5 Tarian Tradisional Khas Kalimantan Tengah dan Filosofinya

Nadhifa Aurellia Wirawan - detikKalimantan
Minggu, 09 Nov 2025 14:10 WIB
Tari Mandau. Foto: laman Media Center Kota Palangka Raya
Samarinda -

Kalimantan Tengah tidak hanya dikenal dengan keindahan alamnya, tetapi juga dengan kekayaan budayanya yang terus hidup dan dijaga. Salah satu bentuk warisan budaya yang masih lestari hingga kini adalah seni tari.

Setiap tarian memiliki kisah dan fungsi tersendiri, mulai dari penghormatan kepada leluhur, ungkapan rasa syukur, hingga sebagai bentuk permohonan kepada Yang Mahakam Esa.

Tarian Tradisional Khas Kalimantan Tengah

Dilansir dari Dinas Kebudayaan Kalimantan Tengah, mari mengenal lima tari tradisionalnya. Tidak hanya bergemulai indah, tetapi juga menyimpan nilai-nilai luhur yang patut dijaga.

1. Tari Tambun Bungai

Tari Tambun Bungai berasal dari Palangka Raya dan terinspirasi dari kisah dua pahlawan legendaris suku Dayak Ot Danum, yakni Tambun dan Bungai. Keduanya dikenal sebagai tokoh pemberani dari wilayah Gunung Mas yang berjuang melawan penjajah demi melindungi tanah dan hasil panen rakyatnya. Karena keberanian serta kekuatan spiritualnya, keduanya dihormati sebagai leluhur masyarakat Dayak Ot Danum.

Tarian ini menggambarkan semangat perjuangan dan rasa syukur atas perlindungan para leluhur. Dulunya Tari Tambun Bungai digunakan dalam upacara adat sebagai bentuk penghormatan, namun kini juga ditampilkan sebagai hiburan dan media edukasi budaya.

Penari biasanya mengenakan pakaian adat khas Palangka Raya, lengkap dengan mandau dan tameng, serta hiasan kepala dari bulu burung enggang yang dipercaya memiliki kekuatan magis. Kombinasi antara kostum, gerakan, dan iringan musik tradisional membuat tarian ini memancarkan aura heroik sekaligus elegan.

2. Tari Manasai

Tari Manasai adalah tarian pergaulan yang menggambarkan keceriaan dan kebersamaan masyarakat Dayak. Tarian ini biasanya dibawakan untuk menyambut tamu kehormatan dan sering ditampilkan pada acara besar seperti Festival Budaya Isen Mulang.

Gerakan tarian ini sangat khas di mana para penari membentuk lingkaran, bergerak memutar ke kanan dan ke kiri, mengikuti irama lagu rakyat 'Manasai' yang ceria. Siapa pun boleh ikut menari, tanpa batas usia.

Namun di balik keceriaannya, Tari Manasai menyimpan pesan tentang falsafah 'Budaya Betang' yang menjadi pandangan hidup masyarakat Dayak untuk hidup dalam kejujuran, kesetaraan, kebersamaan, dan ketaatan pada hukum adat. Nilai-nilai seperti toleransi dan cinta tanah air tercermin kuat dalam setiap gerakannya.




(aau/aau)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork