139 Siswa Dicoret dari Jalur Afirmasi SPMB, Disdikpora DIY Buka Suara

139 Siswa Dicoret dari Jalur Afirmasi SPMB, Disdikpora DIY Buka Suara

Serly Putri Jumbadi - detikJogja
Kamis, 03 Jul 2025 21:41 WIB
Ilustrasi Sekolah di Jepang
Ilustrasi Sekolah. Foto: iStock
Jogja -

Sebanyak 139 siswa didiskualifikasi dari Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) 2025 SMA-SMK DIY jalur afirmasi karena tidak memenuhi syarat penerima manfaat.

Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga DIY, Suhirman menjelaskan dari 139 siswa yang didiskualifikasi, 88 siswa telah melengkapi dokumen afirmasi mereka sesuai ketentuan jalur afirmasi.

Sedangkan 51 siswa yang tidak dapat melengkapi bukti terdaftar dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) atau program bantuan sosial lain yang ditetapkan pemerintah daerah setempat, diberikan kursi melalui jalur khusus tanpa mengurangi kuota afirmasi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Suhirman menjelaskan diskualifikasi tersebut disebabkan adanya update data dari Dinas Sosial Kabupaten-Kota di DIY yang digunakan sebagai acuan jalur afirmasi. Pendaftar yang awalnya masuk dalam jalur afirmasi akhirnya tidak jadi masuk setelah adanya update data tersebut.

"Pada 27 Maret 2025 data dari Dinas Sosial Kabupaten-Kota memang sudah oke. Kemudian dengan data yang terbaru, 139 itu tidak masuk ke dalam afirmasi. Tapi mereka sudah mendaftar di jalur afirmasi," ujarnya saat ditemui di Kantor Disdikpora DIY, Kamis (3/7/2025).

ADVERTISEMENT

Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur DIY No. 131/2025, acuan dan syarat jalur afirmasi keluarga tidak mampu yakni Data Tunggal Sosial dan Ekonomi Nasional (DTSEN), Kartu Indonesia Pintar (KIP) dan beberapa dokumen lain tergantung kabupaten/kota masing-masing.

"Dengan demikian 51 calon siswa itu supaya mendaftar di sekolah itu tapi tidak dengan jalur afirmasi, karena statusnya bukan afirmasi. Kemudian kami akan membuka pendaftaran yang dari jalur afirmasi, dari yang kemarin terlempar dari afirmasi nanti bisa masuk jalur afirmasi," jelasnya.

Salah satu orang tua siswa SMA/SMK di DIY mengungkapkan kekecewaannya setelah anaknya didiskualifikasi dari jalur afirmasi dalam penerimaan murid baru (SPMB) tahun ajaran 2025/2026, meski tidak pernah merasa sebagai penerima manfaat dan tidak pernah mengajukan dokumen afirmasi. Dia menyebut sistem secara otomatis menetapkan status afirmasi tanpa sepengetahuan maupun inisiatif darinya.

"Anak saya masuk jalur afirmasi, tapi saya tidak pernah memilih atau mendaftar lewat jalur itu. Status afirmasi muncul otomatis saat kami aktivasi token," ujar wali murid yang enggan disebutkan namanya saat ditemui di kantor Disdikpora DIY hari ini.

Dia mengaku datang ke Disdikpora DIY pada Senin (30/6) pagi untuk mengklarifikasi status tersebut. Lebih lanjut, kata dia, petugas yang menjaga Posko SPMB memberi penjelasan kalau pendaftar tersebut otomatis masuk ke jalur afirmasi karena sistem dari pemerintah.

"Akhirnya saya datang ke sini (Disdikpora DIY), untuk memastikan kenapa saya masuk afirmasi. Padahal saya tidak punya data apapun (persyaratan afirmasi). Saya menjelaskan kalau saya tidak mempunyai atau memasukkan surat tidak mampu apapun," kata dia.

"Dijelaskan afirmasi itu memang ada dua, yang satu harus melampirkan surat keterangan tidak mampu. Sedangkan saya di jalur kedua, datanya dapat dari program Indonesia Pintar," sambungnya.

Petugas tersebut menurutnya juga sudah memastikan jika pendaftaran melalui jalur afirmasi itu sah dan tidak akan ada masalah baik secara sistem maupun aturan.
"Katanya saya tinggal download aja surat di situ, rekomendasi yang sudah ditandatangani oleh pejabat di sini," ucapnya.

Kemudian pada Selasa (1/7) malam dia mendapat pemberitahuan bahwa anaknya didiskualifikasi. Namun dia tetap bertahan agar anaknya tetap di sekolah tersebut lantaran jalur lainnya sudah ditutup dan tidak mempersiapkan untuk mendaftar di sekolah swasta dan menolak mengundurkan diri.

"Mental anak saya kena. Teman-temannya lihat nama dia di jalur afirmasi, lalu menyindir. Teman saya juga bilang saya curang, memiskinkan diri. Padahal saya tidak melakukan itu," jelasnya.

"Kami semua korban. Kami hanya ikuti prosedur, aktivasi token, daftar, lalu sistem tetapkan kami afirmasi. Tidak ada pilihan memilih jalur afirmasi secara manual," pungkasnya.




(dil/rih)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads