Aksi demonstrasi menolak larangan media sosial (medsos) di Nepal memakan korban jiwa. Sedikitnya ada 19 orang tewas dalam insiden tragis tersebut. Larangan tersebut akhirnya dicabut.
Demonstrasi ini bermula dari pembatasan akses medsos. Beberapa situs media sosial, termasuk Facebook, YouTube, dan X, diblokir di Nepal sejak Jumat (5/9) pekan lalu.
Pemblokiran itu memicu kemarahan publik yang meluas, terutama dari kalangan generasi muda yang selalu menggunakan aplikasi tersebut untuk berkomunikasi sampai untuk kepentingan lain.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu muncul video-video yang membandingkan kesulitan hidup yang dialami warga biasa di Nepal dengan anak-anak politisi yang memamerkan barang-barang mewah serta liburan mahal menjadi viral di TikTok, yang tidak diblokir.
Hal itu juga memicu kemarahan terhadap pemerintah di negara dengan tingkat pengangguran sekitar 10 persen, dan pendapatan domestik bruto (PDB) per kapita menurut Bank Dunia, hanya US$ 1.447 (Rp 23,8 juta).
Massa kemudian menggelar aksi protes pada Senin (8/9) di ibu kota Kathmandu dan kota-kota lainnya. Aksi protes terjadi sampai timbul kericuhan.
Di sisi lain, polisi juga menggunakan peluru karet, gas air mata, meriam air, dan pentungan ketika para demonstran menerobos kawat berduri yang dipasang dan mencoba menyerbu area terlarang di dekat gedung parlemen Nepal.
Bahkan Amnesty International, dalam pernyataannya, menyebut polisi juga menggunakan peluru tajam terhadap para demonstran di Nepal.
Kepolisian Nepal, menurut laporan media lokal, mengumumkan sedikitnya 17 orang tewas di area ibu kota Kathmandu dan 2 orang lainnya tewas di distrik Sunsari, bagian timur negara tersebut.
Aturan Dicabut
Pemerintah Nepal akhirnya mencabut larangan media sosial (medsos) setelah terjadi unjuk rasa yang menewaskan sedikitnya 19 orang di negara tersebut.
Menteri Komunikasi Nepal Prithvi Subba Gurung, seperti dikutip media lokal dan dilansir AFP, Selasa (9/9/2025), mengatakan bahwa pemerintah telah mencabut larangan media sosial setelah rapat kabinet darurat digelar.
Laporan seorang reporter AFP di ibu kota Kathmandu menyebut semua aplikasi media sosial utama kini telah berfungsi kembali.
Baca artikel selengkapnya di sini.
(nvc/bai)