DPR RI belakangan mendapatkan sorotan tajam dari publik. Bukan karena prestasi, melainkan sejumlah tindakan yang dinilai masyarakat sebagai hal yang tidak tepat.
Salah satunya adalah aksi sejumlah anggota DPR yang berjoget di sela sidang tahunan MPR. Berikut ini sederet 'aksi' anggota DPR yang dibanjiri kritikan hingga viral di media sosial.
1. Anggota DPR Joget-joget
Di sela sidang tahunan MPR, 16 Agustus 2025, para wakil rakyat terlihat bergembira dan berjoget diiringi lagu Gemu Fa Mi Re. Tindakan mereka dinilai tidak tepat peka dengan kondisi sosial ekonomi saat ini, seperti banyaknya PHK.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bahkan salah satu anggota DPR, Sigit Purnomo alias Pasha Ungu yang mendapat pujian karena tidak ikut-ikutan joget, ternyata membela rekan-rekannya. Dia menilai para anggota DPR tetap peka dengan kondisi masyarakat. Aksi joget tersebut menurutnya hanya spontanitas.
2. Ketua MK Jangan Hantam DPR
Dalam uji kepatutan dan kelayakan, calon Hakim MK Inosentius Samsul diingatkan oleh anggota Komisi III DPR dari Fraksi PDIP, Safaruddin untuk tidak menghantam DPR RI setelah nanti sah menjadi Hakim MK. Ini dianggap bisa mempengaruhi independensi hakim.
"Bapak sebagai kita pilih dari DPR, biasanya sih pak kalau kita fit and proper di sini pokoknya kami akan memperjuangkan sebagai utusan DPR. Tapi setelah sampai di sana (MK), lupa pak bahwa bapak itu dipilih dari DPR," kata Safaruddin, Rabu (20/8/2025)..
"Maksud saya bapak punya keyakinan kuat, keteguhan, betul-betul bukan membela sembarangan di DPR, tapi kan bapak jangan lupa bahwa bapak dipilih itu dari DPR, jangan kembali menghantam DPR pak," ujarnya.
3. Gerbong Khusus Perokok
Anggota Komisi VI DPR RI, Nasim Khan mengusulkan adanya gerbong khusus perokok saat rapat dengar pendapat (RDP) dengan Dirut PT KAI Bobby Rasyidin, Rabu (20/8). Tempat merokok pada kereta jarak jauh dianggap akan menguntungkan KAI.
"Nah, paling tidak, Pak, ini ada masukan juga, gerbong yang selama ini, dulu ada, tapi setelah itu dihilangkan adalah sisakan satu gerbong untuk kafe ya kan, untuk ngopi, paling tidak di situ untuk smoking area, Pak," kata Nasim sambil tersenyum.
Namun pihak KAI menegaskan tidak akan menyediakan gerbong khusus perokok. Wapres Gibran pun menyebut usulan tersebut tidak sesuai dengan program Presiden Prabowo.
4. Tunjangan Rumah Rp 50 Juta
Yang paling ramai dibahas adalah anggota DPR mendapat tunjangan rumah senilai Rp 50 juta per bulan. Ini berawal dari video viral Wakil Ketua DPR Adies Kadir yang merinci pendapatan anggota DPR.
Nilai tersebut dianggap tidak masuk akal, karena seharga dengan menyewa hotel mewah. Banyak yang membandingkan tunjangan rumah DPR dalam sehari nilainya lebih besar daripada pendapatan guru sebulan.
Belum lagi jika ditotal, gaji dan tunjangan seorang anggota DPR mencapai ratusan juta rupiah per bulan. Hal ini semakin membuat masyarakat geram, apalagi pemerintah sedang gencar melakukan efisiensi.
5. Sebut Orang Tolol Sedunia
Atas berbagai kegaduhan di atas, muncul seruan untuk membubarkan DPR. Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni menganggap orang yang menyerukan pembubaran DPR itu adalah orang tolol.
"Orang yang cuman mental bilang bubarin DPR, itu adalah orang tolol sedunia," kata Sahroni usai Kunjungan Kerja (Kunker) di Polda Sumut, Jumat (22/8/2025).
Namun demikian, dia mengaku tidak masalah jika masyarakat mengkritik, bahkan mencaci maki. Dia hanya berpesan agar hal tersebut tidak perlu berlebihan karena bisa merusak mental.
"Ini kadang-kadang ya, masyarakat boleh kritik, boleh komplain boleh caci maki, nggak papa, kita terima, tapi ada adat istiadat yang mesti sampaikan. Kita boleh dikritik, mau bilangin an**g, b**i, ban**t, nggak papa, mampus-mampus nggak papa. Silakan kritik, mau ngapain juga boleh, tapi jangan mencaci maki berlebihan, itu karena merusak mental manusia, mental manusia yang begitu adalah orang tertolol sedunia, catat nih," jelasnya.
(bai/bai)