Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) melalui Direktorat Riset dan Pengabdian (DRP) menggelar program tanggap darurat bencana dalam UMY Rescue 2025. Program ini merupakan bentuk kepedulian kemanusiaan UMY terhadap korban banjir di Kecamatan Langsa Lama, Kota Langsa, Aceh.
Program ini dilaksanakan melalui Direktorat Riset dan Pengabdian (DRP) UMY dan didukung pendanaan dari Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (KemendikSaintek) RI melalui skema hibah Program Pengabdian kepada Masyarakat yang dikelola Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DPPM). Kegiatan ini juga mendapat dukungan donasi dari dosen FKIK, FKG, serta alumni FKIK UMY.
Tim pelaksana dipimpin oleh Dr. dr. Sagiran, dengan total 10 personel lintas disiplin. Tim terdiri dari dokter spesialis bedah, dokter spesialis bedah ortopedi, dokter spesialis penyakit tropis, dokter gigi dan mulut, ahli keperawatan jiwa, dua perawat, satu apoteker, serta dua dokter muda (co-ass).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini adalah angkatan pertama secara formal dari UMY atas kerja sama dengan Kementerian Dikti dan Saintek. Kami berjumlah 10 orang dan akan berposko di Puskesmas Langsa Lama karena di sana kerumunan masyarakat paling banyak," kata Sagiran saat pelepasan tim relawan di Kampus UMY, Kasihan, Bantul, Kamis (18/12/2025).
Sagiran menjelaskan, wilayah Langsa dipilih karena relatif aman dan menjadi titik berkumpul pengungsi dari daerah terdampak lain. Tim akan bertugas hingga 27 Desember dan berkoordinasi dengan RSUD Kota Langsa untuk penanganan kasus lanjutan, khususnya bedah.
"Kami membawa peralatan lengkap, mulai dari pemeriksaan umum sampai perangkat operasi dan obat-obatan. Penyakit yang mulai banyak muncul antara lain diare, ISPA, penyakit kulit akibat kerumunan, serta penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi, kolesterol, hingga gagal ginjal. Untuk kasus kegawatdaruratan, kami juga sudah bersiap," jelasnya.
Selain pelayanan medis, UMY Rescue 2025 juga menaruh perhatian besar pada pemulihan kesehatan mental masyarakat terdampak banjir. Tim menyediakan layanan Psychological First Aid, konseling individu, serta pendampingan trauma healing bagi anak-anak dan kelompok rentan.
"Pendekatan kami tidak hanya medis darurat. Ada layanan kesehatan umum, gigi dan mulut, kesehatan ibu dan anak, kesehatan lingkungan, hingga pendampingan psikososial dan trauma healing. Yang penting, kami juga melatih kader lokal agar setelah kami pulang, pendampingan bisa tetap berjalan," ujar Sagiran.
Dalam pelaksanaannya, tim juga melakukan instalasi teknologi penyediaan air bersih menggunakan water purifier berkapasitas tinggi untuk menekan risiko penyakit berbasis air pascabanjir. Edukasi perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) serta pelatihan deteksi dini penyakit pascabencana turut diberikan kepada kader kesehatan setempat.
Terkait keamanan perjalanan dan distribusi bantuan, Sagiran memastikan tim telah berkoordinasi dengan Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) pusat yang sudah berada di lokasi sejak awal Desember, serta melibatkan tokoh lokal untuk pengawalan.
"Memang terdengar berita adanya rombongan relawan yang dicegat atau dirampas bantuannya. Alhamdulillah, kami berkoordinasi dengan MDMC (Muhammadiyah Disaster Management Center) pusat yang sudah ada di lokasi sejak 6 Desember," katanya.
"Kami juga melibatkan tokoh lokal untuk pengawalan guna memastikan perjalanan aman dan bantuan sampai tepat sasaran," pungkasnya.
(aku/afn)












































Komentar Terbanyak
Bocoran dari Basuki soal Rencana Gibran Berkantor di IKN Tahun Depan
Basuki Hadimuljono Ungkap Gibran Ingin Berkantor di IKN 2026
Jawab Sindiran Luhut, UGM Pamerkan Penelitian Bawang Putih