Kepala Suami Putus di Tangan Istri-Ipar hingga Tewasnya Sang Pemain Gitar

Kilas Kalimantan

Kepala Suami Putus di Tangan Istri-Ipar hingga Tewasnya Sang Pemain Gitar

Tim detikKalimantan - detikKalimantan
Sabtu, 26 Jul 2025 10:01 WIB
Pelaku pembunuhan suami di Banjar, FT dan PP yang merupakan kakak dan adik kandung.
FT (kedua dari kanan), istri yang penggal kepala suaminya di Banjar. Foto: Khairun Nisa/detikKalimantan
Banjar -

Dua kasus pembunuhan besar terjadi di Kalimantan dalam sepekan terakhir, 21-26 Juli 2025. Khususnya di Kalimantan Selatan. Di awal pekan, ada seorang istri di Banjar yang memutilasi suaminya padahal baru menikah sebulan. Aksinya itu dibantu oleh sang kakak kandung pelaku atau kakak ipar korban.

Menjelang akhir pekan, lagi-lagi terungkap kasus pembunuhan di Banjar. Kali ini korbannya seorang gitaris band lokal Kalsel. Meski sudah ditemukan tewas pada Senin (21/7) lalu, kasus ini baru diungkap polisi pada Jumat (25/7) setelah korban diautopsi dan para pelaku ditangkap. Ada 6 orang yang terlibat dalam pengeroyokan korban.

Di samping berita kriminal, sebuah berita viral datang dari Kalimantan Barat. Gara-gara belum membayar lembar kerja siswa (LKS), seorang siswa MTs swasta di Kubu Raya tak naik kelas. Masalah semakin melebar karena wali kelas anak tersebut merekamnya ketika sedang menangis karena turun kelas. Videonya tersebar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kasus ini sampai mendapat perhatian dari Bupati Kubu Raya Sujiwo serta melibatkan Kemenag. Setelah Bupati Sujiwo datang langsung ke madrasah, kasus ini pun diselesaikan lewat jalur damai.

Berikut sederet peristiwa menonjol di Kalimantan selama sepekan, dirangkum detikKalimantan.

Istri Penggal Kepala Suami Dibantu Kakak

Kemarahan seorang ibu membuat FT (28) nekat menghabisi suaminya, DI, hingga memotong kepala dan tangannya. Gara-garanya, mereka sempat cekcok hingga DI melempar anak kandung FT ke sungai.

"Khilaf, karena membela anak," kata FT ketika dihadirkan di Mapolda Kalsel pada Jumat (25/7/2025).

Dari keterangan pelaku, DI membuang anak FT yang masih berusia 2 tahun ke sungai karena terganggu dengan tangisannya. Diduga balita malang itu menangis karena DI dan FT terus cekcok.

"Karena saat cekcok anak pelaku menangis, korban membuang anaknya ke sungai. Korban emosi dan tidak bisa mengendalikan diri," ungkap Kapolres Banjar AKBP Fadly, Senin (21/7/2025).

Ironisnya, pasangan ini belum lama menikah. Baru sekitar sebulan. Keduanya pun kerap memamerkan kemesraan di medsos. Namun di balik couple goals media sosial, keduanya diketahui sering bertengkar karena kecemburuan.

Aksi FT dibantu kakak kandungnya, PP (34), yang mengaku tak terima melihat adiknya mengalami kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). FT melawan ketika dipukul jatuh oleh DI. Lalu dengan senjata tajam yang dibawanya, dia menikam DI hingga tak berdaya.

PP membantu memotong kepala korban, lalu membuang potongan kepala itu sejauh 7 meter. FT mengaku nekat memenggal sang suami dan membuang kepalanya karena takut korban hidup lagi.

Siswa Tak Naik Kelas Nangis Direkam Guru

Kemarahan juga sempat dirasakan seorang ibu di Kubu Raya. Penikasih, orang tua seorang murid di MTs Al-Raudhatul Islamiyah, tak terima anaknya tidak naik kelas sampai direkam-rekam oleh sang guru saat menangis karena malu.

Masalah bermula ketika tahun ajaran baru, Senin (14/7). Anak Penikasih seharusnya naik ke kelas 9, tetapi terancam diturunkan lagi ke kelas 8 karena rapornya belum diambil. Rapor ditahan karena uang LKS-nya sebesar Rp 350 ribu belum lunas.

"Jadi itu lagi yang disampaikan. Saya balas pesannya akan mengambil rapor jika sudah ada uang. Saya jawab baik-baik. Hari Jumat wali kelas WA lagi, bilang karena rapor tidak diambil anak saya diturunkan kelas. Langsung saya jawab 'Lho kok gitu, Bu?' Gara-gara tidak ambil rapor lalu diturunkan ke kelas delapan," tutur Penikasih, Senin (21/7/2025).

Video yang direkam sang guru itu kemudian menyebar hingga viral. Penikasih sendiri sudah memindahkan anaknya ke pesantren karena tak ingin anaknya menanggung malu terus-menerus.

Bupati Kubu Raya Sujiwo kemudian turun tangan dan mendatangi MTs dan rumah siswa tersebut. Dia sempat mengutarakan kekesalannya pada pihak sekolah yang dianggap tidak bijak menangani masalah murid telat membayar.

"Jangan salahkan yang memviralkan, tapi yang memvideokan itu di mana mentalnya dan moralnya. Apalagi ini seorang pendidik. Saya mau tanya, benar atau tidak video itu. Bolehkah memvideokan seperti itu?" tegur Sujiwo ketika mendatangi madrasah tersebut, Rabu (23/7/2025).

Pada akhirnya, pihak madrasah meminta maaf atas kegaduhan yang ditimbulkan. Guru yang merekam, Yanti, juga mengaku khilaf dan tidak bermaksud macam-macam ketika merekam siswa. Dia mengaku hanya ingin memberikan video itu kepada orang tua siswa, yakni Penikasih.

"Saya mohon maaf atas kejadian tersebut, itu hanya kekhilafan saya. Niat saya (merekam video) hanya ingin memberitahukan kepada orang tua untuk pengambilan rapor. Selebihnya tidak ada maksud apa-apa. Mohon maaf yang sebesar-besarnya atas kekhilafan saya," ucap Yanti.

Gitaris Band Tenggelam Ternyata Dikeroyok 6 Orang

Normiati tak menyangka putranya, Muhammad Redho (34), ternyata tewas karena kesengajaan. Dia sempat mengira anaknya meninggal karena tenggelam. Jasadnya ditemukan di Sungai Martapura, Kabupaten Banjar, pada Senin (21/7).

Sehari sebelumnya, gitaris band Kalsel itu berpamitan pada ibunya, hendak pergi memancing. Tapi ditunggu sampai malam tak pulang-pulang. Ibu Redho sempat dihubungi rekan band Redho, menanyakan di mana sang gitaris berada. Ternyata Redho ditemukan mengapung di sungai, sudah tak bernyawa.

Tak ada barang berharga milik Redho yang hilang. Ponsel, kunci motor, dompet, uang, hingga joran pancing semuanya masih ada di lokasi kejadian. Saat diperiksa awal, Normiati menyebut anaknya tidak ada mengalami tanda-tanda kekerasan. Ia pun menerima kondisi itu dengan ikhlas.

"Tidak ada tanda kekerasan, jadi hidung berdarah itu karena paru-paru kemasukan air. Lalu keluar darah," ungkap Normiati.

Namun, keluarga yang lain merasa ada kejanggalan pada kematian Redho. Mereka pun melapor ke Polsek Martapura Timur pada Rabu (23/7). Jenazah Redho yang sudah dimakamkan itu diekshumasi untuk diautopsi. Ternyata ditemukan tanda-tanda pengeroyokan.

"Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa sebelum meninggal korban terlibat perkelahian dengan sejumlah pria," ujar Kapolres Banjar AKBP Fadly, Jumat (25/7/2025).

Setelah mengumpulkan keterangan saksi-saksi, polisi akhirnya mengamankan 6 orang pada Kamis (24/7). Enam orang tersebut yakni KH (50), IB (48), MR (38), MF (36), GM (33), dan AH (19).

Hasil pemeriksaan sementara, diketahui motif keenam orang ini adalah sakit hati pada perkataan Redho. Mereka menyebut Redho telah menuduh mereka mencuri ponsel dan kunci motornya. Namun, barang-barang itu sendiri ditemukan utuh di lokasi kejadian.

Halaman 2 dari 3


Simak Video "Video Istri di Probolinggo Pukul Suami Pakai Alu Hingga Tewas"
[Gambas:Video 20detik]
(des/des)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads