Remaja Palestina bernama Muhammad Zakaria Eid (15) meninggal ketika menunggu bantuan kemanusiaan di Jalur Gaza. Dia tertimpa salah satu kotak bantuan yang dilemparkan dari pesawat. Kondisi lukanya yang parah membuat nyawanya tak terselamatkan meski beberapa orang berusaha menolongnya di lokasi.
Peristiwa ini terjadi di area Koridor Netzarim, Jalur Gaza bagian tengah. Dikutip detikNews dari Al Jazeera, sebuah rekaman video menunjukkan momen-momen bantuan dijatuhkan di area tersebut.
Kotak-kotak bantuan jatuh dalam kecepatan tinggi. Salah satunya kemudian menimpa Zakaria yang terlihat tengah berusaha mengambil bantuan. Beberapa orang langsung berkumpul di sekitarnya sesaat setelah insiden.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tampak Zakaria mengalami luka parah, terutama di bagian wajahnya yang berlumuran darah. Upaya resusitasi sudah dilakukan beberapa orang yang juga ada di lokasi. Karena kondisi Zakaria tak kunjung membaik, salah seorang pria yang diduga adalah saudaranya langsung menggendong Zakaria pergi dari tempat itu.
Sayangnya, menurut laporan media lokal, nyawa Zakaria gagal diselamatkan. Video lain memperlihatkan jenazah korban di dalam kamar mayat Rumah Sakit al-Awda, Nuseirat. Ayah Zakaria tampak memeluk erat jenazah anaknya sambil menangis pilu.
"Meskipun kelaparan dan kondisi hidup yang sulit, saudara laki-laki saya pergi untuk mengambil bantuan yang dijatuhkan ke laut oleh pesawat. Sebuah kotak jatuh tepat menimpa dirinya dan dia martir," tutur seorang saudara laki-laki Zakaria yang tidak disebutkan namanya kepada Reuters.
Saudara Zakaria itu juga menyesalkan cara pemberian bantuan yang berbahaya. Namun, cara ini terpaksa dilakukan karena perlintasan perbatasan ditutup. Bantuan tidak dapat didistribusikan melalui jalur darat.
Insiden Zakaria ini bukan yang pertama kali terjadi. Saudara Zakaria mengungkap sebelumnya juga ada anak yang meninggal tertimpa kotak bantuan.
"Mereka (negara-negara yang terlibat dalam airdrop bantuan) tidak dapat memasukkan bantuan melalui perlintasan perbatasan, tetapi mereka menjatuhkannya di atas kami dan membunuh anak-anak kami. Seorang anak tewas di Zawayda dan di sana di sini, dan tidak ada yang peduli pada kami. Cukuplah Allah bagi kami, menghadapi mereka dan bantuan mereka," ucapnya.
Kantor Media Pemerintah Gaza melaporkan setidaknya ada 23 warga Palestina tewas dan sebanyak 124 orang lainnya luka-luka dalam pengiriman bantuan via udara sejak Oktober 2023.
Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) sudah berkali-kali memperingatkan bahwa pengiriman bantuan lewat udara atau airdrop sangat berbahaya. Selain itu, dari segi biaya, cara ini juga mahal dan tidak efisien. PBB mendesak Israel untuk memberi izin agar pasokan bantuan kemanusiaan untuk Gaza dapat disalurkan melalui jalur darat.
Artikel ini telah tayang di detikNews.
(des/des)