Sekolah Global Cahaya Bangsa (GCBS) menggelar Soft Opening di kompleks sekolah modernnya di Jalan Palagan 8.5, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sabtu (6/12). Kehadiran sekolah mulai jenjang TK hingga SMA ini merupakan langkah strategis untuk mencetak generasi unggul yang siap menghadapi tantangan disrupsi global, terutama menyongsong Indonesia Emas 2045.
Soft Opening tersebut dihadiri Kepala Dinas Pendekatan, Pemuda, dan Olahraga DIY, Suhirman, mewakili Wakil Gubernur KGPAA Paku Alam X. Dalam sambutannya melalui keterangan tertulis yang diterima detikJogja, Minggu (7/12/2025), Suhirman menyoroti pentingnya pendidikan yang tak hanya berfokus kecerdasan akademik, namun juga penanaman nilai dan budi pekerti yang kuat sebagai fondasi integritas generasi penerus.
Sementara founder sekaligus Pembina Yayasan Global Cahaya Bangsa, Bapak Aryanto Sukoco dan Ibu Farida Fusiawati, mengucapkan rasa syukur atas rampungnya pembangunan sekolah yang memang dirancang untuk menyediakan pendekatan berstandar internasional.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami berharap Global Cahaya Bangsa dapat menjadi lembaga pendidikan yang berperan strategis dalam melahirkan generasi masa depan yang unggul, berwawasan global, dan memiliki karakter kuat. Pendidikan adalah investasi jangka panjang bangsa," ujar Bapak Aryanto Sukoco.
Adapun Ketua Yayasan Global Cahaya Bangsa, Prof Dr Totok Bintoro, menekankan bahwa sekolah modern harus mampu beradaptasi dengan segala tantangan digital. Ia menegaskan kembali konsep Digitality-Related Pedagogical and Content Knowledge (DPACK) sebagai pendekatan yang perlu diadopsi diadaptasi sekolah modern.
Adaptasi tersebut, lanjutnya, selaras dengan kerangka Science, Technology, Engineering, Arts, and Mathematics (STEAM) yang menjadi ciri khas dan kekuatan utama GCBS. Sekolah ini memadukan secara harmonis Kurikulum Nasional dan Cambridge Curriculum.
Dalam Soft Opening Sekolah GCBS, terdapat seminar yang diisi jurnalis senior sekaligus praktisi media, Alfito Deannova Ginting MSi, yang memaparkan Convergence Culture oleh Henry Jenkins, menjelaskan bagaimana media dan konsumen kini saling berinteraksi secara tidak terduga membentuk kekuatan super power dalam menentukan sebuah "kebijakan". Ia menekankan pentingnya dunia pendidikan dan orang tua untuk mempersiapkan anak-anak menghadapi era yang penuh informasi, disrupsi teknologi, dan tantangan mental.
"Generasi penerus bangsa harus dibekali dengan fondasi utama: karakter kuat, literasi digital yang baik, kemampuan berpikir kritis, mindset berkembang, literasi keuangan, identitas kebangsaan, dan keterampilan kolaborasi. Semua ini esensial untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045," tegas Alfito.
Sebagai bagian dari Global Education Network, Sekolah Global Cahaya Bangsa menghadirkan pendidikan berstandar internasional melalui perpaduan Kurikulum Nasional dan Cambridge Curriculum, pembelajaran STEAM, pendidikan karakter, serta fasilitas lengkap seperti Maker Space, Science Lab, Theater Hall, Collaborative Space, dan beragam studio seni. Pendekatan pembelajaran yang student-centered, inquiry-based, dan berorientasi pada proyek dirancang untuk mencetak lulusan yang kompeten, kreatif, dan siap memasuki dunia global.
Dengan terlaksananya soft opening ini, Sekolah Global Cahaya Bangsa resmi memulai langkahnya sebagai lembaga pendidikan yang hadir untuk membangun generasi unggul, berkarakter, dan berdaya saing internasional. Dengan didukung bangunan sekolah klasik yang bernuansa modern, Sekolah Global Cahaya Bangsa akan membuat Yogyakarta semakin istimewa.
Sebagai informasi, nantinya lulusan Sekolah Global Cahaya Bangsa dipersiapkan untuk menembus sejumlah perguruan tinggi top dunia, di antaranya Universitas Cambridge, Universitas Melbourne, maupun Nanyang Technological University.
Di Sekolah Global Cahaya Bangsa, metode pembelajaran didesain supaya student-centered, inquiry-based atau bertujuan siswa menumbuhkan pemikiran kritis dan hands-on learning, atau pembelajaran yang menitikberatkan kepada partisipasi aktif siswa. Sekolah Global Cahaya Bangsa menggabungkan Kurikulum Nasional dengan Kurikulum Cambridge, didukung oleh STEAM dan pendidikan karakter yang kuat.
(apu/apu)












































Komentar Terbanyak
Daerahnya Dilanda Bencana, DPRD Padang Pariaman Malah Kunker ke Sleman
Alasan DPRD Padang Pariaman Tetap Kunker ke Sleman Saat Dilanda Bencana
Penyesalan Keluarga Ali Pemerkosa Tewas Dimassa-Mayatnya Diseret Motor