Geopark Jogja Resmi Ditetapkan Jadi Geopark Nasional, Ini Daftarnya

Geopark Jogja Resmi Ditetapkan Jadi Geopark Nasional, Ini Daftarnya

Serly Putri Jumbadi - detikJogja
Selasa, 20 Mei 2025 20:37 WIB
Sandiaga awalnya meninjau lokasi di Tebing Breksi yang memajang beberapa produk UMKM dari BUMDes Sambi Mulyo.
Tebing Breksi di Sleman yang masuk kawasan Geopark Jogja. Foto: Kemenparekraf
Jogja -

Sejumlah situs geologi, keanekaragaman hayati, dan keragaman budaya di DIY telah ditetapkan sebagai Taman Bumi atau Geopark Nasional Jogja. Inisiasi menjadikan Jogja sebagai Taman Bumi/Geopark merupakan bagian dari membuat Jogja menjadi lebih indah dan istimewa untuk mewujudkan "hamemayu hayuning bawono".

Penetapan Geopark Nasional Jogja berdasarkan pada Surat Keputusan (SK) Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) No. 171.K/GL.01/MEM.G/2025 tentang Penetapan Taman Bumi (Geopark) Nasional Jogja, pada 7 Mei 2025. Terdapat 15 situs warisan geologi (geosite), lima situs keanekaragaman hayati (biosite), dan 4 situs keragaman budaya (culture site).

General Manager Badan Pengelola Geopark Jogja, Dihin Abrijanto, mengatakan Geopark Jogja yang tengah dikembangkan oleh Pemda DIY meliputi sebaran pendukung komponen. Seperti Geodiversity, Biodiversity dan Cultural Diversity yang tersebar di wilayah Sleman, Kulon Progo, Bantul, serta Kota Jogja.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini bukan merupakan gagasan instan tanpa proses panjang. Bersama Pemerintah Kota Jogja, Sleman, Bantul, Kulon Progo dan Gunungkidul serta OPD terkait bersinergi nguri-uri (melestarikan) Geoheritage menuju Geopark sejak tahun 2013," tutur Dihin saat dihubungi detikJogja, Selasa (20/5/2025).

"Warisan bumi atau warisan geologi, warisan alam dan budaya yang dianugerahkan kepada kita harus menjadi aset masyarakat Jogja yang dapat dilindungi, dikembangkan dan dimanfaatkan secara berkelanjutan untuk kepentingan edukasi, konservasi dan pemberdayaan kesejahteraan masyarakat Jogja," sambungnya.

ADVERTISEMENT

Dihin melanjutkan, warisan bumi tersebut harus senantiasa dijaga oleh masyarakat setempat. Tentunya agar warisan tersebut bisa dimanfaatkan untuk pendidikan, penelitian, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

"Oleh karena itu kemanfaatan melindungi dan memanfaatkan warisan geologi, warisan alam dan budaya merupakan bentuk harmonisasi alam dengan manusia, yang tentunya senada dengan program inspirasi dalam membumikan falsafah Hamemayu Hayuning Bawono di dalam membangun dan menyejahterakan masyarakat Jogja," tuturnya.

Menurutnya, setiap warga Jogja memiliki peran penting dalam menjaga kelestarian apa yang menjadi pilar dan kawasan Geopark Jogja. Kesadaran akan nilai-nilai lingkungan, edukasi, dan konservasi menjadi modal utama dalam mencapai tujuan tersebut.

"Langkah inisiasi ini bukan hanya untuk mendokumentasikan keistimewaan warisan geologi, alam dan budaya bumi Jogja, tetapi juga bagaimana upaya memanfaatkannya secara berkelanjutan," ucap Dihin.

"Geopark dapat menjadi sumber edukasi bagi masyarakat setempat dan para pelancong memberikan pemahaman mendalam tentang kekayaan alam yang dimiliki," imbuhnya.

Gumuk pasir Parangtritis di Kapanewon Kretek, Kabupaten Bantul.Gumuk pasir Parangtritis di Kapanewon Kretek, Kabupaten Bantul, yang masuk kawasan Geopark Jogja. Foto: Pradito Rida Pertana/detikJogja

Daftar Geopark Jogja

Terdapat 15 situs geosite yang tersebar di tiga kabupaten. Di Bantul meliputi Gumuk Pasir, Lava Purba Mangunan dan Sesar Opak Bukit Mengger. Sleman meliputi Tebing Breksi, Lava Bantal Berbah, Volcano Park Bakalan, Rayapan Tanah Nglepen, Merapi Turgo Plawangan, Batu Gamping Eosen, dan Perbukitan Intrusi Godean.

Di Kulon Progo, meliputi Puncak Kaldera Kendil Suroloyo, Puncak Widosari, Gua Kiskendo, Eks Tambang Mangan Kliripan dan Batubara Formasi Nanggulan.

Sementara geosite di Gunungkidul ada tetapi masuk ke Geopark Gunungsewu yang membentang dari Gunungkidul hingga Pacitan, Jawa Timur.

Kemudian pada kelompok biosite terdapat lima situs, yakni Taman Nasional Gunung Merapi Segmen Sleman, Taman Wisata Alam Batu Gamping, Cagar Alam Batu Gamping, Cagar Alam Imogiri dan Suaka Margasatwa Sermo.

Pada culture site terdiri dari situs Keragaman Budaya Berwujud, meliputi Kawasan Cagar Budaya Kraton dan Kawasan Cagar Budaya Pakualaman. Situs Keragaman Budaya Tak Berwujud yakni Labuhan Merapi dan Labuhan Parangkusumo.




(rih/apu)

Hide Ads