6 Pelaku yang Tewaskan Gitaris Band Kalsel Ditangkap, Polisi Ungkap Motif

6 Pelaku yang Tewaskan Gitaris Band Kalsel Ditangkap, Polisi Ungkap Motif

Tim detikKalimantan - detikKalimantan
Jumat, 25 Jul 2025 18:30 WIB
Evakuasi jasad gitaris band asal Kalsel yang ditemukan mengapung di sungai.
Evakuasi jasad gitaris band asal Kalsel yang ditemukan mengapung di Sungai Martapura. Foto: Dok. Istimewa
Banjar -

Muhammad Redho (34), gitaris band asal Kalimantan Selatan bernama Radicta, tewas usai dikeroyok. Jasadnya ditemukan mengapung di Sungai Martapura. Polisi telah menangkap 6 pelaku yang menewaskan korban.

Keenam pelaku ditangkap pada Kamis (24/7) dini hari. Mereka adalah KH (50), IB (48), MR (38), MF (36), GM (33), dan AH (19).

"Enam tersangka sudah diamankan dan menjalani proses penyidikan lebih lanjut," ungkap Kapolres Banjar AKBP Fadly, Jumat (25/7/2025).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pembunuhan ini terungkap berkat kecurigaan keluarga korban. Setelah korban ditemukan dan dievakuasi, keluarga merasa ada yang janggal dengan kondisi tubuh korban. Mereka tidak yakin korban meninggal karena tenggelam.

Polisi pun melakukan penelusuran setelah menerima laporan keluarga MR. Para saksi diperiksa hingga terduga pelaku mengarah kepada enam orang.

"Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa sebelum meninggal korban terlibat perkelahian dengan sejumlah pria," bebernya.

Setelah ditangkap, para pelaku mengaku motif pengeroyokan hingga tewas adalah sakit hati dan tersinggung akan kata-kata korban. Mereka menyebut korban sempat menuduh mereka mengambil ponsel serta kunci motor korban.

"Terjadilah pengeroyokan yang diduga mengakibatkan korban terjatuh ke sungai dan meninggal dunia," ujar Fadly.

Kronologi Pengeroyokan hingga Penemuan Mayat

Ibu korban, Normiati, menuturkan sang anak terakhir kali izin pergi memancing di bawah jembatan Kampung Melayu, Martapura, Kabupaten Banjar pada Minggu (20/7). Namun, korban tidak kunjung pulang hingga malam hari.

"Biasanya ada cerita, ini tidak ada. Diam-diam saja," kata Normiati.

Keberadaan MR baru diketahui keesokan harinya, Senin (21/7). Namun, saat itu MR ditemukan sudah tidak bernyawa, terapung di Sungai Martapura.

Jasad MR langsung dibawa ke RSUD Ratu Zaleha. Normiati juga bergegas ke sana untuk memastikan itu jasad anaknya. Awalnya dia dan keluarga menerima kematian MR sebagai kecelakaan. Sebab, hasil pemeriksaan awal menyebut tidak ada tanda kekerasan pada korban.

"Tidak ada tanda kekerasan, ada darah dari hidung itu karena paru-paru yang berisi air sehingga mengeluarkan darah," jelas Normiati.

Normiati pun menyebut anaknya tidak pernah memiliki masalah dengan orang lain. Namun, keluarga akhirnya meminta dilakukan pemeriksaan lebih lanjut karena curiga kematian korban bukan kecelakaan.

Halaman 2 dari 2
(des/des)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads