Melihat Lebih Dekat Tari Baksa Kembang dari Kesultanan Banjar

Nadhifa Aurellia Wirawan - detikKalimantan
Senin, 08 Des 2025 11:31 WIB
Foto: Penari Baksa Kembang. (Disbudporapar Kota Banjarmasin)
Banjarmasin -

Di Kalimantan Selatan ada sebuah tarian yang lahir dari tradisi Kesultanan Banjar, yakni tari Baksa Kembang. Ialah salah satu tarian penting yang lahir dari tradisi istana Kesultanan Banjar di Kalimantan Selatan.

Pada zaman dulu, tarian ini dipentaskan khusus dalam lingkungan keraton sebagai bentuk penghormatan tertinggi untuk menyambut tamu agung, bangsawan, atau utusan kerajaan. Dari fungsi awalnya sebagai ritual penyambutan istana, Baksa Kembang lalu berkembang menjadi simbol keanggunan, kelembutan, dan keramahan masyarakat Banjar.

Gerakannya yang lembut, ekspresi penarinya yang penuh penghormatan, serta atribut khas seperti kembang bogam menegaskan nilai estetika dan filosofi kesucian serta ketulusan hati dalam budaya Banjar.

Asal-usul dan Sejarah Tari Baksa Kembang

Akar sejarah Tari Baksa Kembang dapat ditelusuri dari masa awal Kesultanan Banjar, bahkan sebelum pemerintahan Sultan Suriansyah pada abad ke-15. Pada masa itu, istana Banjar memiliki berbagai tarian yang digunakan untuk menyambut tamu kerajaan. Salah satu yang paling terkenal adalah Tari Baksa Kembang yang ditarikan oleh para putri keraton untuk menunjukkan penghormatan dan keramahan kerajaan.

Disadur dari laman Disbudporapar Banjarmasin, tarian ini juga dikaitkan dengan kisah legenda. Diceritakan bahwa tarian ini terinspirasi dari kisah Putri Kuripan yang memberikan setangkai bunga teratai merah kepada Pangeran Suria Wangsa Gangga dari Kerajaan Dipa dan Daha. Kisah romantis tersebut kemudian menjadi simbol kelembutan dan keanggunan yang terefleksi dalam gerakan Tari Baksa Kembang.

Seiring melemahnya kekuatan kerajaan dan menguatnya budaya yang hidup di masyarakat, tarian ini mulai keluar dari wilayah keraton. Masyarakat Banjar kemudian mengadopsinya sebagai bagian dari kesenian tradisi yang dipentaskan dalam upacara adat, pesta pernikahan, hingga acara penyambutan tamu.

Hingga saat ini, Tari Baksa Kembang menjadi salah satu warisan budaya terpenting Kalimantan Selatan dan telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia.

Filosofi Tari Baksa Kembang

Nama Baksa sering dimaknai sebagai "kelembutan," dan hal ini tampak jelas dalam gerakan tarinya yang lemah gemulai serta penuh kesopanan. Tarian ini melambangkan keramahan masyarakat Banjar dalam menyambut tamu, mengajarkan nilai penghormatan, kehalusan budi, serta kebersahajaan.

Pada masa kejayaannya di keraton, Tari Baksa Kembang berfungsi sebagai prosesi khusus penyambutan tamu agung. Tapi kini fungsinya menjadi jauh lebih luas. Selain sebagai penyambutan pejabat atau tokoh penting, tarian ini ditampilkan dalam pesta pernikahan, festival budaya, pertunjukan seni, hingga acara pendidikan.

Lewat setiap tampilannya, Tari Baksa Kembang membawa pesan bahwa masyarakat Banjar menjunjung tinggi kesopanan dan nilai-nilai luhur dalam bermasyarakat.



Simak Video "Video RI Siapkan 15 Cagar Budaya untuk Diajukan Jadi Warisan Dunia UNESCO"


(aau/aau)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork