Nostalgia Memori Lawas di Pasar Kangen TBY Jogja

Nostalgia Memori Lawas di Pasar Kangen TBY Jogja

Dwi Agus - detikJogja
Sabtu, 06 Jul 2024 16:11 WIB
Suasana Pasar Kangen TBY Jogja 2024. Event ini digelar 4 Juli sampai 13 Juli 2024
Suasana Pasar Kangen TBY Jogja 2024. Event ini digelar 4 Juli sampai 13 Juli 2024 (Foto: Dwi Agus/detikJogja)
Jogja -

Pasar Kangen Taman Budaya Yogyakarta (TBY) masih menjadi rujukan untuk bernostalgia. Aneka kuliner zaman dulu (jadul) dan barang antik yang bisa diserbu.

Pasar Kangen TBY tahun ini mengambil tema Natas Nitis Netes dan digelar pada 4-13 Juli 2024. Berkeliling di Pasar Kangen ini pun tak cukup satu atau dua jam. Hal ini disampaikan wisatawan asal Purbalingga, Jawa Tengah, Sahrir Sidiq (37). Dari awalnya ingin menjajal ragam kuliner justru tergiur koleksi barang lawasan.

"Niat awalnya itu cuma jalan-jalan tapi kok malah ketemu yang unik. Tadi ketemu satu, dapat kaset Kla Project, album The Best," jelas Sahrir saat ditemui di Pasar Kangen Taman Budaya Yogyakarta, Sabtu (6/7/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sahrir awalnya tidak ada niat untuk membeli barang-barang lawas. Namun, pandangannya teralihkan saat melihat kaset musisi idolanya.

"Tidak sengaja lihat, kok ada yang menarik. Ya udah akhirnya beli," ujar Sahrir.

ADVERTISEMENT

Sahrir mengaku baru pertama kali ini datang ke Pasar Kangen Taman Budaya Yogyakarta. Selama ini dia hanya mendengar dan melihat dari unggahan media sosial.

Tak ingin cepat pulang, Sahrir justru tertarik untuk menyusuri lorong barang lawas. Tujuannya hanya sekadar melihat-lihat dan bernostalgia. Setelahnya baru menjajal ragam kuliner tempo dulu.

"Ini pertama kali ke sini ke Pasar Kangen. Setelah ini keliling dulu siapa tahu kalau ada yang menarik. Bukan kolektor cuma suka saja," ujarnya.

Hal senada disampaikan salah satu pengisi stan Pasar Kangen, Rangga Baskara. Dia mengaku menikmati suasana tempo dulu lewat sajian kuliner maupun barang lawasan.

Rangga pun membuka lapak untuk menjual kaset pita, piringan hitam, dan beserta alat pemutarnya. Pastinya hasil kreatif musisi tempo dulu hingga era tahun 1990-an.

"Paling tua Guruh Gipsy tahun 1970-an. Terus kaset Badai Pasti Berlalu dan ini semua memang langka," katanya.

Beberapa pengunjung bahkan ada yang ingin sekadar mendengarkan lagu lawas. Rangga dengan senang hati memutarkan kaset pita dengan tape miliknya.

"Menarik, banyak orang ke sini untuk nostalgia dengarkan kaset di masa mudanya. Kemarin ada ibu-ibu minta disetelin lagu Chrisye 15 menit saja. Bentuk nostalgia zaman muda mereka," ujarnya.

Suasana Pasar Kangen TBY Jogja 2024. Event ini digelar 4 Juli sampai 13 Juli 2024Suasana Pasar Kangen TBY Jogja 2024. Event ini digelar 4 Juli sampai 13 Juli 2024 Foto: Dwi Agus/detikJogja

Dari seluruh kaset pita, album milik Dewa 19 dan Sheila On 7 menjadi yang terlaris. Rangga menuturkan seluruh album kedua band ini kerap menjadi buruan. Terutama para Baladewa maupun Sheilagank.

Soal harga, dia menjualnya mulai Rp 20 ribu hingga Rp 300 ribu. Salah satu kaset pita yang tergolong mahal adalah The Black Parade milik My Chemical Romance. Selain langka, kaset ini juga banyak dicari para kolektor musik.

"Paling dicari Dewa 19 terus Sheila On 7, kalau muisisi luar dari The Beattles, Oasis, Radiohead. Kalau paling mahal Rp 300 ribu Black Parade milik My Chemical Romance," katanya.

Rangga mengaku harus berburu kaset jadul itu ke sejumlah daerah. Termasuk rajin membuka jual beli online di sejumlah media sosial. Apabila cocok dia beli untuk dipamerkan dalam Pasar Kangen Taman Budaya Yogyakarta.

"Dari berjejaring, ada banyak kok, dari rumah tua, orang tua punya tinggalan kaset kita beli. Ini original semua. Berburu kadang di online di Jakarta, Surabaya mereka punya kita beli, tukar-tukaran saja," ujarnya.

Suasana Pasar Kangen di TBY Jogja 2024. Foto diambil Sabtu (6/7/2024).Suasana Pasar Kangen di TBY Jogja 2024. Foto diambil Sabtu (6/7/2024). Foto: Dwi Agus/detikJogja

Ada Ratusan Stan di Pasar Kangen TBY

Panitia pelaksana Ong Hari Wahyu menuturkan lebih dari 287 stan mengisi Pasar Kangen 2024. Terdiri dari ragam kuliner jadul dari seantero nusantara hingga beragam barang lawasan.

Panitia menyebut tantangan tahun ini adalah masalah pengolahan sampah. Dengan kondisi Jogja Darurat Sampah, pihaknya mengantisipasi agar tak muncul masalah baru.

"Kami telah bekerja sama dengan pihak ketiga dalam pengelolaan dan pembuangan sampah. Selain itu juga ada aturan ketat terhadap tenant dan pengunjung untuk membuang sampah pada tempatnya," kata Ong.




(ams/apu)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads