12 Dalang Cilik Kulon Progo Pentas Bawa Pesan Perdamaian

12 Dalang Cilik Kulon Progo Pentas Bawa Pesan Perdamaian

Jalu Rahman Dewantara - detikJogja
Senin, 01 Sep 2025 20:28 WIB
12 dalang cilik saat melakukan pentas massal di Taman Budaya Kulon Progo, Pengasih, Senin (1/9/2025).
12 dalang cilik saat melakukan pentas massal di Taman Budaya Kulon Progo, Pengasih, Senin (1/9/2025). Foto: Jalu Rahman Dewantara/detikJogja
Kulon Progo -

Sebanyak 12 dalang cilik Kulon Progo menggelar pementasan wayang kulit massal di Taman Budaya Kulon Progo (TBK), Pengasih, sore tadi. Pentas tersebut membawa pesan perdamaian untuk Indonesia.

Pementasan wayang ini dilakukan oleh dalang berusia anak-anak dari 12 kapanewon di Kulon Progo. Berlokasi di sisi timur pendopo TBK Pengasih, para dalang cilik itu tampil energik membawakan cerita tentang pentingnya persatuan dan perdamaian untuk Kulon Progo dan Indonesia.

"Ini tadi saya bersama dengan teman-teman 12 orang dalang, ini menceritakan kedamaian untuk Indonesia," ucap salah satu dalang cilik dari Kalibawang, Seto Seno (10), saat ditemui usai pementasan, Senin (1/9/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seto mengatakan dalam penampilannya tadi, dia membawakan tokoh antagonis bernama Citraksi. Bagi yang belum tahu, Citraksi merupakan salah satu Kurawa. Dalam versi pewayangan Jawa, Citraksi sering terlihat bersama-sama dengan dua saudaranya yaitu Citraksa dan Durmagati.

ADVERTISEMENT

Inti dari cerita yang dibawakan para dalang cilik itu adalah bagaimana agar setiap insan dapat saling bergotong-royong menghadapi segala permasalahan. Cerita itu dibungkus sederhana dan ringkas, tanpa menghilangkan makna yang ingin disampaikan kepada penonton.

Adapun proses latihan hanya berlangsung tiga hari. Meski singkat, para dalang penerus bangsa itu dapat membawakan cerita yang penuh kesan.

"Kalau latihannya sudah tiga hari ini," ucap Seto.

Dalang cilik lain, Mahatmasih Andadari (12) asal Girimulyo, mengaku senang bisa ikut dalam pementasan ini. Lewat kegiatan ini, dia punya harapan agar masyarakat Kulon Progo bisa menjaga kesatuan dan perdamaian sesuai dengan cerita yang dipentaskan.

"Masyarakat Kulon Progo yang bersatu untuk membangun Kulon Progo," ujarnya.

Pelatih dalang cilik Kulon Progo, Rubiyanto, mengatakan inti dari pementasan tersebut adalah mendidik anak-anak agar selalu bersatu untuk membangun Kulon Progo.

"Yang kami tampilkan tadi, bahwasanya kita untuk mendidik anak agar bisa selalu nyawiji, untuk bangun Kulon Progo ke depannya," ucapnya.

Di sisi lain, Rubiyanto juga berharap pementasan yang digelar Pemkab Kulon Progo ini bisa jadi simbol perdamaian di Indonesia. "Harapan kami dengan adanya pementasan dalang anak tadi, semoga ke depannya dengan keadaan seperti ini bisa tidak terlalu berlarut-larut," ujarnya.

Pementasan wayang kulit dalang cilik membawa pesan perdamaian ini sejatinya merupakan bagian dari rangkaian Hari Jadi Kulon Progo ke-74. Tak hanya pementasan wayang, dalam acara ini juga digelar deklarasi pembulatan tekad untuk menciptakan suasana Kulon Progo yang kondusif.

"Sebenarnya kalau agenda pokok hari ini adalah kick-off rangkaian kegiatan hari jadi Kulon Progo ke-74. Namun melihat perkembangan kondisi terkini menjadi ide pak bupati ingin momen hari ini digunakan sekaligus juga deklarasi pembulatan tekad. Dan alhamdulillah bisa dilaksanakan deklarasi pembulatan tekad untuk menjaga kondusivitas, damai di wilayah Kulon Progo," ucap Kepala Satpol PP Kulon Progo, Budi Hartono.

Budi mengatakan deklarasi tersebut dikemas sederhana dan seluruh pesertanya mengenakan pita hitam sebagai simbol keprihatinan terhadap kondisi Indonesia saat ini. Pihaknya pun berharap huru-hara yang terjadi di tanah air dapat segera usai dan menemukan solusi yang baik untuk bersama.

"Termasuk hari ini kita sepakat menggunakan seragam putih dan pita hitam sebagai simbol keprihatinan terhadap kondisi bangsa. Mudah-mudahan semuanya cepat terselesaikan," ujarnya.




(apu/dil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads