Viral di beberapa media sosial, video keluarga pasien marah di ruang IGD sebuah puskesmas. Narasi dalam video beredar, seorang warga Desa Tulin Onsoi dilaporkan meninggal dunia setelah diduga mengalami keterlambatan penanganan medis.
Video tersebut diunggah beberapa akun media lokal, salah satunya pada akun instagram @kaltara_raya dan telah ditonton 14.600 orang. Dalam narasi video disebut pasien yang meninggal tersebut bernama Natal (44).
Natal dilaporkan meninggal dunia setelah diduga tidak mendapatkan penanganan medis segera di Instalasi Gawat Darurat (IGD) Puskesmas Lumbis. Dalam video berdurasi 2 menit 44 detik itu, terlihat ketegangan dan tangis para pengantar pasien.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Seorang warga Desa Tulin Onsoi, Natal, dilaporkan meninggal dunia di Puskesmas Lumbis Mansalong, Nunukan pada Jum'at (19/12/2025), setelah diduga mengalami keterlambatan penanganan medis," tulis narasi dalam caption video tersebut, dilihat detikKalimantan pada Jumat (19/12/2025).
"Korban yang memiliki riwayat penyakit jantung ini tiba-tiba muntah dan pucat kekuningan saat berada di Asrama Ubol Alung. Setelah dilarikan ke puskesmas, informasi menyebutkan bahwa pelayanan medis baru akan dibuka kembali pukul 14.00 Wita," lanjut narasi tersebut.
Dikonfirmasi oleh detikKalimantan, saksi mata sekaligus sopir korban, Jhon Tobon menjelaskan peristiwa dalam video terjadi pada Jumat (19/12) siang. Mulanya, Natal dijemput di Asrama Desa Ubol Alung.
Saat itu, Natal mengeluh sakit, muntah-muntah, dan wajahnya terlihat pucat kekuningan. Menurut Jhon, Natal diketahui memiliki riwayat penyakit jantung.
"Pasien kami larikan ke Puskesmas Lumbis di Mansalong dan tiba sekitar pukul 12.15 Wita," cerita Jhon.
"Pasien datang jam 12, IGD kosong tidak ada pelayanan. Alasan penjaga sedang istirahat dan sembahyang," imbuhnya.
Pihak puskesmas, kata Jhon, menginformasikan bahwa pelayanan medis baru akan dibuka kembali pada pukul 14.00 Wita.
"Padahal, kondisi pasien membutuhkan penanganan darurat di IGD yang semestinya beroperasi 24 jam tanpa jeda istirahat pelayanan, mereka ini punya hati kah," ucap Jhon.
Lantaran tidak ada tenaga medis yang menangani selama kurang lebih 1 jam 30 menit, kondisi Natal semakin memburuk. Merasa tidak dilayani, pada pukul 13.30 Wita pihak keluarga memutuskan membawa pulang Natal untuk dialihkan ke Puskesmas SP Tulin Onsoi.
"Saat perjalanan menuju puskesmas rujukan, tepatnya di sekitar Jembatan Mansalong, pasien kembali muntah-muntah hebat dan kondisinya kritis," tutur Jhon.
"Di jembatan Mansalong dia (Natal) sudah muntah-muntah, jadi kami putar balik kembali ke Puskesmas Mansalong," lanjutnya.
Rombongan kembali tiba di Puskesmas Lumbis sekitar pukul 14.00 Wita. Sayangnya, nyawa Natal tidak tertolong. Menurut Jhon, saat mereka kembali pun, tenaga medis belum sepenuhnya siap di IGD untuk melakukan tindakan pacu jantung.
"Tidak sampai, sudah hilang nyawanya. Itupun waktu datang minta dipacu jantung, belum lagi ada tenaga medis di IGD," cerita Jhon.
Kejadian ini memicu protes dari warga setempat, pun para warganet yang menanggapi video viral tersebut. Masyarakat kemudian mempertanyakan standar operasional prosedur (SOP) Puskesmas, khususnya terkait layanan gawat darurat yang seharusnya siaga 24 jam.
Tim detikKalimantan telah berupaya menghubungi pihak Puskesmas Lumbis maupun Dinas Kesehatan Kabupaten Nunukan atas dugaan kelalaian pelayanan tersebut. Namun hingga berita ini diterbitkan, belum ada tanggapan dari pihak-pihak terkait.
(aau/aau)
