Respons Legislator PDIP soal Survei Pilwalkot Jogja: Harus Jujur

Respons Legislator PDIP soal Survei Pilwalkot Jogja: Harus Jujur

Tim detikJogja - detikJogja
Kamis, 07 Nov 2024 13:05 WIB
Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto. Foto diunggah Kamis (7/11/2024).
Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto. (Foto: dok. Eko Suwanto)
Jogja -

Ketua Komisi A DPRD DIY dari Fraksi PDIP, Eko Suwanto, menilai pentingnya berdemokrasi guna meraih kemenangan di pilkada serentak lewat cara jujur dan bermartabat. Alumni Lemhannas ini mengatakan sikap jujur dan patuh pada etik moral menjadi fondasi yang baik guna meraih kepercayaan rakyat hingga menang di pilkada.

"Pilkada ini kerja politik, saatnya berlomba merebut hati dan pikiran dengan menawarkan ide, gagasan, program kegiatan untuk merebut kepercayaan rakyat," kata Eko Suwanto, dalam keterangan tertulisnya kepada wartawan, Kamis (7/11/2024).

Eko memberikan catatan berkaitan adanya berita rilis survei oleh IPDA. Dia menyebut ada kontroversi hingga bau propaganda yang dipertanyakan validitas dan basis ilmiah metodologi pelaksanaan survei.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya IPDA yang tidak terdaftar dalam Perkumpulan Survei Opini Publik Indonesia atau Persepi merilis hasil survei Pilkada Kota Jogja yang datanya diambil tanggal 21 sampai dengan 25 Oktober 2024 dengan klaim jumlah responden 1200.

"Penggiringan opini oleh paslon tertentu ini, dengan mempertontonkan hasil survei oleh lembaga yang bukan anggota Persepsi menjadi pertanyaan publik. Tidak ada data yang secara terbuka disampaikan ke publik selain angka-angka, Masyarakat Jogja berharap lembaga ini secara jujur membuka metode, responden dan mengunkap jujur siapa yang mendanai survei ini" kata Eko Suwanto yang juga Ketua DPC PDIP Jogja ini.

ADVERTISEMENT

Tentang survei yang disampaikan dalam rilis berita sebelumnya, Eko menyatakan ada beberapa pertanyaan setelah dia mempelajari berita dan menggali informasi dari beberapa pihak

"Catatan saja, IPDA bukanlah lembaga survei yang tercatat dan menjadi anggota Persepi, perkumpulan survei opini publik Indonesia," kata Eko.

Eko mengatakan kejanggalan dan pertanyaan di antaranya soal jumlah responden 1.200, tapi dia menilai publikasi survei juga tak dilakukan secara terbuka dalam forum ilmiah.

"Belum ketemu, barangkali ada kawan-kawan yang terima laporan survei, ada pertanyaan yaitu mengapa tidak ada satu ruang yang menjelaskan misalnya lewat dialog terbuka, pengumuman lewat jumpa pers. Survei yang baik tentu butuh metode ilmiah dan akademik. Kejanggalan lainnya juru bicara salah satu paslon di Kota yang menanggapi hasil survei ini diindikasikan juga salah satu aktifis dari lembaga yang lakukan survei. Jika ini benar wah ya tidak objektif," kata Eko.

Eko mengatakan masyarakat Jogja sudah cerdas dalam menentukan pilihan dan memilah informasi.

Berkaitan survei pilkada, kata dia, seharusnya jujur, lembaga harus menjelaskan ke publik soal pembiayaan. Sebab, lanjutnya, hasilnya dipublikasikan, termasuk menjelaskan metodenya seperti apa.

"Ilmiah atau tidak. Kita juga mencari tahu jumlah responden 1.200 di mana saja, bagaimana verifikasi data dan seterusnya. Silakan dibuka," pungkasEko.




(sip/ams)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads