Fungsi Punden Berundak: Pengertian, Bentuk, Contoh dan Lokasinya

Fungsi Punden Berundak: Pengertian, Bentuk, Contoh dan Lokasinya

Anandio Januar - detikJogja
Selasa, 19 Des 2023 13:39 WIB
punden berundak di Situs Gunung Susuru
Punden berundak di Situs Gunung Susuru (Foto: Dadang Hermansyah/detikTravel)
Jogja -

Punden berundak adalah salah satu peninggalan bersejarah yang ada di Indonesia. Punden berundak telah dibangun sejak masa megalitikum dan sering dipengaruhi unsur kebudayaan dan agama.

Mengutip laman resmi Kemdikbud, punden berundak dianggap sebagai tempat suci yang dijadikan tempat bersemayam roh leluhur. Selain itu, punden berundak juga dianggap dapat memberikan berkah berupa kesuburan, ketentraman, dan kesejahteraan bagi masyarakat.

Di Indonesia, berbagai bentuk punden berundak dapat dijumpai, contohnya adalah bangunan candi yang dibentuk bertingkat-tingkat. Untuk memahami lebih lanjut seputar punden berundak, berikut pengertian hingga contoh lokasi punden berundak.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pengertian dan Fungsi Punden Berundak

Dikutip dari buku Seri IPS Sejarah SMP Kelas VII yang ditulis Prawoto, punden berundak adalah susunan batu yang dibuat bertingkat-tingkat sehingga jika dilihat dari samping menyerupai tangga. Bangunan ini dibuat menjadi bangunan suci tempat memuja nenek moyang.

Dilansir dari buku Atlantis: Di Antara Fiksi dan Fakta, punden berundak dibuat atau disusun oleh sekelompok masyarakat pada zaman dahulu. Berdasarkan penelitian arkeologi, pembangun punden berundak adalah masyarakat pendukung budaya megalitik. Batu-batu alam yang diatur menjadi punden berundak banyak ditemukan di area bukit yang menjadi tempat pemujaan.

ADVERTISEMENT

Mengutip buku Sejarah Kuningan yang ditulis Edi Suhardi Ekajati (2003), punden berundak terbuat dari batu besar yang di dalamnya terdapat menhir (batu tegak), meja batu, peti batu, dan lain-lain.

Punden berundak sering dibuat berporos arah timur ke barat mengikuti arah perjalanan matahari dari terbit hingga terbenam. Hal ini melambangkan perjalanan manusia dari lahir, hidup, dan mati.

Selain memuja para roh leluhur, punden berundak seringkali menjadi tempat persembahan dengan meletakkan sesajian di areanya. Pemujaan ini dilakukan agar terhindar dari berbagai musibah dan bencana.

Bentuk Punden Berundak

Mengutip buku Sejarah 2 SMA Kelas XI Program Ilmu Sosial yang ditulis Sardiman, pada hakikatnya, candi-candi di Indonesia termasuk punden berundak yang menjadi unsur asli Indonesia. Seringkali punden berundak ini dipengaruhi unsur budaya Hindu, Buddha, dan akulturasi keduanya.

Punden berundak memiliki ciri khas bangunannya yang bertingkat. Berbagai macam punden berundak memiliki tingkatan yang berbeda-beda. Mengutip buku Atlantis: Di Antara Fiksi dan Fakta, terdapat punden berundak yang berbentuk simetris dan tidak simetris.

Punden berundak tidak simetris menunjukkan bahwa dalam pembangunan mementingkan satu arah saja sebagai arah bangunannya menghadap. Contoh dari punden berundak tidak simetris adalah Situs Gunung Padang dan Situs Lebak Cibedug, sementara punden berundak simetris contohnya adalah Candi Borobudur.

Mengutip buku Peradaban Nusantara yang ditulis Tri Prasetyono, S.Pd., Candi Borobudur sendiri memiliki 10 tingkatan yang terdiri atas enam tingkat berbentuk bujursangkar, tiga tingkat berbentuk bundar melingkar, dan satu tingkatan puncak berbentuk sebuah stupa utama. Sepuluh tingkat yang dimiliki candi ini melambangkan sepuluh tingkatan 'Bodhisattva' yang harus ditempuh untuk mencapai kesempurnaan menjadi Buddha.

Sementara di Candi Sukuh, tingkatan yang ada memiliki makna yang berbeda dari Candi Borobudur. Melansir buku Pesona Solo yang ditulis Anita Chairul Tanjung, tiga tingkatan di Candi Sukuh mendeskripsikan konstruksi bangunan pemujaan asli orang-orang Jawa Kuno.

Tingkatan pertama menggambarkan kehidupan profan atau duniawi. Tingkatan kedua melambangkan kehidupan semi sakral, dan bagian puncaknya melambangkan kehidupan sakral.

Candi Buddha terbesar di dunia yang dibangun oleh Dinasti SyailendraCandi Borobudur merupakan candi Buddha terbesar di dunia yang dibangun oleh Dinasti Syailendra Foto: detik

Contoh dan Lokasi Punden Berundak

Punden Berundak yang ditemukan di berbagai wilayah di Indonesia saat ini banyak yang menjadi situs budaya. Banyak wisatawan yang berkunjung ke berbagai punden berundak yang lebih dikenal sebagai candi.

Selain itu, banyak juga punden berundak yang masih digunakan sebagai tempat ibadah untuk kepercayaan tertentu. Berikut ini adalah contoh dan lokasi punden berundak yang ada di Indonesia.

  • Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah
  • Candi Penampihan, lereng Gunung Wilis, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur
  • Candi Carik, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur
  • Candi Sukuh, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah
  • Situs Lebak Cibedug, Kabupaten Lebak, Banten
  • Situs Gunung Padang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat
  • Situs Pangguyangan, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat
  • Situs Cipari, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat
  • Candi Gajah Mungkur, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur
  • Punden Berundak Pura Mehu, Kabupaten Bangli, Bali.
  • Punden Berundak Taman Purbakala Pugung Raharjo, Kabupaten Lampung Timur, Lampung
  • Candi Barong, Kabupaten Sleman, DIY

Demikianlah penjelasan mengenai punden berundak lengkap dengan contoh lokasinya di Indonesia. Semoga bermanfaat, Dab!

Artikel ini ditulis oleh Anandio Januar Peserta program magang bersertifikat kampus merdeka di detikcom.




(ams/ams)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads