Mendalami Tari Kancet Lasan Tradisi Dayak Kenyah

Mendalami Tari Kancet Lasan Tradisi Dayak Kenyah

Bayu Ardi Isnanto - detikKalimantan
Senin, 03 Nov 2025 11:00 WIB
Tari Kancet Lasan, tradisi suku Dayak Kenyah.
Tari Kancet Lasan, tradisi suku Dayak Kenyah. Foto: dok Perpustakaan Digital Budaya Indonesia
Balikpapan -

Tari Kancet Lasan dikenal di berbagai daerah di Kalimantan Timur. Salah satu suku yang masih melestarikan tari ini adalah Dayak Kenyah Lepoq Tau di Kabupaten Mahakam Ulu, Kaltim.

Simak artikel ini untuk mengetahui informasi tentang tari Kancet Lasan, mulai dari asal-usul, fungsi, bentuk gerakan, musik, hingga busana dan propertinya, yang dikutip dari penelitian Agustina Rosalince, dkk di situs Institut Seni Indonesia Yogyakarta.

Sejarah dan Asal-Usul

Kata kancet berarti tarian, sedangkan lasan berarti halaman. Nama ini muncul karena tarian biasanya dipentaskan di halaman rumah atau balai adat yang luas.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tari ini sering juga disebut tari Leleng, karena pola lantainya yang berputar-putar. Ada pula gerakan meniru burung enggang sedang terbang yang membuat tari ini menarik.

Awalnya tarian ini hanya ditarikan secara tunggal, baik oleh laki-laki maupun perempuan. Namun, pada perkembangannya, Kancet Lasan dapat dibawakan secara duet atau bahkan kelompok kecil.

Fungsi Tari

Kancet Lasan dulunya ditarikan oleh kalangan tertentu, terutama keturunan bangsawan (paren). Namun kini dapat dimainkan siapa saja. Adapun fungsinya adalah sebagai berikut:

  • Hiburan dalam acara adat maupun non-adat.
  • Ungkapan rasa syukur, misalnya pada pesta panen (uman jenai) atau pesta setelah panen.
  • Ritual adat, termasuk pernikahan, di mana kedua mempelai menari sebagai simbol syukur dan doa kehidupan baru.
  • Penyambutan tamu dalam acara besar atau musyawarah adat.

Bentuk Gerakan Tari

Gerakan Kancet Lasan meniru burung enggang, burung sakral bagi masyarakat Dayak. Gerakannya lembut dan penuh makna. Berikut ini gerakan dasarnya:

Struktur Gerak Dasar

Gerakan tari Kancet Lasan terdiri dari enam gerak dasar, yaitu:

  • Hormat: gerakan awal dengan kepala menunduk.
  • Lemesai: gerakan tangan seperti mendayung ke kanan dan kiri.
  • Nebib: hentakan kaki kanan pelan.
  • Negen: hentakan tumit kaki kanan keras.
  • Ngelileng: gerakan berputar, menjadi klimaks tarian.
  • Ngelibaq: gerakan badan merendah saat berputar.

Beda Gerak Laki-laki dan Perempuan

Gerakan tari pada laki-laki lebih luas, menggunakan parang (baheng) dan perisai (kelempit), sehingga menggambarkan keberanian. Sementara gerakan perempuan: gerakan lebih halus, tangan sejajar pinggang, menggunakan bulu enggang (kirip) sebagai properti.

Musik Pengiring

Musik yang mengiringi tari Kancet Lasan tergolong dalam musik ansambel yang berasal dari alat musik tradisional suku Dayak Kenyah. Alat musik utama yang digunakan meliputi:

  • Sampe/Sape': Alat musik petik seperti kecapi yang menjadi melodi utama. Ada Sampe lileng dan sampe urau.
  • Gong: Alat musik pukul yang berfungsi sebagai penentu irama dan tempo yang konstan.
  • Kendang/Gendang: Alat musik pukul yang memberikan ritme dinamis.

Busana dan Properti Tari

Busana dalam tari Kancet Lasan tidak hanya berfungsi sebagai pakaian pertunjukan, tetapi juga simbol status sosial, identitas budaya, dan estetika Dayak Kenyah. Berikut perbedaan antara busana penari laki-laki dan perempuan.

1. Busana Penari Laki-Laki

  • Besunong: baju perang tradisional, biasanya terbuat dari kulit binatang, dihiasi motif ukiran khas Dayak.
  • Abet: celana panjang, sering dipadukan dengan tabit (kain tenun) yang dililitkan di pinggang.
  • Belat: hiasan di betis, biasanya dari manik-manik atau kain berwarna, berfungsi memperindah gerakan kaki.
  • Belukoh: topi dari rotan, dihiasi manik-manik dan bulu burung enggang, melambangkan keberanian dan hubungan dengan alam.
  • Aksesori tambahan: kalung manik, ikat pinggang, serta ornamen kecil yang menegaskan status sosial.

2. Busana Penari Perempuan

  • Sapai: baju tanpa lengan berhias manik-manik, atau kebaya sederhana yang dipadukan dengan kain polos/bermotif.
  • Ta'a: rok berhias manik atau bermotif Dayak, biasanya berwarna cerah.
  • Beluko/tapong: topi dari rotan atau bambu, dihiasi bulu enggang sebagai simbol keanggunan.
  • Uleng: kalung manik-manik berlapis, melambangkan keindahan dan status.
  • Seleng: gelang lengan, biasanya dari manik atau logam, dipakai di lengan atas.
  • Selendang Inoq: selendang manik yang dikenakan di bahu, mempertegas kelembutan gerakan.

3. Properti Tari

Properti ini bukan sekadar pelengkap, tetapi mempertegas tema tarian: keberanian, keanggunan, dan hubungan dengan alam. Misalnya pada laki-laki menggunakan baheng (mandau/parang) dan kelempit (perisai). Sedangkan perempuan mengenakan kirip (bulu enggang).

4. Makna Simbolik Busana

  • Bulu enggang: lambang kebesaran, keanggunan, dan hubungan manusia dengan dunia roh.
  • Manik-manik: melambangkan status sosial, keindahan, dan doa keselamatan.
  • Motif ukiran: biasanya berbentuk flora-fauna khas Dayak, sebagai penanda identitas dan doa perlindungan.
Halaman 3 dari 2
(bai/sun)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads