Asosiasi Jip Merapi Ikut Demo di Bandung, Minta Jabar Cabut Larangan Study Tour

Asosiasi Jip Merapi Ikut Demo di Bandung, Minta Jabar Cabut Larangan Study Tour

Jauh Hari Wawan S - detikJogja
Senin, 21 Jul 2025 14:20 WIB
Suasana demo pelaku pariwisata di Gedung Sate, Jawa Barat, Senin (21/7/2025).
Suasana demo pelaku pariwisata di Gedung Sate, Jawa Barat, Senin (21/7/2025). Foto: dok. Dardiri AJWLM
Sleman -

Kebijakan Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang melarang study tour ke luar daerah berdampak terhadap pelaku wisata. Salah satunya, pelaku wisata jip Lava Tour Merapi, Kabupaten Sleman, DIY.

Ketua Asosiasi Jip Wisata Lereng Merapi (AJWLM), Dardiri, mengatakan dampak kebijakan itu pengguna jasa jip wisata menurun drastis. Terutama pada momen libur sekolah tahun ini. Oleh karena itu, hari ini dia bersama ratusan anggota AJWLM dan pelaku wisata lain seperti perusahaan bus dan tour leader mendatangi Gedung Sate, Bandung, Jawa Barat, untuk turut menyampaikan aspirasi.

"Iya kita (ke Bandung) memberi semangat rekan-rekan kita yang intinya kita datang aja. Ikut berpartisipasi (dalam aksi di Bandung)," kata Dardiri saat dihubungi wartawan, Senin (21/7/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dardiri bilang, Jabar menjadi salah satu penyumbang jumlah wisatawan yang menggunakan jasa jip wisata. Terutama anak-anak sekolah. Setelah terbitnya SE itu, dia menghitung ada penurunan sekitar 35 persen.

"Mulai dilarang untuk study tour itu (ada penurunan). Ada penurunan sekitar 35 persen," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Dia melanjutkan, saat libur sekolah tahun ini memang masih ada wisatawan yang menggunakan jasa jip Merapi. Hanya saja tidak seramai sebelum adanya SE tersebut.

"Kemarin selama long weekend itu lumayan ada dari Jateng, Jatim, tapi ya tidak seramai dulu," katanya.

Dia pun kini tinggal mengandalkan wisatawan dari Jateng maupun Jatim. Padahal sebelumnya banyak wisatawan dari kalangan anak sekolah yang berasal dari Garut, Bandung, Ciamis, Cirebon, dan Bandung berwisata menggunakan jip.

"Biasanya liburan itu penuh, sampai anak-anak mulai sekolah itu biasanya penuh, saat ini ya enggak, cuma mengandalkan Jateng dan Jatim," ujarnya.

Oleh karena itu, dia bersama pelaku wisata lainnya berharap agar Surat Edaran Nomor 43/PK.03.03/KESRA yang memuat larangan study tour era Gubernur Jabar Dedi Mulyadi untuk segera dicabut.

"Semoga SK dicabut karena dampak banyak," pungkasnya.

Larangan Study Tour

Diketahui, dikutip dari detikJabar, pada 6 Mei 2025, Gubernur Jabar Dedi Mulyadi secara resmi mengeluarkan Surat Edaran Nomor : 45/PK.03.03/KESRA yang melarang kegiatan study tour ke luar kota. Menurutnya, praktik study tour selama ini telah bergeser dari esensi edukatif menjadi ajang pamer dan beban ekonomi bagi orang tua.

"Sekolah dilarang membuat kegiatan piknik, yang dibungkus dengan kegiatan study tour, yang memiliki dampak pada penambahan beban orang tua," jelas Dedi.

Sebagai gantinya, ia mendorong sekolah-sekolah untuk menggelar wisata edukatif lokal yang lebih terjangkau dan relevan, seperti ke desa wisata hingga sentra UMKM.

"Kegiatan tersebut bisa diganti dengan berbagai kegiatan berbasis inovasi, seperti mengelola sampah secara mandiri di lingkungan sekolah, mengembangkan sistem pertanian organik, aktivitas peternakan, perikanan dan kelautan, serta meningkatkan wawasan dunia usaha dan industri," ujarnya.




(rih/apu)

Hide Ads