Komentar Pengamat soal Utak-atik Taktik Shin Tae-yong Saat Lawan China

Kualifikasi Piala Dunia 2026

Komentar Pengamat soal Utak-atik Taktik Shin Tae-yong Saat Lawan China

Muhammad Robbani - detikJogja
Rabu, 16 Okt 2024 10:47 WIB
Soccer Football - World Cup - Asian Qualifiers - Third Round - Group C - China v Indonesia - Qingdao Youth Football Stadium, Qingdao, China - October 15, 2024 Indonesia players pose for a team group photo before the match REUTERS/Florence Lo
Timnas Indonesia. Foto: REUTERS/Florence Lo
Jogja -

Utak-atik taktik Shin Tae-yong saat Timnas Indonesia melawan China pada matchday keempat Ronde 3 Kualifikasi Piala Dunia 2026 menuai komentar dari pengamat sepakbola sekaligus Koordinator SOS, Akmal Marhali. Dalam laga tersebut, Timnas Indonesia kalah 1-2.

Dilansir detikSepakbola, Timnas Indonesia vs China digelar di Stadion Qingdao Youth Football pada Selasa (15/10/2024). Awalnya, Indonesia ketinggalan dua gol yang dicetak Behram Abduweli dan Zhang Yuning. Kemudian Thom Haye membalas satu gol untuk Indonesia.

Shin Tae-yong dalam laga ini melakukan beberapa perubahan di tim utama dari laga sebelumnya saat melawan Bahrain. Malik Risaldi, Thom Haye, dan Sandy Walsh yang sebelumnya menjadi starter, diputuskan duduk di bangku cadangan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Adapun Calvin Verdonk dijadikan bek tengah sebelah kiri alih-alih bek kiri. Ada juga eksperimen Pratama Arhan dimainkan di sisi kanan di babak kedua.

Menurut pengamatan Akmal Marhali, eksperimen Shin Tae-yong tersebut berjalan kurang baik. Dia menyebut perubahan ini mengubah permainan Garuda.

ADVERTISEMENT

"Cukup blunder rotasi empat pemain yang dilakukan pelatih STY dilaga melawan Cina ini ketimbang saat melawan Bahrain lalu. Yang cukup fatal dan mengejutkan adalah dicadangkannya Thom Haye," kata Akmal Marhali dalam pernyataannya, dikutip dari detikSepakbola, Rabu (16/10/2024).

"Posisi Haye digantikan Nathan Tjoe-A-On. Ini mengurangi daya dobrak timnas, padahal di kubu Cina bermain biasa saja," sambung dia.

Seperti diketahui, Timnas Indonesia yang berstatus tim tamu sebenarnya memegang kendali permainan. Penguasaan bola Garuda bahkan di kisaran lebih dari 75 persen.

Karena miskomunikasi di kotak penalti, Maarten Paes kecolongan gol pertama. Sedangkan gol kedua China tercipta dari kombinasi turnover dan kurang sigapnya pertahanan dalam menata ulang posisi. Kondisi tersebut dimanfaatkan Ghao Zhunyi untuk melancarkan umpan terobosan yang sukses dikonversi Zhang Yuning.

"Dalam pandangan saya, setelah tiga laga, STY seharusnya sudah punya inti starting eleven yang menjadi andalan di laga-laga penting seperti ini. Jika ada perubahan, maksimal satu atau dua pemain, bukan empat pemain di rotasi dan hal itu sangat riskan," ujar Akmal Marhali.

"Secara permainan kita tidak kalah. Hanya China lebih efektif dalam memanfaatkan peluang. Semoga mental para pemain bisa bangkit dari kekalahan ini karena ke depan akan ada dua laga berat melawan Jepang dan Arab Saudi," imbuhnya.

Terkait kekalahan ini, Akmal Marhali, menambahkan Timnas Indonesia masih berkesempatan merebut posisi empat besar demi melanjutkan kiprahnya ke Ronde 4.

"Masih ada enam laga lagi dan peluang untuk ke Piala Dunia masih sangat terbuka. Tinggal bagaimana STY bisa membangkitkan para pemain dari dua hasil yang tak sesuai ekspektasi di Bahrain dan Cina," ucap Akmal.

Dari catatan detikSepakbola, Indonesia saat ini masih tertahan di posisi kelima klasemen Kualifikasi Piala Dunia Grup C dengan tiga poin. Sedangkan China masih di posisi terbawah juga dengan raihan poin yang sama, tapi kalah selisih gol dari Indonesia.




(dil/apl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads