Sederet Fakta dalam Momen Sumpah Pemuda yang Jarang Diketahui

Sederet Fakta dalam Momen Sumpah Pemuda yang Jarang Diketahui

Anindyadevi Aurellia - detikKalimantan
Senin, 27 Okt 2025 08:00 WIB
Ilustrasi Sumpah Pemuda.
Ilustrasi sumpah pemuda. Foto: Getty Images/Agus Supriyatna
Balikpapan -

Setiap tahun kita merayakan peringatan Hari Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober. Sumpah Pemuda merupakan salah satu jejak pergerakan kemerdekaan Indonesia.

Peringatan ini berawal dari ikrar yang diucapkan dalam Kongres Pemuda Kedua pada 27-28 Oktober 1928. Namun di balik itu, ada beberapa hal yang mungkin tak banyak diketahui orang dalam momen sumpah pemuda.

Sederet Fakta Sumpah Pemuda

Sumpah pemuda menyimpan banyak cerita yang mencerminkan semangat dan dedikasi pemuda pada saat itu. Sri Sudarmiyatun dalam buku Makna Sumpah Pemuda menjelaskan bahwa pada ikrar Sumpah Pemuda, terdapat tiga poin utama yang dideklarasikan oleh perkumpulan pemuda Indonesia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sumpah Pemuda lahir sebagai Putusan Kongres Pemuda ke-2 pada 28 Oktober 1928. Dalam buku tersebut juga dikatakan bahwa Sumpah Pemuda tidak mempunyai naskah otentik, yang ada adalah naskah otentik Poetoesan Congres Pemoeda-Pemoeda Indonesia.

Putusan kongres itulah yang mengalami rekonstruksi simbolik menjadi Sumpah Pemuda. Pada Kongres tersebut juga menjadi momen pertama kali Lagu Indonesia Raya didengarkan, setelah WR Supratman memberanikan diri menggesekkan biolanya untuk mengiringi sekumpulan paduan suara yang bersemangat. Berikut selengkapnya:

1. Saat Kongres belum Dinamai "Sumpah Pemuda"

Saat kongres sumpah pemuda berlangsung, rumusan tersebut belum disebut dengan Sumpah Pemuda. Rumusan ikrar yang telah dibacakan oleh pemuda dan pemudi kongres tersebut tidak memiliki nama atau judul tertentu.

Penyebutan "Sumpah Pemuda" baru muncul setelah kongres berjalan selama beberapa hari. Meski begitu, peringatan sumpah pemuda tetap didasarkan pada tanggal pembacaan ikrar.

2. Naskah Sumpah Pemuda Ditulis oleh M Yamin

Dalam buku Sejarah Hukum Indonesia karya Sutan Remy Sjahdeini, dijelaskan bahwa kongres tersebut diprakarsai oleh Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI), sebuah organisasi pemuda yang beranggotakan pelajar dari seluruh Indonesia. Kemudian terbentuklah susunan panitia Kongres Pemuda II:

Ketua: Sugondo Djojopuspito (PPPI)
Wakil Ketua: R.M. Joko Marsaid (Jong Java)
Sekretaris: Mohammad Yamin (Jong Sumatranen Bond)
Bendahara: Amir Sjarifudin (Jong Bataks Bond)
Pembantu I: Johan Mohammad Cai (Jong Islamieten Bond)
Pembantu II: R. Katjasoengkana (Pemuda Indonesia)
Pembantu III: R.C.I. Sendoek (Jong Celebes)
Pembantu IV: Johannes Leimena (Jong Ambon)
Pembantu V: Mohammad Rochjani Su'ud (Pemuda Betawi)

Mohammad Yamin adalah sekretaris dari kongres pemuda yang juga mengikuti kongres marathon pada 27-28 Oktober 1928. Dia bertugas meramu dan merapikan struktur dan rumusan dari hasil diskusi.

Tak membutuhkan waktu lama, dia merumuskan ikrar pemuda di secarik kertas. Kemudian kertas tersebut diserahkan kepada Soegondo Djojopoespito saat Mr Sunario berpidato di sesi akhir kongres.

Menurut buku Bisa Sejarah Indonesia untuk SMA, ikrar tersebut kemudian dibacakan oleh Soegondo dan kemudian dijelaskan panjang lebar oleh M. Yamin.

3. Diikrarkan di Rumah Milik Warga Tionghoa

Berdasarkan buku Politik Kebangsaan karya Joko Siswanto, Sumpah Pemuda diikrarkan di Gedung Indonesische Clubgebouw, Weltevreden, bangunan milik seorang warga Tionghoa bernama Sie Kok Liong. Dalam kongres kedua tersebut, beberapa perwakilan pemuda keturunan Tionghoa juga hadir dan turut mengucapkan serta mengikrarkan Sumpah Pemuda.

Gedung yang menjadi tempat dibacakannya 'Sumpah Pemuda' merupakan rumah pondokan atau asrama pelajar/mahasiswa milik Sie Kok Liong. Gedung tersebut terletak di Jalan Kramat Raya 106, Jakarta Pusat, yang kini diabadikan sebagai 'Museum Sumpah Pemuda'.

4. Lagu Indonesia Raya Pertama Kali Dinyanyikan

Momentum Sumpah Pemuda bertepatan dengan pertama kalinya lagu Indonesia Raya karya W.R. Soepratman diperdengarkan. Pada masa itu, pemerintah kolonial Belanda melarang lagu tersebut, namun larangan itu justru membangkitkan semangat para pemuda untuk terus menyanyikannya dengan penuh kebanggaan dan cinta tanah air.

W.R. Soepratman memainkan lagu ciptaannya di hadapan peserta kongres menggunakan biola. Setelah lagu Indonesia Raya diperkenalkan dan didiskusikan lebih lanjut, liriknya kemudian mengalami sedikit perubahan kata 'merdeka' diganti menjadi 'mulia'.

5. Peran Wanita dalam Lahirnya Sumpah Pemuda

Masih banyak yang beranggapan bahwa peserta Kongres Pemuda hanya terdiri dari kaum laki-laki. Padahal, dalam kenyataannya, ada juga sejumlah wanita yang turut berpartisipasi dalam peristiwa bersejarah tersebut.

Meskipun demikian, jumlah perempuan yang hadir terbilang sedikit. Dari total 82 peserta resmi kongres, hanya tercatat 6 orang wanita yang ikut serta dalam penyelenggaraan Sumpah Pemuda.

6. Dihadiri Peserta dari Berbagai Daerah di Nusantara

Kongres Pemuda dihadiri oleh para perwakilan organisasi yang berasal dari berbagai daerah, mulai dari wilayah barat hingga timur Indonesia. Misalnya, Mohammad Yamin mewakili daerah Minangkabau, Sumatera Barat, sedangkan dari bagian timur hadir Johannes Leimena yang berasal dari Ambon, Maluku.

7. Bahasa Indonesia Ditetapkan sebagai Bahasa Persatuan

Setelah Kongres Pemuda berlangsung, bahasa Indonesia resmi ditetapkan sebagai bahasa persatuan dan mulai digunakan dalam berbagai rapat serta pertemuan bangsa Indonesia. Menurut buku Sumpah Pemuda: Latar Sejarah dan Pengaruhnya bagi Pergerakan Nasional yang diterbitkan oleh Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Museum Sumpah Pemuda, sebelum keputusan tersebut, bahasa yang digunakan dalam rapat-rapat umumnya adalah bahasa Belanda.

Tentang Kongres dan Isi Teks Sumpah Pemuda

Kongres ini bertujuan untuk memperkuat rasa persatuan dan kebangsaan Indonesia yang telah tumbuh di dalam benak pemuda-pemudi. Dalam situs resmi Museum Sumpah Pemuda, diceritakan Kongres Pemuda II dilaksanakan di tiga gedung yang berbeda dan dibagi dalam tiga kali rapat.

Rapat pertama dilaksanakan di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB) pada Sabtu, 27 Oktober 1928. Dalam rapat tersebut, Mohammad Yamin menguraikan tentang arti dan hubungan persatuan dengan pemuda. Menurut Mohammad Yamin ada lima faktor yang bisa memperkuat persatuan Indonesia, yaitu sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan, dan kemauan.

Rapat kedua terjadi pada Minggu, 28 Oktober 1928 di Gedung Oost-Java Bioscoop, yang saat ini berada di Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat. Rapat kedua tersebut membahas masalah pendidikan. Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro berpendapat bahwa anak harus mendapat pendidikan kebangsaan, serta keseimbangan antara pendidikan di sekolah dan di rumah.

Sesi berikutnya, Soenario menjelaskan pentingnya nasionalisme dan demokrasi selain gerakan kepanduan. Kemudian, Ramelan mengatakan bahwa gerakan kepanduan tidak bisa dipisahkan dari pergerakan nasional. Gerakan kepanduan sejak dini mendidik anak-anak disiplin dan mandiri, hal-hal yang dibutuhkan dalam perjuangan.

"Di mana anak-anak harus mendapat pengetahuan kebangsaan. Harus ada keseimbangan antara pendidikan di sekolah dan di rumah. Anak-anak diwajibkan dididik secara demokratis," tulis Sutan Remy Sjahdeini.

Rapat ketiga terjadi pada Minggu, 28 Oktober 1928 di gedung Indonesische Clubhuis Kramat. Pada rapat ketiga dijelaskan pentingnya nasionalisme dan demokrasi selain gerakan kepanduan, sebab kepanduan tidak bisa dipisahkan dari pergerakan nasional.

"Dalam kongres terakhir ini sekaligus diumumkan rumusan hasil kongres. Oleh para pemuda yang hadir, rumusan tersebut diucapkan sebagai sumpah setia, yaitu yang disebut 'Sumpah Pemuda'," tulis buku tersebut.

Sumpah Pemuda menjadi ikrar kebangsaan pemuda-pemuda Indonesia dari berbagai latar belakang daerah, suku, dan agama, menyatukan keyakinan mereka bahwa tumpah darah, bangsa, dan bahasa persatuan, Indonesia. Keyakinan itu lalu disebarluaskan untuk dijadikan asas bagi semua perkumpulan kebangsaan Indonesia. Berikut isi Sumpah Pemuda:

Pertama: Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia.

Kedua: Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.

Ketiga: Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

Nah detikers, itulah tadi fakta menarik, sejarah, dan isi Sumpah Pemuda yang akan kita rayakan Selasa, 28 Oktober 2025 nanti. Semoga informasi ini bermanfaat ya!

Halaman 2 dari 3


Simak Video "Video: 'Selamat Hari Sumpah Pemuda' Menggema di X"
[Gambas:Video 20detik]
(aau/aau)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads