George Obos, Tokoh Sumpah Pemuda dari Kalimantan

George Obos, Tokoh Sumpah Pemuda dari Kalimantan

Bayu Ardi Isnanto - detikKalimantan
Sabtu, 25 Okt 2025 13:01 WIB
George Obos.
George Obos/Foto: Istimewa
Palangka Raya -

George Obos dikenal di Kalimantan Tengah sebagai nama jalan di Palangka Raya. Bukan sekadar nama jalan, kiprahnya dalam pergerakan nasional cukup besar.

Pria asli Dayak ini juga turut hadir dalam Kongres Pemuda II yang menghasilkan Sumpah Pemuda. Tak cuma itu, dia juga berperan dalam membangun Kalimantan Tengah.

Simak artikel ini untuk mengenal George Obos, mulai dari masa kecil hingga kiprah perjuangannya yang dilansir dari buku Gagasan Persatuan Etnis Dayak Masa Pergerakan Nasional dan Pembentukan Provinsi Kalimantan Tengah (1905-1960) dari Kemdikbud.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Masa Kecil Obos

George Obos yang juga sering disebut George Obus lahir pada Rabu, 24 Desember 1902, di Kasongan, sebuah kampung yang dalam bahasa Dayak kuno disebut Tewang Sanggalang Garing.

Ia adalah putra dari Heine Umar. Berdasarkan situs Pemkot Palangka Raya, nama asli Obos adalah George Obus Umar. Namun nama Umar sengaja dihilangkan untuk melindungi keluarganya dari penjajah.

Dia tumbuh dalam lingkungan Dayak yang terpencil, jauh dari pusat pemerintahan kolonial. Rumah-rumah masyarakat Dayak saat itu tersebar di gunung, lembah, hutan, dan tepi sungai.

Lingkungan alam yang keras dan minim fasilitas justru membentuk karakter Obos sebagai pribadi yang tangguh dan berpikiran maju. Ia memperhatikan ketimpangan sosial yang menjadi pemicu semangat perjuangannya.

Belajar di Surabaya

George Obos memulai pendidikan formalnya di Sekolah Zending di Banjarmasin, sebuah sekolah yang didirikan oleh lembaga misi Kristen dengan dukungan pemerintah Belanda. Obos melanjutkan pendidikan ke Zeevaartschool (Sekolah Pelayaran) di Surabaya dan lulus pada tahun 1926.

Di Surabaya, dia menyaksikan dinamika sosial dan politik yang jauh lebih kompleks dibandingkan kampung halamannya. Ia juga sempat menempuh pendidikan di Koto Nippongo Gakko, sekolah bahasa Jepang, pada masa pendudukan Jepang.

George Obos pun mulai aktif dalam organisasi kepemudaan. Ia bersama rekan-rekannya mendirikan Persatuan Pemuda Kalimantan (Borneo), sebuah organisasi kedaerahan yang kemudian bergabung dalam wadah nasional Perhimpoenan Peladjar-Peladjar Indonesia (PPPI).

Dalam organisasi tersebut, dia terpilih sebagai komisaris untuk Kalimantan Selatan, yang saat itu masih mencakup wilayah Kalimantan Tengah.

Kiprah dalam Pergerakan Nasional

Puncak keterlibatan George Obos dalam pergerakan nasional terjadi saat ia menjadi peserta Kongres Pemuda II pada 27-28 Oktober 1928 di Jakarta. Bersama Masri dari suku Banjar, ia mewakili Kalimantan dalam kongres bersejarah yang melahirkan ikrar Sumpah Pemuda.

Beberapa sumber mempertanyakan keberadaan organisasi kepemudaan Kalimantan dalam Kongres Pemuda II. Hal ini mungkin dikarenakan Obos aktif berorganisasi di Surabaya.

Tak berhenti di situ, Obos juga aktif dalam dunia politik. Ia menjadi anggota Partai Persatuan Bangsa Indonesia (PBI) yang didirikan oleh Dr Soetomo di Surabaya. Dalam partai ini, ia duduk sebagai salah satu anggota pengurus bersama tokoh-tokoh besar seperti Soebroto, Soedirman, dan Thamrin.

PBI kemudian bergabung dengan Budi Utomo dan membentuk Partai Indonesia Raya (Parindra), di mana George Obos juga aktif.

Perjuangan Pascakemerdekaan

Setelah proklamasi kemerdekaan, George Obos memimpin Badan Pembantoe Oesaha Goebernoer (BPOG) di Surabaya, yang berperan dalam perjuangan bersenjata melawan Jepang dan Belanda.

Ia juga terlibat dalam pembentukan ALRI Divisi IV Kalimantan dan menjabat sebagai Letnan Kolonel bagian Intelijen. Selain itu, ia menjadi anggota Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) bersama Tjilik Riwut.

George Obos mendapat mandat dari KNIP untuk mengajak dewan-dewan daerah di Kalimantan bergabung dengan Negara Republik Indonesia Yogyakarta, menolak konsep federalisme yang diusung Belanda melalui Republik Indonesia Serikat (RIS).

Peran dalam Pembentukan Provinsi Kalteng

George Obos berperan penting dalam perjuangan pembentukan Provinsi Kalimantan Tengah. Ia pernah menjabat sebagai Bupati Kapuas dan kemudian sebagai Residen Kalimantan Tengah.

Bersama Mahir Mahar dan Tjilik Riwut, ia memimpin Kongres Rakyat Kalimantan Tengah pada Desember 1956 yang menghasilkan ikrar pembentukan provinsi baru.

Ia juga menjadi Ketua Dewan Nasional Kongres Rakyat Kalimantan Tengah dan anggota panitia pencari lokasi ibu kota provinsi. Hasil kerja panitia ini melahirkan Palangka Raya sebagai ibu kota, yang diresmikan oleh Presiden Soekarno pada 17 Juli 1957.

Akhir Hayat George Obos

George Obos wafat pada 19 April 1982 di Banjarmasin dan dimakamkan di Kompleks Pekuburan Kristen Pahandut, Palangka Raya. Dia menerima berbagai tanda jasa atas perjuangannya, termasuk Satyalencana Perang Kemerdekaan dan Surat Keputusan sebagai Perintis Kemerdekaan.

Namanya dikenang sebagai tokoh nasional dan pejuang kemerdekaan dari etnis Dayak. Jalan utama di Palangka Raya, Jalan G Obos, menjadi simbol penghormatan atas jasa-jasanya.

Halaman 2 dari 2
(bai/sun)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads