Sosok Muslich Burhanuddin atau yang akrab disapa Thole tentu tak asing bagi suporter PSIM Jogja. Dia merupakan Presiden Brajamusti. Lalu, seperti apa kisah awalnya mendukung Laskar Mataram hingga didapuk jadi Presiden Brajamusti?
Thole mengaku awal kecintaannya dengan PSIM dimulai pada tahun 1990-an. Saat itu PSIM masih berlaga di Divisi Utama Perserikatan.
Dimulai dari Keluarga
Awal perkenalan Thole dengan PSIM dimulai dari keluarganya yang hobi nonton bola. Saat masih SMP, Thole kerap diajak keluarga nonton PSIM di Stadion Mandala Krida.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Awalnya nonton PSIM itu dari keluarga. Bapak, kakak dan sedulur-sedulur saya nonton ke stadion. Padahal rumah saya cukup jauh di Kulon Progo," ujar Thole saat ditemui detikJogja di Wisma PSIM, Rabu (19/6/2024).
Meski bukan berasal dari Kota Jogja, Thole mengaku jatuh cinta dengan PSIM. Sebab, kala itu PSIM menjadi satu-satunya tim DIY yang tampil di Liga Nasional.
"Latar belakang saya suka sama PSIM cukup simpel. Waktu itu cuma ada satu tim di DIY yang berlaga di Liga Nasional yaitu PSIM," ungkapnya.
"Pertama kali nonton waktu di Divisi Utama Perserikatan mungkin tahun 90-an dan saya waktu 90/91 itu udah nonton. Waktu itu masih PTLM (pendukung PSIM sebelum Brajamusti)," papar Thole.
Perjuangan Nonton PSIM
Thole turut bernostalgia perjuangannya nonton PSIM. Dia harus bolak-balik Kulon Progo-Kota Jogja menggunakan angkutan umum.
"Dulu saya mau nonton naik sepeda, dititipin ke Karangnongko (Wates) terus naik bus kita ke Jogja turun Wirobrajan terus turun ke Semaki," kenangnya.
"Sangat jauh dulu tapi karena sudah senang sama bola dan PSIM ya sudah gitu aja kita jalanin," sambung Thole.
Jarak Kulon Progo ke Kota Jogja cukup jadi tantangan bagi Thole dan kawan-kawan. Apalagi jika pertandingan selesai malam hari, dia kesulitan cari angkutan umum pulang ke rumah.
"Masalahnya kalau match malam pulang nggak ada bis kita jalan kaki sampai Wirobrajan bawa bendera (PSIM) tahun 96/97. Terus dari sana ke Wates naik bus antarkota," katanya.
Anggota DPP Brajamusti Terlama
Kecintaannya dengan PSIM lantas menjadi latar belakang Thole menjadi anggota Dewan Pengurus Pusat (DPP) Brajamusti. Dia tercatat menjadi anggota DPP sejak 2004 hingga sekarang.
"Saya jadi DPP dari 2004 sampai 2024, karena DPP itu per wilayah. Kebetulan yang dari Kulon Progo yang aktif saya, jadi saya jadi anggota," ungkap Thole.
Pria kelahiran 1989 itu menjadi anggota DPP Brajamusti terlama. Yakni 20 tahun sejak era kepimpinan Agung Damar, Presiden Brajamusti kedua.
Didapuk Jadi Presiden Brajamusti
Thole pun ditunjuk menjadi Presiden Brajamusti pada 2018 melalui Musta (Musyawarah Anggota). Dia menggantikan presiden sebelumnya, Rahmat Kurniawan.
"Saya sekarang menjabat sebagai Presiden ke-5. Kita sudah mengadakan Musta (musyawarah anggota) sebanyak lima kali itu. Pergantian presiden itu tergantung hasil Musta," sebutnya.
"Jadi Presiden tentu yang pertama harus jadi anggota Brajamusti. Terus ada laskar yang mendukung. Lalu ada keinginan memperbaiki stigma suporter di Indonesia. Alhamdulillah sekarang sudah membaik dan memberikan contoh kepada adik-adik yang akan mewariskan ke depan," bebe Thole.
Pahit manis mengawal PSIM di Liga 2 telah dirasakan Thole. Dia berharap Laskar Mataram bisa terbang tinggi di musim depan serta bisa lolos ke Liga 1.
"Sejak 2005 sampai sekarang pasang surut rasanya, bahagia susah jadi satu. Alhamdulillah kami tidak ada yang berpaling. Kalau kita itu pakai hati mengawal PSIM bisa lolos ke Liga 1," tutupnya.
(aku/ams)
Komentar Terbanyak
Jawaban Menohok Dedi Mulyadi Usai Didemo Asosiasi Jip Merapi
PDIP Jogja Bikin Aksi Saweran Koin Bela Hasto Kristiyanto
Direktur Mie Gacoan Bali Ditetapkan Tersangka, Begini Penjelasan Polisi