Akses jalan utama di kawasan Binalatung, RT 11 Kelurahan Pantai Amal, Kecamatan Tarakan Timur, Kalimantan Utara, terputus pada Kamis (20/11) malam. Putusnya jalan penghubung jembatan ini mengakibatkan aktivitas warga dan jalur perekonomian rumput laut lumpuh sementara.
Kejadian ini viral di media sosial setelah akun @tarakanku mengunggah kondisi jembatan yang menyisakan lubang menganga antara aspal dan badan jembatan. Sebuah plat besi tampak dipasang seadanya sebagai penghubung jembatan darurat.
Banyak warga yang hendak beraktivitas dan siswa yang hendak bersekolah harus melalui jalan tersebut. Mereka pun mengeluh, sebab akses Binalatung merupakan jalan lingkar di Tarakan, yang diketahui berstatus Jalan provinsi.
Ketua RT 11 Kelurahan Pantai Amal, Rajamudin, mengungkap insiden bermula sekitar pukul 23.30 Wita, Kamis (20/11). Saat itu, sebuah mobil Toyota Avanza nyaris terjun bebas ke sungai karena tanah di ujung jembatan tiba-tiba amblas.
"Kejadiannya persis jam setengah 12 malam. Ada warga lapor mobilnya hampir jatuh. Kami langsung cek, ternyata betul. Ban depan mobil sudah menggantung, untungnya berhasil dievakuasi warga," ujar Rajamudin saat ditemui detikKalimantan, Jumat (21/11/2025).
Menurut Rajamudin, penyebab utama amblasnya jalan bukan sekedar faktor alam, melainkan ada pipa induk PDAM yang pecah di lokasi proyek perbaikan jembatan tersebut. Semburan air membuat jalan terkikis hingga akhirnya amblas.
"Penyebabnya itu semprotan dari bocornya pipa induk PDAM. Airnya menyemprot keras ke badan jalan (tanah timbunan), akhirnya terkikis habis sampai tembus ke seberang. Kalau tidak segera kami ganjal pakai kayu semalam, mungkin mobil itu sudah jatuh," katanya.
Pantauan detikKalimantan di lokasi terlihat satu unit excavator tampak sibuk menimbun tanah dan memasang pelat besi pada badan jalan yang terputus. Proses ini membuat antrean kendaraan mengular.
Warga yang melintas tampak ekstra hati-hati. Sejumlah kendaraan roda dua dan empat dengan ground clearance rendah kerap kandas di tengah jembatan darurat yang tidak rata, memaksa penumpang turun agar kendaraan bisa melintas.
Warga setempat dibuat kerepotan. Rajamudin menduga kontraktor perbaikan jalan melakukan penggalian di sisi kiri dan kanan jalan secara bersamaan.
Hal ini membuat badan jalan menyempit dan rawan longsor, yang kemudian dinilai membahayakan apalagi saat musim hujan dan air pasang.
"Komplain warga itu harusnya diselesaikan dulu sebelah-sebelah, jangan langsung dikikis kiri-kanan. Jalan jadi sempit, dan tanah timbunan pasti longsor kena air pasang," ucap Rajamudin.
Meski begitu, Rajamudin tak tahu menahu soal perbaikan jalan tersebut, sebab tidak ditemukan papan informasi proyek plang di lokasi.
"Ini proyek pengerjaan dari mana kami tidak tahu karena tidak ada plangnya. Yang saya tau hanya pemilik excavator yakni Moyang. Ya sejauh ini kami hanya pantau saja," tambahnya.
Rajamudin hanya berharap perbaikan jalan dan area jembatan dengan cepat dan lebih memadai, mengingat Jalan Binalatung merupakan jalur vital bagi perekonomian warga pesisir, khususnya untuk pengangkutan hasil panen rumput laut saat loading atau closing. Akibat kejadian ini, truk pengangkut rumput laut tidak bisa melintas.
"Ini jalur perekonomian. Kalau mau closing rumput laut, otomatis truk tidak bisa lewat. Kalau kondisi begini terus, warga pasti komplain keras ke pemerintah karena ekonomi terganggu," kata Rajamudin.
Soal Proyek Perbaikan Jalan
Diketahui saat jalan penghubung jembatan di kawasan Binalatung, Tarakan Timur itu ambles, proyek perbaikan jalan untuk sayap jembatan juga tengah berlangsung. Mandor lapangan, Titus, mengaku telah memimpin proyek pembuatan sayap jembatan yang sudah berjalan sejak awal September. Proyek jalan tersebut diakuinya memang dari pemerintah setempat.
"Proyek sudah mulai dari dua bulan lalu, September awal. Saya tidak tahu anggarannya, nggak pernah urus begitu. Pokoknya pasti dari pemerintah, cuma nilai anggarannya saya nggak tahu. Proyek ini dari si Moyang," ucap Titus saat ditemui di lokasi, Jumat (21/11).
Menanggapi tudingan warga bahwa pengerjaan proyek menjadi penyebab jalan putus, Titus membantah. Menurutnya, insiden itu murni akibat pipa PDAM yang pecah, bukan karena aktivitas alat beratnya.
"Itu pipa bocor sendiri, tidak ada kami ganggu-ganggu. Mungkin waktunya sudah tua atau di-pump. Dia menyemprot sampai tanah tembus. Tidak ada hubungan dengan pekerjaan kami," kata Titus.
Ia pun menerangkan soal progres pengerjaan proyek, saat ini meliputi pemancangan dan melakukan pengecoran pada pondasi yang letaknya berada di dasar sungai. Ia meluruskan, jika proyek yang dilakukan berseberangan dengan tanah yang longsor.
"Baru pemancangan sama cor sama tapal yang di dasar sungai. Dari September kami kerjakan di sisi kiri kanan sungai, jadi tidak ada hubungannya dengan proyek yang dikerjakan, karena kebocoran tersebut dari tanah," ujar Titus.
Simak Video "Video: Pangdam Mulawarman Bicara Penyebab Anggota TNI Serang Mapolres Tarakan"
(aau/aau)