Perjuangan di Balik Layar Irau Malinau 2025, Melobi Iwan Fals 1,5 Tahun

Oktavian Balang - detikKalimantan
Selasa, 28 Okt 2025 18:30 WIB
Iwan Fals di Irau Malinau 2025/Foto: Oktavian Balang/detikKalimantan
Malinau -

Festival budaya Irau ke-11 dan HUT ke-26 Malinau ditutup Minggu (26/10) malam. Salah satu hal yang mengesankan adalah banyaknya musisi besar yang tampil.

Di balik kemeriahan itu, terungkap perjuangan panjang event organizer (EO) lokal dan dampak ekonomi yang mencapai Rp 107,8 miliar bagi masyarakat.

Sebelumnya, Bupati Malinau Wempi Mawa membeberkan data dampak ekonomi tersebut saat Rapat Paripurna Istimewa Pertama DPRD Kabupaten Malinau. Ia menyebut angka itu merupakan hasil survei BPS dan Politeknik Malinau.

"Dari hasil survei BPS dan Politeknik Malinau diketahui perputaran output secara total yang terjadi akibat dampak positif pelaksanaan Festival Budaya Irau tahun 2025 sebesar Rp 107,849 miliar. Tentu, perhelatan ini sukses membangkitkan gerakan ekonomi kerakyatan, terutama bagi UMKM, perhotelan, dan transportasi," kata Wempi dalam sambutannya, Minggu (26/10) siang.

Perjuangan Mendatangkan Iwan Fals

Sementara itu, project manager EO lokal, Desi Sinaga, blak-blakan soal perjuangan mereka di balik layar. Menurutnya, mendatangkan musisi sekelas Iwan Fals bukanlah perkara instan.

"Jujur aja, Iwan Fals tuh kita lobinya satu tahun setengah. Tim ini yang lobi," ungkap Desi kepada detikKalimantan. Senin (27/10) malam.

Proses panjang itu diperlukan untuk berkomunikasi, menjelaskan kondisi Malinau, hingga akhirnya Iwan Fals bersedia tampil sebagai penutup acara. Kemudian melakukan aksi tanam pohon, bahkan menciptakan lagu khusus untuk Malinau.

Desi membeberkan tantangan utama dalam meyakinkan para musisi papan atas untuk tampil di Malinau adalah faktor geografis dan fasilitas. Ketiadaan penerbangan langsung menjadi pertimbangan besar.

"Artis ini gak semua langsung oke. Apalagi kelas-kelas artis grade A tuh harus memastikan kenyamanannya. Sebelum menyetujui, mereka mempertanyakan jumlah penduduk di sana, fasilitasnya seperti apa," katanya.

Jauhnya perjalanan dan risiko kelelahan, lanjut Desi, menjadi alasan beberapa artis yang semula dijadwalkan tampil akhirnya batal datang. "Karena itu, kami harus bersikap transparan dan memastikan akomodasi terbaik telah disiapkan untuk mereka," tuturnya.

Desi bangga timnya yang diperkuat 100 persen 'anak lokal' mampu menjawab tantangan. Strategi utamanya adalah lobi langsung tanpa perantara.

"Tim kami tidak pakai istilah perantara-perantara, itu tidak ada. Jadi kami langsung komunikasi dengan pihak artis," tegasnya.

"Kadang saya sebagai pemilik EO itu langsung ketemu. Menggambarkan dunia Malinau kayak gimana nih. Jadi pada saat datang mereka tidak terlalu kaku," imbuhnya.

Pendekatan personal dan pelayanan terbaik terbukti membuahkan hasil. Para artis merasa nyaman dan terkesan.

"Artis-artis yang sudah pernah datang itu mau datang kembali ke Malinau. Kenapa? Karena pelayanan yang diberikan juga kita kasih yang terbaik. Sebagai contoh, Slank sempat bermain jet ski bersama Bupati. Artis lain seperti Edane menikmati keliling stan kuliner. Bahkan beberapa artis khusus meminta mencicipi kuliner lokal seperti kapurung dan tembiluk," kata Desi.

Sempat Diterpa Isu Miring

EO dan Pemkab Malinau sempat diterpa isu miring di media sosial yang menuding penggunaan APBD untuk membayar 14 artis grade A. Desi dengan tegas membantah hal tersebut.

"Luar biasa tahun ini itu benar-benar support sponsor. Harus diketahui, biaya artis dicakup oleh sponsor, bukan kas daerah," tegasnya.

Desi menegaskan, tujuan utama Pemda menggelar acara ini adalah untuk memajukan UMKM dan memberikan dampak ekonomi nyata bagi masyarakat, bukan sekadar hiburan.

Selain sukses secara ekonomi, Irau ke-11 juga menjadi momentum pelestarian budaya dan cerminan toleransi. Ketua panitia sekaligus Sekda Malinau, Ernest Silvanus mengatakan regenerasi menjadi perhatian utama panitia.

"Dari awal hingga akhir, saya selalu mengikuti aksi pagelaran seni budaya baik etnis maupun paguyuban. Saya melihat sendiri bagaimana anak-anak muda ikut tampil. Di sinilah letak pentingnya regenerasi," ujarnya.

Menurut Ernest, tahun ini menjadi momentum untuk memastikan budaya tidak hanya jadi tontonan, tapi juga proses pembelajaran lintas generasi.

"Kita adalah budaya, dan budaya adalah kita. Tahun ini kita bisa melihat hasil kerja keras sebelumnya, dan tahun depan akan kita lanjutkan bersama dinas terkait untuk mempersiapkan generasi muda. Potensi ini akan terus kita gali ke depan, tanpa meninggalkan kemajuan dan modernisasi," katanya.



Simak Video "Video: Pangdam Mulawarman Bicara Penyebab Anggota TNI Serang Mapolres Tarakan"

(sun/des)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork