- Pengertian Pendidikan Menurut Para Ahli 1. Plato (429-346 SM) 2. Aristoteles (384-322 SM) 3. Ki Hajar Dewantara (1889-1959) 4. Carter V Good (1897-1997) 5. Martinus Jan Langeveld (1905-1989) 6. Stella Van Petten Henderson (1888-1948) 7. H H Horne (1874-1946) 8. Rousseau (1712-1778) 9. James Mill (1773-1836) 10. John Dewey (1859-1952) 11. Theodore Brameld (1904-1987) 12. Ibnu Muqaffa (106-143 H)
- Tujuan Pendidikan
- Landasan Pendidikan 1. Landasan Filosofis 2. Landasan Sosiologis 3. Landasan Kultural 4. Landasan Psikologis 5. Landasan Ilmiah dan Teknologis
Istilah pendidikan mungkin banyak detikers dengar dan baca sehari-hari. Namun, apa sejatinya arti pendidikan itu sendiri? Berikut ini sejumlah pengertian pendidikan menurut para ahli lengkap dengan tujuan dan landasannya.
Menurut informasi dalam buku Pengantar Pendidikan Teori, Metode, dan Praktik oleh Minhatul Ma'arif dkk, secara etimologi, pendidikan berasal dari kata bahasa Yunani, paedagogie. Kata ini tersusun dari dua kata, yakni 'paes' yang bermakna anak dan 'agogos' yang artinya membimbing.
Bila digabung, paedagogie atau pedagogi berarti bimbingan yang ditujukan dan diberikan kepada anak. Adapun menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Daring, pendidikan adalah proses, cara, ataupun perbuatan mendidik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lalu, apa yang dimaknai oleh para ahli ketika membahas kata 'pendidikan'? Simak uraiannya di bawah ini yang telah detikJogja siapkan sebagai referensi belajar detikers sekalian.
Pengertian Pendidikan Menurut Para Ahli
Dirangkum dari laman Repository IAIN Kudus, Eprints UMG, dan buku Ilmu Pendidikan dan Teori-Teori Pendidikan karya Hamengkubuwono, para ahli mengartikan pendidikan sebagai berikut:
1. Plato (429-346 SM)
Plato, seorang filsuf Yunani, menjelaskan bahwasanya pendidikan adalah "Pendidikan itu ialah membantu perkembangan masing-masing dari jasmani dan akal dengan sesuatu yang memungkinkan tercapainya kesempurnaan".
2. Aristoteles (384-322 SM)
Kembali datang dari seorang filsuf besar Yunani, Aristoteles mengartikan pendidikan sebagai kegiatan menyiapkan akal untuk pengajaran. "Pendidikan itu ialah menyiapkan akal untuk pengajaran".
3. Ki Hajar Dewantara (1889-1959)
Dikenal sebagai Bapak Pendidikan Indonesia, Ki Hajar Dewantara mendefinisikan pendidikan sebagai proses menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak peserta didik. Tujuannya adalah agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.
4. Carter V Good (1897-1997)
Menurutnya, pendidikan adalah proses perkembangan kecakapan individu dalam sikap dan perilaku masyarakat. Proses sosial di mana seseorang dipengaruhi oleh suatu lingkungan yang terorganisir, seperti rumah atau sekolah, sehingga dapat mencapai perkembangan diri dan kecakapan sosial.
5. Martinus Jan Langeveld (1905-1989)
Langeveld mengartikan pendidikan sebagai upaya menolong anak untuk dapat melakukan tugas hidupnya secara mandiri supaya dapat bertanggung jawab secara susila. Pendidikan merupakan usaha manusia dewasa dalam membimbing manusia yang belum dewasa menuju kedewasaan.
6. Stella Van Petten Henderson (1888-1948)
Ahli satu ini mengartikan pendidikan sebagai "Pendidikan adalah kombinasi pertumbuhan, perkembangan diri, dan warisan sosial".
7. H H Horne (1874-1946)
Horne mengemukakan bahwasanya pendidikan adalah proses yang dilakukan secara terus-menerus dari penyesuaian yang lebih tinggi bagi manusia yang telah berkembang secara fisik dan mentalnya.
8. Rousseau (1712-1778)
Filsuf Prancis satu ini mengartikan pendidikan sebagai "Pembekalan diri kita dengan sesuatu yang belum ada pada kita sewaktu masa kanak-kanak, akan tetapi kita membutuhkannya di waktu dewasa".
9. James Mill (1773-1836)
Mill mengatakan bahwa "Pendidikan itu harus menjadikan seseorang cakap, agar dia menjadi orang yang senantiasa berusaha mencapai kebahagiaan untuk dirinya terutama dan untuk orang lain selainnya".
10. John Dewey (1859-1952)
Dewey pernah berkata "Pendidikan adalah membentuk manusia baru melalui perantaraan karakter dan fitrah, serta dengan mencontoh peninggalan-peninggalan budaya lama masyarakat manusia".
11. Theodore Brameld (1904-1987)
Theodore Brameld adalah seorang filsuf dan pendidik asal Amerika. Menurutnya, pendidikan mengandung fungsi yang luas dari pemelihara dan perbaikan kehidupan suatu masyarakat, terutama membawa warga masyarakat yang baru mengenal tanggung jawab bersama di dalam masyarakat.
Dengan demikian, pendidikan adalah proses yang lebih luas dibanding yang berlangsung di dalam sekolah saja. Pendidikan adalah aktivitas sosial yang memungkinkan masyarakat tetap ada dan berkembang.
12. Ibnu Muqaffa (106-143 H)
Sang pengarang kitab Kalilah wa Dimnah ini menjelaskan bahwa, "Pendidikan itu ialah yang kita butuhkan untuk mendapatkan sesuatu yang akan menguatkan semua indra kita seperti makanan dan minuman, dengan yang lebih kita butuhkan untuk mencapai peradaban yang tinggi yang merupakan santapan akal dan rohani".
Tujuan Pendidikan
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, tepatnya pasal 3, tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Sementara itu, berdasar MPRS Nomor 2 Tahun 1960, tujuan pendidikan adalah membentuk pancasilais sejati berdasarkan ketentuan-ketentuan yang dikehendaki oleh Pembukaan UUD 1945 dan isinya. Adapun menurut UUD 1945 versi amandemen, tepatnya pasal 31 ayat (3), tujuan pendidikan nasional adalah meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
Singkat kata, sebagaimana diambil dari Buku Ajar Pengantar Pendidikan karya Muhammad Yasin dkk, tujuan pendidikan, terkhusus di Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia secara menyeluruh. Adapun aspek yang dicakup adalah keagamaan, moral, intelektual, kesehatan, kepribadian, serta tanggung jawab sosial dan kebangsaan.
Landasan Pendidikan
Diringkas dari jurnal bertajuk 'Implikasi Landasan-Landasan Pendidikan' oleh Abdul Rasid, macam landasan pendidikan adalah:
1. Landasan Filosofis
Landasan filosofis punya kaitan erat dengan makna atau hakikat pendidikan. Makna atau hakikat pendidikan ini berusaha menelaah masalah-masalah utama, seperti misalnya, apa arti pendidikan dan mengapa pendidikan diperlukan.
2. Landasan Sosiologis
Landasan sosiologis adalah proses interaksi antara dua individu, atau bahkan dua generasi, yang memungkinkan generasi muda untuk mengembangkan diri.
3. Landasan Kultural
Landasan kultural adalah sebuah kebudayaan sebagai gagasan dan karya manusia beserta hasil budi dan karya itu akan selalu terkait dengan pendidikan.
4. Landasan Psikologis
Dalam pendidikan, aspek kejiwaan alias psikologis tentu tidak dapat dipisahkan. Umumnya, landasan psikologis dari pendidikan tertuju pada pemahaman manusia, terkhusus tentang proses perkembangan dan belajar.
5. Landasan Ilmiah dan Teknologis
Ilmu pengetahuan dan teknologi adalah bagian utama dari pengajaran. Baik secara ilmiah maupun teknologis, landasan ini diperlukan untuk menumbuhkan tatanan pembelajaran yang komprehensif dan berkelanjutan.
Demikian penjelasan lengkap tentang 12 pengertian pendidikan menurut ahli. Semoga pembahasannya membantu, ya, detikers!
(sto/afn)
Komentar Terbanyak
Jokowi Berkelakar soal Ijazah di Reuni Fakultas Kehutanan UGM
Blak-blakan Jokowi Ngaku Paksakan Ikut Reuni buat Redam Isu Ijazah Palsu
Tiba di Reuni Fakultas Kehutanan, Jokowi Disambut Sekretaris UGM