Warga Gaza tengah mengalami krisis yang berat akibat pembatasan bantuan yang dilakukan Israel. Bukan cuma makanan, kain kafan pun tak bisa didapat warga Gaza.
Akibatnya, terlihat pemandangan tak biasa di rumah sakit Gaza. Jenazah warga Palestina yang syahid akibat kejahatan Israel hanya dibalut selimut.
Dikutip detikHikmah dari Reuters, seorang warga Palestina mengatakan kondisi memprihatinkan itu terjadi karena pembatasan di perbatasan Israel yang terus berlanjut. Padahal, korban tewas terus meningkat setiap harinya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Korban berjatuhan bukan hanya karena serangan bombardir Israel yang menargetkan warga sipil. Pada Senin (4/8/2025) lalu, Kementerian Kesehatan Gaza mencatat lima orang tewas akibat kelaparan atau malnutrisi dalam 24 jam terakhir.
Total jumlah warga yang meninggal karena kelaparan menjadi 180 orang. Lembaga Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA) menyatakan kelaparan telah menjadi pembunuh baru di Gaza.
"Sebelum bencana kelaparan melanda, pusat distribusi berbasis komunitas yang didukung oleh mitra telah menyediakan makanan dan bantuan kepada dua juta orang yang tersebar di Jalur Gaza," ujar Komisaris Jenderal UNRWA di X, Senin (5/8/2025), dilansir WAFA.
"Lima bulan setelah upaya berkelanjutan untuk menggantikan respons terkoordinasi PBB dengan empat titik distribusi militer Israel, kelaparan telah menjadi pembunuh terbaru di Gaza," tambahnya.
Seorang pengungsi lansia di Gaza menceritakan bagaimana krisis makanan melanda mereka. Sudah 10 hari berturut-turut dia tidak makan roti.
"Saya tidak mampu membeli tepung sama sekali. Saya tidak punya uang untuk itu, jadi saya berusaha membeli apa pun yang dibagikan di dapur umum. Warga Gaza kelaparan," ujarnya kepada UN News baru-baru ini.
Baca artikel selengkapnya di detikHikmah.
(bai/bai)