Ramai Kelompok Pelangi-Mahasiswa Korban Pinjol, UMY Bentuk Konselor Sebaya

Tim detikJateng - detikJogja
Senin, 24 Jul 2023 14:22 WIB
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). (Foto: dok UMY)
Bantul -

Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Prof Gunawan Budiyanto meminta kelompok pelangi dan mahasiswa terjerat pinjaman online (pinjol). UMY pun membentuk konselor sebaya untuk menjaring masalah yang dialami mahasiswa agar mendapatkan solusi.

"Kelompok Pelangi di Jogja itu kami minta tolong bisa dibongkar. Tapi itu tidak berhubungan dengan korban pembunuhan yang mutilasi itu ya," kata Rektor UMY Prof. Gunawan Budiyanto usai menghadiri peluncuran buku UMY SDGs Report di Kampus UMY, Kasihan, Bantul, dilansir dari detikJateng, Senin (24/7/2023).

Gunawan menyebut kemunculan kelompok pelangi dan mahasiswa terjerat pinjol sudah santer terdengar sejak tahun 2021. Hal itu karena banyaknya kampus dan kantor yang lockdown sehingga kegiatan malam terkadang tidak terkontrol.

"Karena memang slentingan pinjol dan kelompok pelangi ini sudah lama. Jadi sebetulnya mulai ramai tahun 2021, pada saat kampus-kampus dan kantor-kantor lockdown jam malam kan tidak terkontrol," ujarnya.

Informasi soal kelompok pelangi dan pinjol ini sudah menjadi topik bahasan di kalangan mahasiswa. Gunawan pun berencana membawa isu ini ke pertemuan antar-rektor.

"Jadi memang itu dari mahasiswa juga (informasinya), dan itu juga sedang jadi pembicaraan mahasiswa antarkampus di Jogja ini. Karena itu menjadi penting bagi kita untuk mengungkap dua hal itu," ucapnya.

"Nanti kita bawa dua isu ini ke pertemuan para Rektor ya. Isu mahasiswa terjerat pinjol dan kelompok undercover ini," lanjut Gunawan.

UMY Bentuk Konselor dari Mahasiswa

Terkait dua isu ini, Gunawan mengaku sudah membentuk konselor dari mahasiswa. Nantinya, mereka akan membuat aksi untuk turun ke kelompok-kelompok mahasiswa untuk menyosialisasikan hal-hal tersebut.

"Karena mereka ini justru membagi cerita bukan ke dosen tapi ke sesama mahasiswa. Karena itu kita membentuk konselor sebaya agar bagaimana kampus bisa memahami masalah yang dipunyai mahasiswa lebih besar lagi," ucapnya.

Dengan catatan, permasalahan itu di luar masalah seperti terlambat kuliah, ujian, mengumpulkan tugas hingga kesulitan ekonomi. Diharapkan konselor sebaya ini bisa menjaring permasalahan yang lebih pribadi di kalangan mahasiswa.

"Tapi untuk hal yang sifatnya lebih pribadi, itu bagi kami kemarin peristiwa mutilasi itu seperti menyadarkan kita bersama. Bahwa ternyata kampus itu harus merasa lebih bisa memahami kondisi psikologis mahasiswa," katanya.

"Oleh karena itu kami berharap ada 1.000 konselor sebaya, mereka akan aktif mendampingi dan menampung keluhan-keluhan mahasiswa. Ini yang akan kita lakukan dan kami mohon doa restu mudah-mudahan bisa memetakan kondisi kejiwaan dari mahasiswa kami," imbuh Gunawan.

Selengkapnya di halaman berikut.




(ams/sip)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork