi Khas Kalimantan menyebut mangga kasturi dikenal memiliki aroma harum yang khas, rasa manis, produksi buah yang melimpah, dan ketahanan terhadap serangan hama serta penyakit.

Ukuran buah kasturi tergolong kecil jika dibandingkan dengan varietas mangga lainnya, dengan bobot sekitar 50-84 gram. Kulit buah yang masih mentah berwarna hijau, sedangkan saat matang berubah menjadi cokelat atau ungu kehitaman dengan permukaan yang mengilap, kadang dihiasi semburat ungu muda.

Daging buahnya memiliki cita rasa khas, mulai dari asam hingga manis. Musim berbuah biasanya terjadi pada bulan November hingga Januari, bertepatan dengan musim hujan. Bibit kasturi perlu ditanam di lahan kering atau di kawasan rawa dengan sistem pasang surut.

Dari total 31 jenis Mangifera yang ditemukan di Kalimantan, tiga di antaranya merupakan jenis endemik. Salah satunya adalah Mangifera casturi, yang telah ditetapkan sebagai flora identitas Provinsi Kalimantan Selatan melalui Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 48 Tahun 1989.

Namun, kasturi kini termasuk tanaman endemik yang terancam punah. World Conservation Monitoring Centre pada tahun 1998 mengklasifikasikan kasturi sebagai spesies yang telah punah di alam liar.

2. Belimbing Darah

Belimbing darah asal Kalimantan. Foto: Dok. Kemenkeu

Belimbing darah (Baccaurea angulata) merupakan buah eksotis dari Kalimantan yang bentuknya mirip belimbing biasa, namun berwarna merah. Kulitnya tebal, sementara daging buahnya putih.

Buah Ucong, begitu biasa disebut, juga banyak ditemukan di kawasan hutan tropis kalimantan. Rasa dari buah hutan ini cenderung manis dan sedikit asam.

Dalam laman Kemenkeu disebutkan bahwa masyarakat Dayak banyak menyebutnya Belimbing Hutan. Daging buah Ucong ini berwarna putih dengan empat sampai tiga biji.

Buah ini merupakan spesies endemik Pulau Borneo, dan juga dikenal dengan nama belimbing hutan, tampoi merah, atau bidayuh. Selain enak, belimbing darah juga konon bermanfaat bagi kesehatan karena kaya akan vitamin C, antioksidan, serta senyawa antimikroba.

3. Kalangkala

Kalangkala khas Kalimantan. Foto: Dok. Pemprov Kalsel

Kalangkala (Litsea garciae) merupakan salah satu jenis buah hutan yang berasal dari Pulau Kalimantan. Buah ini kerap dimanfaatkan oleh masyarakat setempat sebagai pelengkap makanan, misalnya dalam sajian yang dikenal dengan nama gangan kalangkala atau cacapan kalangkala.

Tanaman kalangkala dapat ditemukan di Kebun Raya Banua dan tersebar di beberapa wilayah Indonesia dan Malaysia, khususnya di daerah Sumatera serta Kalimantan, seperti Kabupaten Banjar dan Kabupaten Tapin. Tanaman ini termasuk dalam famili Lauraceae dan cukup digemari oleh masyarakat Kalimantan Selatan.

Bentuk buahnya bulat, dengan kulit berwarna merah muda saat matang, dan hijau ketika masih mentah. Daging buah kalangkala memiliki tekstur menyerupai alpukat, namun berwarna putih.

Untuk mengolahnya, buah ini biasanya direndam dalam air yang sudah ditambahkan garam, dan bisa juga ditambahkan cabai rawit sesuai selera. Perendaman dapat dilakukan menggunakan air hangat atau mendidih, tetapi suhu air perlu diperhatikan.

Sebab jika terlalu panas daging buah bisa menjadi lembek, sementara jika terlalu dingin buah tidak akan matang sempurna. Kalangkala termasuk buah musiman dan umumnya tumbuh subur di kawasan hulu sungai.

Dalam laman Provinsi Kalimantan Selatan disebut kalangkala kerap dikonsumsi sebagai lauk pendamping nasi, sementara biji buahnya sering dimanfaatkan untuk mengobati bisul. Lebih dari itu, biji kalangkala dapat diekstrak menjadi minyak yang bermanfaat untuk industri pembuatan lilin dan sabun.

Konon berdasarkan penelitian, bijinya mengandung senyawa alkaloid yang bersifat antibakteri. Tak hanya bijinya, kulit batang kalangkala juga digunakan sebagai obat tradisional untuk mengatasi gatal akibat gigitan ulat bulu.

Buah kalangkala saat muda memiliki kelopak yang menempel pada tangkai buah, tetapi ketika dewasa kelopak ini membuka dan melindungi bagian sekitar tangkai. Diameter buah berkisar antara 2,5 hingga 4,5 cm.

Warna kulit buah berubah dari hijau muda saat muda menjadi merah muda hingga merah tua saat matang. Daging buahnya berwarna putih dengan tekstur lembut, dan bijinya berbentuk bulat berkeping dua berwarna cokelat muda.

Tanaman ini dapat tumbuh baik hingga ketinggian 200 meter di atas permukaan laut dan biasanya ditemukan di tepi sungai atau perbukitan dengan jenis tanah pasir hingga tanah liat.



Simak Video "Beristirahat di Penginapan Mewah di Kalimantan, Setelah Berkeliling "


(des/des)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork