Pernahkah detikers mendengar istilah silogisme? Mungkin, istilah satu ini telah sering kamu baca atau dengar, baik di media online ataupun buku pembelajaran. Sejatinya, apa sih silogisme itu?
Jika dikaitkan dengan konteks pembukaan seleksi CPNS (Calon Pegawai Negeri Sipil) 2024, silogisme masuk jadi salah satu materi tes SKD (Seleksi Kompetensi Dasar). Dalam KepmenpanRB Nomor 321 Tahun 2024, dijelaskan bahwa silogisme bertujuan mengukur kemampuan individu untuk menarik kesimpulan dari dua pernyataan yang diberikan.
Apakah detikers sudah terbayang mengenai apa itu silogisme? Tenang, jika belum, di bawah ini detikJogja siapkan pembahasan lengkapnya, mulai dari pengertian, macam, rumus, dan contohnya. Baca sampai habis ya!
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengertian Silogisme
Dikutip dari buku Dasar-Dasar Logika oleh Bambang Kusbandrijo, silogisme adalah proses penyimpulan dalam logika yang berangkat dari pangkal pikir yang telah diketahui untuk mendapat informasi/pengetahuan baru. Singkat kata, silogisme adalah proses penarikan kesimpulan secara deduktif.
Dirujuk dari laman resmi Kwik Kian Gie School of Business, silogisme adalah bentuk argumen logis yang tersusun atas premis mayor, premis minor, dan kesimpulan. Konsep ini pertama kali dikemukakan oleh Aristoteles, seorang filsuf Yunani kuno.
Lalu, apa itu premis mayor, minor, dan kesimpulan dalam silogisme? Mudahnya, pengertian ketiga struktur silogisme di atas adalah sebagai berikut:
- Premis mayor: pernyataan umum yang berlaku untuk semua anggota suatu kategori.
- Premis minor: pernyataan berisi kaitan antara subjek tertentu dengan kategori yang disebut dalam premis mayor.
- Kesimpulan: sesuai namanya, adalah kesimpulan hubungan antara subjek dalam premis minor dengan predikat premis mayor.
Macam dan Contoh Silogisme
Diringkas dari buku Dasar-Dasar Logika oleh Yusup Rohmadi dan Waryunah Irmawati, secara garis besar, silogisme bisa dibagi menjadi dua, yakni silogisme sempurna dan tidak sempurna. Lebih lanjut, silogisme sempurna terbagi lagi menjadi beberapa tipe, yakni:
1. Silogisme Kategoris
Merupakan silogisme yang semua proposisinya tergolong kategorial. Contoh mudah dari silogisme kategoris adalah:
- Premis mayor: Semua orang harus makan
- Premis minor: Bambang adalah manusia
- Kesimpulan: Bambang harus makan
2. Silogisme Hipotetik
Macam silogisme kedua ini adalah argumen atau pendapat yang premis mayornya berupa proposisi hipotetik, sedangkan premis minornya merupakan proposisi kategorik. Contohnya:
- Premis mayor: Jika hari ini cerah, saya akan ke rumah kakek
- Premis minor: Hari ini cerah
- Kesimpulan: Saya akan ke rumah kakek
3. Silogisme Alternatif
Berbeda dengan dua macam silogisme sebelumnya, silogisme alternatif tersusun atas premis mayor yang berisikan proposisi alternatif. Proposisi alternatif itu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya. Berikut ini contohnya agar lebih paham:
- Premis mayor: Suparman akan membeli kucing atau anjing
- Premis minor: Suparman membeli kucing
- Kesimpulan: Suparman tidak membeli anjing
4. Silogisme Disjungtif
Silogisme disjungtif adalah silogisme yang premis mayornya merupakan disjungtif, sedangkan premis minornya bersifat kategorik. Premis minor dalam silogisme ini mengakui atau mengingkari salah satu alternatif dalam premis mayor. Silogisme ini dibagi lagi menjadi dua, yakni silogisme dalam arti sempit dan luas.
Contoh silogisme dalam arti sempit (premis mayornya punya alternatif kontradiktif)
Premis mayor: Heri jujur atau berbohong
Premis minor: Ternyata Heri berbohong
Kesimpulan: Ia tidak jujur
Contoh silogisme dalam arti luas (premis mayornya punya alternatif yang tidak kontradiktif)
Premis mayor: Hasan ada di rumah atau di pasar
Premis minor: Hasan ternyata tidak di rumah
Kesimpulan: Hasan di pasar
5. Entimen
Jarang ditemukan sehari-hari, entimen adalah silogisme yang diperpendek atau tidak memiliki premis umum. Agar lebih paham, berikut contohnya:
Premis mayor: Semua anggota OSIS sedang rapat
Premis minor: Reza adalah anggota OSIS
Kesimpulan: Reza sedang melakukan rapat
Entimen: Reza sedang rapat karena ia anggota OSIS
Rumus Silogisme
Diambil dari buku Rumus Anti Lupa Matematika SMA Kelas X, XI, XII oleh Tentor Merah Putih, rumus silogisme secara sederhana adalah:
p β q (jika p, maka q)
q β r (jika q, maka r)
β΄ p β r (jika p, maka r)
Alhasil, rumusnya menjadi ~ (pq) = (p^~q). Untuk lebih memahaminya, detikers bisa melihat contoh berikut:
Jika Adi murid rajin, maka Adi murid pandai
Jika Adi murid pandai, maka ia lulus ujian
Jika Adi murid rajin, maka ia lulus ujian (kesimpulan)
Lebih lanjut, dirujuk dari laman Prep Insta, sejumlah formula alias rumus dasar untuk silogisme adalah:
- Beberapa + semua = beberapa
- Beberapa + beberapa = tidak ada konklusi
- Beberapa + tidak = beberapa tidak
- Tidak + tidak = tidak ada konklusi
- Tidak + semua = beberapa tidak (pun juga sebaliknya)
- Tidak + beberapa = beberapa tidak (pun juga sebaliknya)
- Beberapa tidak/beberapa tidak terbalik + apa pun = tidak ada kesimpulan
- Tidak + semua = beberapa tidak (pun juga sebaliknya)
- Semua + beberapa = tidak ada konklusi
- Semua + semua = semua
- Semua + tidak = tidak
Nah, itulah penjelasan lengkap mengenai silogisme, mulai dari pengertian, jenis, hingga contohnya. Semoga pembahasannya membantu, ya, detikers!
(sto/dil)
Komentar Terbanyak
Jokowi Berkelakar soal Ijazah di Reuni Fakultas Kehutanan UGM
Blak-blakan Jokowi Ngaku Paksakan Ikut Reuni buat Redam Isu Ijazah Palsu
Tiba di Reuni Fakultas Kehutanan, Jokowi Disambut Sekretaris UGM