Ada Sedikit Miskomunikasi dalam Kasus Meninggalnya Natal

Oktavian Balang - detikKalimantan
Sabtu, 20 Des 2025 14:10 WIB
Foto: Tangkapan layar diduga suasana di Instalasi Gawat Darurat (IGD) Puskesmas Lumbis/(Instagram @kaltara_raya)
Nunukan -

Dinkes Nunukan, Kalimantan Utara, angkat bicara terkait kasus meninggalnya seorang pasien di Puskesmas Lumbis, Natal, yang diduga karena terlambat mendapatkan penanganan medis.

Kepala Dinkes P2KB Nunukan, Miskia, mengakui adanya kendala soal keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM), sehingga ada celah dalam penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) saat kejadian berlangsung.

"Sebenarnya mereka juga ngerti SOP, cuman itu tadi SDM kami sangat kurang. Perawat yang berjaga sedang izin untuk menunaikan salat Jumat, sementara bidan yang ada di lokasi sedang menangani pasien lain," ujar Miskia saat dikonfirmasi detikKalimantan, Sabtu (20/12/2025).

"Terkait SDM, memang yang jaga di situ perawat satu, karena yang lainnya juga jaga di poli. Kebetulan siang itu hari Jumat, perawat izin salat Jumat," timpalnya.

Miskia menuturkan ada kesalahpahaman komunikasi antara keluarga pasien dan petugas apotek yang berjaga. Saat keluarga menanyakan pelayanan, petugas apotek mengira mereka menanyakan pelayanan Poliklinik (Poli), bukan Unit Gawat Darurat (UGD).

"Petugas apotek mengira yang ditanya terkait Poli, jadi dibilang jam 13.30 atau jam 14.00 pelayanan lagi. Dia pikir Poli, bukan UGD, karena keluarga pasien tidak bilang ada pasien gawat," jelasnya.

Akibat informasi tersebut, keluarga sempat membawa pasien keluar diduga hendak ke Rumah Sakit Pratama (RSP) namun kembali lagi ke Puskesmas saat kondisi pasien memburuk. Miskia mengakui adanya celah pelayanan saat jam istirahat yang seharusnya tidak boleh terjadi di layanan gawat darurat.

"Ke depannya tetap kami evaluasi, kami tekankan SOP supaya tidak ada kejadian seperti ini lagi. Kalau bisa tetap ada petugas, mau itu perawat atau bidan, dimaksimalkan yang ada. Termasuk dokternya," tegas Miskia.

Selain masalah SOP saat jam istirahat, Miskia secara terbuka mengakui kekurangan tenaga kesehatan, khususnya perawat di wilayah pedalaman (hulu) seperti Lumbis, menjadi akar masalah yang sulit dihindari.

"Kami juga akui itu karena keterbatasan SDM kami yang memang masih kurang. Kita sudah sering membuka lowongan apalagi perawat, tapi jarang ada yang masuk, apalagi daerah kita yang di hulu begini kurang peminat," ungkapnya.

Miskia menegaskan akan melakukan evaluasi menyeluruh terkait kedisiplinan pegawai dan pengaturan jadwal jaga agar UGD tetap siaga meski di jam istirahat atau ibadah.

"Ini evaluasi kami ke depan. Sebenarnya mereka mengerti SOP-nya, cuma tadi itu karena SDM sangat kurang dan butuh istirahat makan. Kami akan evaluasi terkait kedisiplinan dan penambahan personel jika memungkinkan," pungkasnya.



Simak Video "Video: Pangdam Mulawarman Bicara Penyebab Anggota TNI Serang Mapolres Tarakan"

(sun/aau)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork