Mencicipi Ungkrung, Kuliner Berbahan Kepompong di Gunungkidul

Mencicipi Ungkrung, Kuliner Berbahan Kepompong di Gunungkidul

Muhammad Iqbal Al Fardi - detikJogja
Minggu, 24 Des 2023 07:10 WIB
Ungkrung jati goreng siap saji
Ungkrung jati goreng siap saji yang mulai diminati di Gunungkidul. Foto: Muhammad Iqbal Al Fardi/detikJogja
Gunungkidul -

Ungkrung atau kepompong mulai bermunculan menjelang musim penghujan di Kabupaten Gunungkidul. Menu ungkrung pun laris diburu, bahkan harga per kilogramnya bisa melebihi daging sapi!

Pantauan detikJogja di Padukuhan Nglebak, Kalurahan Katongan, Kapanewon Nglipar, Jumat (22/12/2023) sekitar pukul 17.00 WIB, ulat yang menggerogoti daun pohon trembesi itu memiliki panjang sekitar dua sentimeter.

Di pekarangan belakang rumah warga, ditemukan sejumlah ulat di dedaunan pohon bernama latin Samanea saman itu. Pada satu ranting, terdapat tiga sampai empat ekor ulat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ulat tersebut bercorak garis lurus dengan empat aksen warna, kuning, hijau tua dan muda, putih, serta hitam. Bak helm, kepalanya bulat hijau muda.

Tekstur badannya terasa lembut saat disentuh. Terkadang ulat itu bersembunyi di balik daun trembesi. Warga lokal menyebutnya sebagai uler besi.

ADVERTISEMENT

Sebagian ulat itu sudah mulai bermetamorfosis menjadi ungkrung. Kepompong itu berwarna hijau daun.

Jika tak jeli mencari, pandangan akan terkecoh dengan warna ungkrung tersebut. Terlebih ukurannya yang lebih kecil dari ulat muda itu harus benar-benar teliti saat mencari.

Ungkrung itu berbentuk pentagon dengan sisi yang lancip di bagian bawah. Ia kerap menempel di balik daun. Sedangkan, lebar daun trembesi muda itu tidak lebih lebar dari ruas jari jempol orang dewasa.

Ungkrung jati goreng siap sajiUngkrung jati goreng siap saji Foto: Muhammad Iqbal Al Fardi/detikJogja

Sayangnya, detikJogja tak berkesempatan melihat ungkrung besi usai dipanen. Kendati demikian, detikJogja masih bisa melihat ungkrung jati.

Ungkrung jati atau kepompong dari ulat yang memakan daun pohon jati itu berwarna coklat tua. Berbeda dengan ungkrung besi, ia berbentuk nyaris seperti rudal dengan ekor runcing dan sejumlah pola garis melingkar.

Tekstur permukaannya licin. Jika ditekan, ungkrung jati itu terasa empuk.

Usai digoreng meski tak kering sempurna, ungkrung itu sedikit lebih keras tetapi lebih mudah hancur saat dipencet. Kala detikJogja sekali mengunyah cemilan itu, aroma garing ungkrung jati goreng langsung memenuhi rongga mulut.

Ungkrung jati goreng itu bertekstur mirip telur ikan tongkol goreng yang tidak terlalu garing, pun rasa gurihnya. Ada sepintas rasa kacang pada after taste atau sisa rasa saat beberapa kali kecapan.

Sayangnya, makanan itu tak bisa dinikmati semua orang. Bagi detikers yang memiliki alergi tertentu, tidak disarankan untuk mengonsumsinya.

Saat detikJogja mencoba sekitar tiga kali suapan, ada rasa gatal di tenggorokan yang menyebabkan batuk ringan. Meski begitu, ungkrung jati goreng itu menyisakan pengalaman kuliner yang menarik.

Penasaran rasanya? Silakan langsung main ke Gunungkidul ya Dab!




(cln/ams)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads