Makna dan Filosofi Batik Gringsing yang Diyakini Bisa Menolak Bala

Makna dan Filosofi Batik Gringsing yang Diyakini Bisa Menolak Bala

Anindya Milagsita - detikJogja
Sabtu, 18 Jan 2025 09:40 WIB
Motif batik gringsing polet.
Motif batik gringsing. (Foto: Dok. Laman Balai Besar Kerajinan dan Batik Kemenperin RI)
Jogja -

Motif batik selama ini dikenal sebagai salah satu daya tarik yang kerap memicu rasa penasaran siapa saja yang melihatnya. Tak terkecuali motif batik gringsing yang diyakini bisa menolak bala. Namun, mengapa batik gringsing diyakini bisa menolak bala? Berikut penjelasannya.

Dikutip dari jurnal 'Batik Gringsing dan Ceplok Kembang Kates Bantul' karya Noor Sulistyabudi, dijelaskan bahwa motif batik gringsing telah ada sejak abad ke-14 silam. Pada saat itu, motif batik gringsing dianggap sebagai wujud penghargaan kepada perwira yang diberikan oleh Raden Wijaya.

Adapun gringsing sendiri merupakan motif latar atau 'tanahan' yang berbentuk isen-isen mata deruk atau bulatan bergaris tengah. Biasanya motif gringsing tertata dengan rapi dan saling bersinggungan satu sama lain.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Motif gringsing digunakan sebagai latar untuk penggambaran motif lainnya di bagian atasnya. Umumnya, motif ini dikaitkan dengan motif-motif bertemakan alam maupun makhluk hidup lainnya.

Selain memiliki kisah dan keunikan tersendiri, batik gringsing juga menyimpan makna dan filosofi mendalam. Salah satu yang banyak dikenal adalah keyakinan sebagian masyarakat bahwa batik gringsing bisa menolak bala.

ADVERTISEMENT

Lantas, seperti apa makna dan filosofi motif batik yang satu ini? Mari simak baik-baik informasinya berikut.

Makna Batik Gringsing

Serupa dengan motif-motif batik lainnya, batik gringsing juga memiliki makna tersendiri. Masih mengacu dari jurnal yang sama, disampaikan makna batik gringsing melambangkan kesaktian dan kebangsawanan. Hal ini dikarenakan salah satunya karena batik gringsing adalah batik Keraton.

Oleh karena itu, dikatakan rakyat biasa tidak boleh menggunakan batik tersebut. Sering kali pembatik melakukan modifikasi motif tambahan dengan melibatkan alam sekitar.

Sementara itu, dijelaskan dalam buku 'Batik dalam Bingkai Moderasi Beragama' oleh Muhamad Jaeni dan Nunung Hidayati, bahwa awalnya motif batik gringsing melibatkan dua warna dasar yaitu hitam dan putih. Pemilihan kedua warna ini juga memiliki makna tersendiri.

Pada warna hitam melambangkan kekekalan. Lain halnya dengan warna putih yang bermakna kehidupan. Yohanes Primus Supriono dalam bukunya 'Ensiklopedia The Heritage Of Batik, Identitas Pemersatu Kebanggaan Bangsa' menyampaikan informasi bahwa motif gringsing juga termasuk dalam daftar motif batik tertua di Nusantara.

Hal tersebut dikarenakan, motif ini memiliki bulatan atau lingkaran sebagai pusat dengan titik tengah. Motif tersebut dikenal sebagai 'sedulur papat lima pancer'. Adapun makna dari motif tadi dapat mewakili simbol keseimbangan, kesuburan, hingga kemakmuran dalam hidup umat manusia.

Terkait dengan makna batik gringsing yang berkaitan dengan motif kuno asli Nusantara juga tak terlepas dari asal-usul penyebutan namanya di masa lalu. Dijelaskan dalam buku yang sama, bahwa di dalam Kitab Pararaton dan Negarakertagama, motif gringsing atau Geringsing telah disebutkan selama masa pemerintahan Raden Wijaya di Majapahit.

