Penelitian soal Masuk Angin Bawa Dosen UGM Jadi Guru Besar

Penelitian soal Masuk Angin Bawa Dosen UGM Jadi Guru Besar

Serly Putri Jumbadi - detikJogja
Senin, 16 Jun 2025 11:56 WIB
Dosen Antropologi FIB UGM Prof. Dr. Atik Triratnawati saat pengukuhan Guru Besar dalam Bidang Antropologi Kesehatan di Balai Senat UGM, Selasa (10/6/2025).
Dosen Antropologi FIB UGM Prof. Dr. Atik Triratnawati saat pengukuhan Guru Besar dalam Bidang Antropologi Kesehatan di Balai Senat UGM, Selasa (10/6/2025). Foto: Dok UGM.
Sleman -

Dosen Antropologi Kesehatan Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UGM, Prof. Dr. Atik Triratnawati belum lama ini dikukuhkan menjadi Guru Besar bidang Antropologi Kesehatan UGM. Dalam disertasinya Atik mengangkat penelitian tentang masuk angin merupakan fenomena budaya.

Atik dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam Bidang Antropologi Kesehatan pada Selasa (10/6) di Balai Senat UGM. Atik menjelaskan bahwa masuk angin menjadi sebuah fenomena antara bidang medis dan budaya, terkhusus budaya Jawa.

"Orang Jawa punya konstruksi budaya terkait dengan masuk angin bahwa masuk angin diakibatkan tubuh terlalu dominan, terlalu kebanyakan kemasukan angin. Sehingga sehat itu harmoni antara panas dan dingin," ujar Atik saat dihubungi detikJogja, Senin (16/6/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Atik menyebut, istilah masuk angin berkembang dalam budaya atau masyarakat tertentu. Maka, dia menyebut, masuk angin masuk dalam kategori fenomena budaya.

"Rasa sakit dan penyakit itu dibentuk oleh komunitas tempat penderita itu merasakan sakit. Sehingga label sakit, penyembuhannya, gejala, recovery, dan sebutan-sebutan khusus itu dipengaruhi oleh budaya si penderita," tuturnya.

ADVERTISEMENT

"Sedangkan bagi orang-orang medis menganggap penyakit didefinisikan oleh medis modern, seperti dokter, perawat dan tenaga kesehatan," jelas Atik.

Atik menambahkan, masuk angin sendiri tidak ada dalam kamus medis modern. Dalam medis, masuk angin dikategorikan sebagai penyakit common cold atau flu.

"Karena masuk angin itu tidak ada di dalam kamus medis modern. Jadi tidak ada penyakit masuk angin, kata dokter. Adanya common cold atau flu. Sehingga dokter menyembuhkan masuk angin dengan obat flu atau obat common cold, panas dingin itu," tuturnya.

"Padahal konstruksi orang Jawa, masuk angin itu berbeda dengan flu, beda dengan common cold. Sehingga orang Jawa tidak mengobati dengan obat turun panas, obat menghilangkan pusing," jelas Atik.

Maka, kata Atik, kebanyakan masyarakat Jawa mengobati masuk angin dengan kerokan.

"Jadi budaya yang berkembang di masyarakat itu mengobati masuk angin dengan kerokan. Karena kerokan sebetulnya bisa menurunkan unsur dingin dalam tubuh," pungkas Atik.




(apl/ahr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads