Dua guru SMP Stella Duce 1 Jogja, Estu Pramana dan Imelda Wiwit, disebut sebagai inspirasi sutradara film Budi Pekerti Wregas Bhanuteja. Begini sosok Wregas di mata kedua gurunya itu.
Sosok kedua guru yang disebut menjadi inspirasi bagi Wregas itu juga dilibatkan dalam film Budi Pekerti. Keduanya punya kenangan tentang sosok Tejo sapaan Wregas, yang disebut pendiam semasa sekolah itu.
"Tejo itu dari segi potensial musik dan olahraga, tidak begitu. Lalu agak tertutup, meskipun pendiam, dia kalau nulis atau ngomong itu keren banget. Lalu, aktif di OSIS juga dan kebetulan kami berdua pembinanya saat itu," jelas Estu saat ditemui detikJogja di SMP Stella Duce 1, Dagen, Sosromeduran, Gedong Tengen, Kota Jogja, Senin (20/11/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal senada juga disampaikan Wiwit. Wiwit mengenang sutradara film Budi Pekerti itu bukan sosok anak populer tapi punya pemikiran yang luar biasa.
"Bahasa tuturnya itu sangat runtut. Jadi itu yg membedakan karena seperti yang dibilang Pak Estu, teman-temannya yang lain itu populer di musik dan basket yang waktu itu suatu yang tren, cuma kalo Wregas ini termasuk yang woles (santuy). Cuma kemudian kalau berbicara itu nampak kedalamannya," urai Wiwit.
Meski dikenal pendiam, Wregas Bhanuteja disebut memiliki ketertarikan dalam dunia perfilman. Hal ini terlihat saat dirinya mendapat peran sebagai aktor dalam tugas pembuatan film saat masih sekolah dulu.
"Itu berasal dari tugas religiusitasnya Pak Estu. Nah itu diminta untuk membuat film pendek dengan tema tertentu, kemudian proses itu sampai pada hasil produk film kemudian dipresentasikan kenapa memilih topik yang disampaikan oleh Pak Estu. Itu awal mulanya sebelum ke lomba," jelas Wiwit.
Estu pun mengenang tugas film yang dia berikan untuk Wregas dan teman sekelasnya dulu. Menurutnya, kala itu Wregas Bhanuteja sudah menunjukkan bakat dan minatnya di film.
"Sedikit seingat saya ya, karena pilihan mereka itu, kalau nggak salah Singgalang (nama) kelasnya. Pada waktu itu mereka mengambil setting film di era kolonial. Ada yang jadi orang Belanda, lalu butuh orang pribumi nih yang tampak Jowo banget, lalu Wregas yang dipilih, rupanya dia juga tertarik di situ," tambah Estu.
Artikel ini ditulis oleh Iis Sulistiani dan Novi Vianita Peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(ams/ahr)
Komentar Terbanyak
Jawaban Menohok Dedi Mulyadi Usai Didemo Asosiasi Jip Merapi
PDIP Jogja Bikin Aksi Saweran Koin Bela Hasto Kristiyanto
Direktur Mie Gacoan Bali Ditetapkan Tersangka, Begini Penjelasan Polisi