Round-up

Nitrat Disebut Jadi Biang Kerok 85 Siswa Banjar Alami Mual Muntah

Tim detikKalimantan - detikKalimantan
Jumat, 10 Okt 2025 09:12 WIB
Kondisi RS usai puluhan siswa di Banjar keracunan. Foto: Khairun Nisa/detikKalimantan
Balikpapan -

Pada Kamis (9/10/2025) siang, puluhan siswa dari beberapa sekolah di Banjar dilarikan ke RSUD Ratu Zalecha. Mereka mengalami gejala keracunan secara serempak, yakni rata-rata mual, muntah, sakit perut dengan rasa seperti ditusuk-tusuk, lemas, dan pusing.

Lambat laun jumlah siswa yang dilarikan ke RS pun makin bertambah, bahkan kepala sekolah dari IT Assalam juga dirawat karena mengalami gejala serupa. Sampai malam hari, terhitung ada total 85 siswa yang alami gejala keracunan.

RS Ratu Zalecha terus menangani para korban keracunan MBG. Disebut ada beberapa sekolah yang dilaporkan mengalami keracunan, di antaranya MAN Assalam, MTS Assalam, SD Muhammadiyah, dan SD 1 Pasayangan.

Seorang wali siswa, Diroh mengatakan anaknya mengalami mual hingga lemas. Dia menyebut anaknya muntah-muntah usai menyantap MBG. Menurutnya, kejadian yang menimpa anaknya ini bukan kali pertama. Namun diakuinya kejadian hari ini adalah yang paling parah dari sebelumnya.

"Sebelumnya ada juga sakit perut setelah menyantap menu di sekolah, tetapi ini yang paling parah," ungkapnya.

Diungkapkan Kapolres Banjar AKBP Fadli bahwa jumlah korban meningkat signifikan saat malam hari. Pemerintah daerah sendiri disebutnya sudah mengambil tindakan dengan menambah tempat tidur dan tenaga kesehatan.

"Awalnya hanya 20 orang hingga 40 orang, sekarang meningkat 75 orang. Pemda sudah menambahkan tempat tidur dan tenaga medis dari Puskesmas atas perintah Bupati," ujar Fadli di RSUD Raza, Kamis (9/10/2025) malam.

Ia bersyukur seluruh korban masih dalam kondisi sadar dan bisa diajak berkomunikasi. Sehingga pihaknya bisa terus melakukan pendalaman mengenai kondisi seluruh korban. Pada malam hari, 29 siswa di antaranya sudah diperbolehkan pulang untuk rawat jalan.

"29 orang diantara seluruh korban sudah pulang," katanya.

Nasi kuning pada menu MBG di Banjar, diduga penyebab keracunan. Foto: Khairun Nisa/detikKalimantan

Makanan yang terakhir mereka santap sama, yakni menu makan bergizi gratis (MBG) yakni nasi kuning, ayam suwir, tempe orek, sayur dan sepotong melon. Makanan tersebut kemudian dicek di laboratorium.

Hingga akhirnya terungkap biang kerok senyawa yang menyebabkan keracunan puluhan siswa tersebut. Dinas Kesehatan Banjar mengungkap adanya Nitrat dalam kandungan nasi kuning pada menu MBG.

"Dari hasil laboratorium, positif terdapat (kandungan) nitrat," ungkap Plt Kepala Dinas Kesehatan Banjar Noripansyah, Jumat (10/10/2025).

Selain nasi, terbaca pula positif Nitrat pada sayur. Menu mengandung nitrat diketahui bisa berakibat sakit perut hingga mual-mual pada siswa.

Sedangkan pada ayam suwir belum dipastikan apakah juga mengandung Nitrat atau tidak. Pihaknya memastikan bahwa dua menu yang disantap siswa mengandung Nitrat yang kemudian bereaksi mual seperti yang dialami 85 siswa.

"Dari sampel itu cuma nasi kuning dan sayurnya mengandung nitrat, yang bisa menyebakan keracunan," ungkap Noripansyah.

Seluruh biaya perawatan dipastikan telah ditanggung Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banjar. Bupati Banjar, Saidi Mansyur juga berjanji akan mengevaluasi SPPG.

"Dipastikan dievaluasi, kami tidak ingin program pusat ini terganggu hal hal seperti ini, pemda hadir dan tentu melalui satgas berkoordinasi memastikan program ini berjalan lancar ke depan," ujar Saidi, Kamis (9/10/2025) malam.

Saidi menyebutkan pihaknya akan terus melakukan pengawasan dan berkomitmen untuk memastikan program yang bermanfaat tersebut bisa berjalan dengan baik ke depan. Ia tidak ingin hal serupa kembali terjadi.

"Kami pasti melakukan pengawasan, kami menyampaikan ke satgas untuk mengingatkan kembali, kami berharap program sangat bermanfaat ini tidak terkendala apapun," ungkap Bupati.

Dikutip dari detikJateng, senyawa ini sebetulnya sudah dapat sorotan dari Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana. Saat rapat koordinasi bersama seluruh SPPG di GOR Jatidiri, Gajahmungkur, Kota Semarang, ia menyebut perlunya penggunaan alat rapid test agar makanan yang dikonsumsi siswa terjamin higienis.

"Mohon setiap SPPG mulai membeli rapid test untuk menguji makanan. Setelah dimasak langsung di-rapid test, dengan beberapa kandungan terutama nitrat dan beberapa unsur kimia yang penting," kata Dadan di GOR Jatidiri Semarang, Senin (6/10/2025).

Menurut Dadan, hasil evaluasi menunjukkan beberapa kasus gangguan pencernaan diduga dipicu oleh zat kimia seperti nitrat, selain bakteri yang muncul dari proses pengolahan makanan yang kurang higienis.

"Karena dari kejadian dan beberapa kejadian ternyata ada unsur nitrat yang sangat cepat sekali memengaruhi kesehatan kita selain bakteri," ujar dia.



Simak Video "Video: BGN Cek Kondisi Siswa di Bandung Barat yang Keracunan MBG"

(aau/aau)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork