Pulau Borneo mencakup tiga negara, yaitu Indonesia (Kalimantan), Malaysia (Sarawak dan Sabah), dan Brunei Darussalam. Tahukah detikers bagaimana Sarawak dan Sabah menjadi bagian dari Malaysia, padahal wilayahnya justru menyatu dengan Indonesia?
Proses pembentukan negara Malaysia ini melalui jalan panjang dan kompleks sejak ratusan tahun lalu. Berikut adalah rangkuman sejarah bagaimana Sabah dan Sarawak bergabung dengan Malaysia, hingga Sukarno menyerukan Ganyang Malaysia.
Bermula dari Anglo-Dutch Treaty 1824
Jauh sebelum berdirinya Indonesia dan Malaysia, terdapat pembagian wilayah dunia oleh negara-negara Eropa. Setelah Perang Napoleon, Inggris dan Belanda bersaing memantapkan pengaruhnya di Asia Tenggara, yang menjadi pusat perdagangan komoditas berharga.
Dikutip dari situs Historical Treaties of Southeast Asia, ketegangan tersebut melahirkan Anglo-Dutch Treaty 1824. Perjanjian ini lebih ditujukan untuk menata hubungan kedua negara kolonial daripada memperhatikan kepentingan lokal.
Negosiasi sempat terhambat oleh keberadaan pos dagang Inggris di Singapura, yang dianggap mengganggu ambisi Belanda di Selat Malaka. Akhirnya, perjanjian tersebut membagi Asia Tenggara melalui garis di Selat Malaka, menandai awal pembelahan politik di Borneo.
Isi perjanjian mencakup pembagian wilayah, pertukaran Bengkulu dengan Malaka, klausul non-intervensi, janji Belanda untuk tidak mencampuri Aceh, serta penghapusan monopoli perdagangan. Dampaknya sangat besar, yakni Borneo terpecah menjadi wilayah Belanda di selatan dan Inggris di utara, memutus jaringan budaya Melayu yang sebelumnya terhubung erat.
Pembelahan kolonial ini kemudian melahirkan tiga entitas politik berbeda di Borneo pada abad ke-20, yaitu Kalimantan di bawah Hindia-Belanda, Sabah dan Sarawak di bawah Inggris, serta Brunei yang mempertahankan kesultanannya.
Malaysia Merdeka Pada 1957
Sebelum nama 'Malaysia' lahir, wilayah semenanjung dikenal sebagai Persekutuan Tanah Melayu (Federation of Malaya). Perjuangan menuntut kemerdekaan dari Inggris memuncak pada tahun 1950-an.
Puncaknya pada 31 Agustus 1957, sebuah peristiwa bersejarah terjadi di Stadion Merdeka, Kuala Lumpur. Di hadapan ribuan rakyat, Tunku Abdul Rahman Putra, yang kemudian menjadi Perdana Menteri pertama, memproklamasikan kemerdekaan Persekutuan Tanah Melayu.
Momen ini menandai berakhirnya penjajahan Inggris di semenanjung dan lahirnya sebuah negara berdaulat yang menjadi inti dari pembentukan Malaysia di kemudian hari. Namun, saat itu wilayah Sabah, Sarawak, dan Singapura masih berstatus sebagai koloni Inggris.
(bai/aau)