Dosen UMY Bikin Sarung Tangan Relaksasi untuk Redakan Kecemasan

Dosen UMY Bikin Sarung Tangan Relaksasi untuk Redakan Kecemasan

Pradito Rida Pertana - detikJogja
Rabu, 03 Sep 2025 17:00 WIB
Dosen Teknik Elektro-Medis UMY, Erika Loniza saat mengenakan sarung tangan terapi relaksasi hasil ciptaannya.
Dosen Teknik Elektro-Medis UMY, Erika Loniza saat mengenakan sarung tangan terapi relaksasi hasil ciptaannya. (Foto: Dok UMY)
Bantul -

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) menciptakan sarung tangan terapi relaksasi untuk meredakan kecemasan khususnya pada remaja. Sarung tangan tersebut sudah mengantongi paten sederhana dari Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) Kementerian Hukum (Kemenkum) RI.

Dosen Teknik Elektro-Medis UMY, Erika Loniza mengatakan, ide pembuatan sarung tangan terapi relaksasi itu berawal dari diskusi bersama rekan-rekannya di bidang kesehatan. Dari situ, Erika kemudian mengembangkannya melalui riset sejak 2022.

"Awalnya ide ini muncul dari obrolan dengan seorang perawat yang bercerita banyak anak sekolah mengalami kecemasan akibat bullying. Dari situ saya mencoba menerjemahkan kebutuhan itu menjadi sebuah alat sebagai seorang engineer," katanya kepada wartawan, Rabu (8/9/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setelah tiga tahun, risetnya membuahkan hasil berupa sarung tangan tersebut. Bahkan sarung tangan itu telah mengantongi paten sederhana dari DJKI Kemenkum dengan nomor IDS000009801 pada tanggal 10 Februari 2025.

ADVERTISEMENT

Secara rinci, sarung tangan tersebut memiliki beberapa fitur utama, di antaranya sensor denyut nadi di ujung jari untuk memantau kondisi detak jantung. Selain itu, terdapat pula sakelar audio di beberapa jari.

"Jika sakelar disentuhkan ke ibu jari akan memicu perintah untuk rileks, dan memberikan afirmasi positif penguat diri seperti 'kamu anak hebat' atau 'kamu kuat'," ujarnya.

Tak hanya itu, Erika menyebut ada pula diffuser aroma terapi di dalam box control yang mengeluarkan aroma untuk menenangkan pikiran.

Sedangkan cara penggunaan sarung tangan terapi relaksasi tersebut terbilang sederhana. Di mana awalnya aktifkan terlebih dahulu box control dan berlanjut dengan mengenakan sarung tangan.

"Lalu duduk tenang dan alat akan membaca detak jantung serta memberikan perintah relaksasi, afirmasi positif, serta mengeluarkan aroma terapi," ucapnya.

Menurutnya, dengan sarung tangan itu membuat pengguna bisa melakukan terapi secara mandiri tanpa merasa malu atau canggung. Meski begitu, tetap memerlukan pendampingan pada tahap awal pemakaian.

Terkait uji coba sarung tangan, Erika mengaku telah melakukannya terhadap murid di salah satu sekolah di Surakarta, Jawa Tengah. Hasilnya, murid menunjukkan peningkatan ketenangan yang signifikan.

"Ada siswa yang bilang setelah memakai sarung tangan ini pikirannya jadi lebih rileks dan kecemasannya berkurang," katanya.

Dosen Teknik Elektro-Medis UMY, Erika Loniza saat mengenakan sarung tangan terapi relaksasi hasil ciptaannya.Dosen Teknik Elektro-Medis UMY, Erika Loniza saat mengenakan sarung tangan terapi relaksasi hasil ciptaannya. Foto: Dok UMY

Meski masih berupa prototipe, Erika menyatakan inovasi ini sudah diarahkan menuju tahap hilirisasi. Sedangkan untuk harga, Erika menyebut terjangkau.

"Kami sedang berproses ke arah produksi. Jika dikomersialkan, harganya diproyeksikan terjangkau, sekitar Rp 1 juta," ucapnya.

Saat ini Erika juga tengah berencana memperluas fungsi sarung tangan ini agar tidak hanya digunakan untuk remaja dengan kecemasan. Namun, juga bagi penderita gangguan tidur, rendah percaya diri hingga masalah kesehatan mental lainnya.

"Orang dengan gangguan kesehatan mental butuh teman bicara. Mungkin nanti sarung tangan ini bisa dilengkapi fitur seperti ChatGPT dalam bentuk voice agar bisa merespons cerita pengguna secara realtime," ujarnya.




(aap/dil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads