Tahu Pong Jigudan Populer di Bantul, Pembelinya Selalu Antre!

Pradito Rida Pertana - detikJogja
Rabu, 25 Okt 2023 19:37 WIB
Tahu Pong Jigudan di Jalan Srandakan Bantul. Salah satu kuliner populer di Bantul. Foto diambil Rabu (25/10/2023) Foto: Pradito Rida Pertana/detikJogja .
Bantul -

Kabupaten Bantul tidak hanya terkenal dengan objek wisata Pantai Parangtritis tapi juga kulinernya. Salah satunya Tahu Pong Jigudan Mbah Tini yang masih mempertahankan menggunakan tungku dan kayu bakar selama puluhan tahun.

Pantauan detikJogja, Rabu (25/10/2023), pukul 14.00 WIB tampak seorang wanita tua tengah memasukkan tahu dari ember di lapak pinggir Jalan Raya Srandakan, Pedukuhan Jigudan, Kalurahan Triharjo, Kapanewon Pandak, Kabupaten Bantul. Selanjutnya, wanita tersebut mulai mengambil kayu bakar yang tertumpuk rapi di samping tempat jualannya.

Wanita berkaus putih ini membuat api untuk menyalakan kayu yang tertata di bawah tungku. Setelah api menyala, wanita itu mulai memasukkan minyak goreng ke dua buah wajan.

Usai minyak panas, dia langsung memasukkan tahu yang sebelumnya sudah dibumbui. Selama proses tersebut tampak beberapa orang mulai berkumpul di depan tempatnya jualan.

Begitu tahu matang, wanita itu langsung memindahkan ke nampan yang berbahan bambu. Selama melayani pembeli, wanita ini mempersilakan para pembeli untuk mencicipi tahu tersebut secara gratis.

Wanita bernama Suratini (55), warga Kalurahan Triharjo, Kapanewon Pandak, Kabupaten Bantul ini menceritakan awal mula berjualan tahu pong. Wanita yang kerap disapa Mbah Tini ini mengaku sudah puluhan tahun berjualan tahu pong di pinggir Jalan Srandakan.

"Saya mulai berjualan tahu pong itu sejak tahun 1996-1997," kata Mbah Tini kepada detikJogja di lapak jualannya, Triharjo, Pandak, Bantul, Rabu (25/10/2023).

Mbah Tini mengaku ide berjualan tahu pong datang dari pamannya yang merupakan produsen tahu di Triharjo, Bantul. Saat itu Mbah Tini belum memiliki pekerjaan dan anaknya berjumlah empat orang.

"Jadi paman saya kan produsen tahu putih. Terus anak saya empat dan masih kecil-kecil dan saat itu saya belum punya pekerjaan," ujarnya.

"Terus sama paman saya diarahkan jualan tahu saja, cari tempat di pinggir jalan. Karena zaman semakin maju dan membiayai anak sekolah memerlukan uang yang tidak sedikit," lanjut Mbah Tini.

Antrean pembeli Tahu Pong Jigudan Mbah Wati di Jalan Srandakan Bantul. Foto: Pradito Rida Pertana/detikJogja

Mbah Tini akhirnya mulai berjualan tahu pong di pinggir Jalan Srandakan. Menurutnya, saat itu modalnya pas-pasan sehingga untuk tahu disuplai oleh pamannya, bahkan untuk wajannya juga dipinjami sang paman.

"Selanjutnya paman saya bilang nanti tahu dikasih, wajan dipinjami. Setelah itu saya mulai jualan tahu pong ini sampai saat ini," ucapnya.

Wanita murah senyum ini juga menjelaskan apa itu tahu pong. Menurutnya tahu pong adalah tahu putih yang belum menjalani proses perebusan.

"Tahu pong ini tahu yang belum direbus jadi kalau digoreng bisa melempung. Kalau yang dijual di pasar itu kan sudah direbus. Terus kalau untuk bumbu tidak ada yang khusus hanya bawang putih sama garam saja," ujarnya.

Meski bumbunya sederhana, Mbah Tini menyebut cita rasa tahu pongnya berbeda dengan tahu lainnya. Dia pun bertahan menggunakan kayu bakar karena harga minyak tanah saat ini harganya mahal.

"Awalnya saya pakai minyak tanah untuk pembakarannya, tapi karena mahal lalu pakai kayu. Saya tidak pakai kompor apalagi kompor gas karena takut," katanya.

Untuk harga, Mbah Tini mematok seporsi tahu pong dengan harga Rp 5 ribu. Satu porsi tahu itu berjumlah delapan tahu pong.

Selengkapnya di halaman berikut.




(ams/ahr)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork