Tim riset mahasiswa Fakultas Biologi UGM mengidentifikasi adanya 103 anggrek Larat Hijau yang dinilai langka di hutan produksi di Playen, Gunungkidul. Pemkab Gunungkidul siap untuk melestarikan anggrek itu.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Gunungkidul, Harry Sukmono, mengatakan pihaknya mengapresiasi temuan tersebut. Dia pun berharap agar anggrek Larat Hijau atau Dendrobium capra itu bisa lestari.
"Bagian dari pelestarian dan penyelamatan konservasi itu tentu saja kita berharap bahwa itu bisa jadi bagian dari upaya bersama kita," kata Harry saat dihubungi detikJogja, Selasa (13/8/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Harry menjelaskan temuan tersebut bakal jadi data pelestarian keanekaragaman hayati yang ada di Gunungkidul. Pihaknya akan meminta arahan dari UGM untuk upaya konservasinya.
"Bahkan kita akan minta arahan juga seperti apa yang harus kami lakukan dari teman-teman itu (UGM). Seperti apa bagian dari kolaborasi pihak Kabupaten dengan perguruan tinggi," katanya.
Lebih lanjut, Harry mengatakan kewenangan pembudidayaan anggrek langka itu merupakan kebijakan Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Gunungkidul. Dalam hal konservasi merupakan wewenang DLH dan DPP Gunungkidul.
Dihubungi terpisah, Sekretaris DPP Gunungkidul, Raharjo Yuwono menyanggupi untuk menindaklanjuti upaya pelestarian anggrek Larat Hijau tersebut.
"Pertanian siap untuk menindaklanjuti (upaya pelestarian anggrek Larat Hijau di Gunungkidul)," ucap Raharjo.
Lebih lanjut, Raharjo mengatakan anggrek Larat Hijau itu bisa didaftarkan menjadi varietas lokal Gunungkidul ke Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian (PPVTPP) Kementerian Pertanian (Kementan). Konsekuensi didaftarkannya anggrek Larat Hijau yang ditemukan di Gunungkidul sebagai varietas lokal itu yaitu mengembangkan tanaman tersebut.
"Itu bisa menjadi varietas didaftarkan menjadi lokal Gunungkidul ke PPVT," jelasnya.
Dirinya akan melaporkan temuan itu kepada Kepala DPP Gunungkidul agar ada upaya tambahan untuk mengembangkan tanaman langka itu.
Diberitakan sebelumnya, Tim Program Kreativitas Mahasiswa bidang Riset Eksakta (PKM-RE) D'Caprangers Fakultas Biologi UGM mengidentifikasi adanya 103 anggrek larat hijau di hutan produktif di Playen, Gunungkidul. Mereka mendapat kabar dari warga sekitar April 2024.
"Awalnya dapat informasi dari warga kalau ada anggrek. Setelah dilihat ternyata Dendrobium capra," terang salah seorang anggota tim PKM-RE D'Caprangers, Syafira Nurul Aisya saat dihubungi detikJogja melalui telepon konferensi, Minggu (11/8).
Anggota tim riset lainnya, Dary Saka Fitrady mengatakan anggrek tersebut tumbuh di batang pohon mahoni. Beberapa lainnya hidup di batang pohon jambu air.
Selanjutnya, Dary menjelaskan anggrek Larat Hijau tumbuh di lingkungan kering dengan cahaya matahari yang cukup. Sebab itu tidak heran jika anggrek itu tumbuh di hutan produksi di Playen dan menempel di bagian atas pohon untuk mendapatkan cahaya yang cukup.
"Lingkungan yang disukainya, (anggrek Larat Hijau) menyukai kondisi kondisi kering dan terik," jelasnya.
(rih/apl)
Komentar Terbanyak
Kanal YouTube Masjid Jogokariyan Diblokir Usai Bahas Konflik Palestina
Israel Ternyata Luncurkan Serangan dari Dalam Wilayah Iran
BPN soal Kemungkinan Tanah Mbah Tupon Kembali: Tunggu Putusan Pengadilan