Dalam Kongres Pemuda II yang menghasilkan Sumpah Pemuda, sejumlah organisasi kepemudaan turut berperan. Namun hampir tak pernah terdengar keterlibatan Jong Borneo. Benarkah Jong Borneo tidak terlibat?
Diungkapkan Sejarawan Kalimantan Selatan, Mansyur, Jong Borneo turut berperan dalam Kongres Pemuda II yang menjadi titik lahirnya Sumpah Pemuda. Adapun pemuda Kalimantan yang menghadiri Kongres itu ialah Masri dan George Obos (juga dikenal dengan George Obus).
"Bukti keberadaan Jong Borneo tertulis dalam Koran Soerabaijasch handelsblad 02 Januari 1929, halaman 10," ujar akademisi Universitas Lambung Mangkurat (ULM) tersebut kepada detikKalimantan, Selasa (28/10/2025).
Adapun isinya berbunyi bahwa "Fusi di bawah kelompok pemuda. Dengan kongres dari Jong Java, yang berlangsung di Djokdja, dibentuk komite, yang bertanggung jawab atas penggabungan klub-klub pemuda (Persatuan Perhimpunan Pemoeda Indonesia). Jong Java, juga Jong Sumatranen Bond dan Pemoeda Indonesia mempelopori penggabungan klub-klub pemuda Indonesia. Asosiasi Jong Ambon, Jong Minahasa dan Jong Borneo akan dimintai pendapatnya kemudian."
Namun, Mansyur tak dapat memastikan kehadiran kedua pemuda asal Kalimantan itu dalam Kongres Pemuda II apakah sebagai pribadi, atau mewakili organisasi yang ada di Kalimantan. Sebab Obos adalah kaum pelajar yang aktif berorganisasi di Surabaya.
"Menurut Achmad Darmawie dalam Kongres Pemuda II 28 Oktober 1928, pemuda Borneo dari Kalimantan Selatan diwakili oleh Misri," ungkap Mansyur.
Sedangkan, untuk kehadiran George Obos dipastikan oleh Anggraini Antemas. George Obos merupakan Putra Kalimantan Tengah, kehadirannya dikonfirmasi melalui tulisan Anggraini dengan judul "Mutiara Nusantara Seri Kalimantan Selatan".
Namun demikian, peristiwa Sumpah Pemuda bukanlah satu momen yang selesai begitu saja. Justru setelah kongres, perwakilan Kalimantan membawa pergerakan kepemudaan yang baru.
"Sejalan dengan perkembangan pergerakan kebangsaan yang terjadi setelah berlangsungnya Kongres Pemuda II yang menghasilkan Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928, maka beberapa organisasi kepemudaan lokal yang berwatak kedaerahan di Kalimantan Selatan mulai mengembangkan diri ke arah kebangsaan," tutur Mansyur.
(bai/bai)