Di masa itu, batik gringsing menjadi simbol anugerah yang diberikan oleh Raden Wijaya kepada panglima perangnya karena telah berjasa selama perang berlangsung. Sementara itu, di dalam Kitab Negarakertagama juga turut disebutkan bahwa kain motif gringsing justru dijadikan sebagai penghias bagi kereta kerajaan. Digambarkan bahwa kereta ini memiliki kemegahan.

Mengapa Batik Gringsing Disebut Menolak Bala?

Tidak hanya memiliki makna yang mendalam, terdapat filosofi terkait nama sekaligus kepercayaan yang mengiringi batik gringsing. Dijelaskan dalam buku sebelumnya, istilah gringsing ternyata berasal dari gabungan dua kata, yaitu 'gring' yang artinya sakit dan 'sing' berarti sakit. Apabila kedua kata tersebut digabungkan, maka dapat menjadi tidak sakit.

Arti dari gringsing tersebut ternyata tidak terlepas dari keyakinan bahwa motif batik ini dapat menolak bala. Sebagaimana informasi yang disampaikan Adi Kusrianto dalam buku 'Motif Batik Klasik Legendaris dan Turunannya', bahwa terdapat cerita rakyat yang menjelaskan batik bermotif gringsing adalah kain yang bertuah.

Alasannya karena kain batik tersebut bisa menyembuhkan orang sakit. Bukan hanya itu saja, batik gringsing juga ternyata sering kali berkaitan dengan tradisi yang dikembangkan di masa Kerajaan Mataram Islam. Tradisi tersebut berlanjut dan terus dilestarikan oleh Keraton Surakarta dan Jogja sampai sekarang.

Selanjutnya dijelaskan dalam jurnal 'Ontologi Batik: Melacak Dimensi Metafisis Batik Klasik Jawa' ditulis oleh Hastangka, motif batik gringsing yang memiliki arti kata tidak sakit menyimpan maksud serupa dengan penolak bala. Bahkan motif batik yang satu ini juga dianggap mengandung unsur dualisme. Ini dikarenakan batik gringsing menyimpan unsur materi dan juga rohani.

Lebih lanjut dijelaskan bahwa maksud dari kedua unsur tersebut adalah setiap orang tentu memiliki keyakinan dan suasana kebatinan yang berbeda. Terutama dalam kaitannya sebagai menolak segala penyakit, baik itu yang berkaitan dengan fisik maupun nonfisik. Inilah yang membuat unsur tersebut tak terlepas dari sisi spiritual maupun mistis.

Turunan Nama Motif Batik gringsing

Selain dikenal dengan nama motif batik gringsing saja, ternyata ada turunan motif ini yang memiliki sebutan khusus. Terutama dikarenakan motif batik ini terus mengalami perkembangan dari masa ke masa. Masih mengutip dari buku 'Motif Batik Klasik Legendaris dan Turunannya', berikut daftar nama turunan motif batik gringsing:

  1. Gringsing Aloes
  2. Gringsing Angoen-angoen
  3. Gringsing Arya-arya
  4. Gringsing Ayam Poeger
  5. Gringsing Bagenda
  6. Gringsing Kawoeng
  7. Gringsing Koesoemagoena
  8. Gringsing Kawot
  9. Gringsing Kloengsoe
  10. Gringsing Kloengsoe Latar Ireng
  11. Gringsing Lalampahan
  12. Gringsing Latar Poetih
  13. Gringsing Loeng Anggoer
  14. Gringsing Loeng Ing Sih
  15. Gringsing Loeng Lango
  16. Gringsing Oedajanaloes
  17. Gringsing Pala Latar Ireng
  18. Gringsing Pamasah
  19. Gringsing Pandawa
  20. Gringsing Pandawa Jaya
  21. Gringsing Panjaloe
  22. Gringsing Parta Awiwaha
  23. Gringsing Ramayana
  24. Gringsing Rawantaka
  25. Gringsing Ringgit (Wayang)
  26. Gringsing Sangoepati
  27. Gringsing Sesemenan

Demikian tadi sekilas mengenai batik gringsing yang dikenal memiliki makna dan filosofi mendalam, salah satunya tentang menolak bala. Semoga informasi tadi mampu menambah wawasan baru bagi detikers, ya.




(sto/ams)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads