4 Profil Singkat Raja Dinasti Syailendra, Salah Satu Penguasa Mataram Kuno

4 Profil Singkat Raja Dinasti Syailendra, Salah Satu Penguasa Mataram Kuno

Nur Umar Akashi - detikJogja
Minggu, 10 Nov 2024 14:33 WIB
Ancient Buddha statue and stupa at Borobudur temple in Yogyakarta, Java, Indonesia.
Candi Borobudur, peninggalan Dinasti Syailendra. (Foto: Getty Images/iStockphoto/platongkoh)
Jogja -

Salah satu penguasa Mataram Kuno adalah wangsa atau Dinasti Syailendra. Di antara nama-nama penguasa dari Dinasti Syailendra yang termasyhur adalah Samaratungga dan Balaputradewa. Di bawah ini sejumlah profil singkat raja dari Dinasti Syailendra.

Menurut penjelasan dalam buku Ensiklopedi Raja-Raja dan Istri-Istri Raja di Tanah Jawa oleh Krisna Bayu Adji, ada 3 teori utama tentang asal-usul Dinasti Syailendra. Ketiganya adalah teori India, teori Funan, dan teori Nusantara.

Menurut teori India, Dinasti Syailendra berasal dari Kalingga alias India Selatan. Sementara itu, teori Funan yang berpedoman dengan pandangan George Coedes menyebut bahwasanya anggota keluarga dinasti satu ini berasal dari Kamboja (Funan).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Terakhir, teori Nusantara menyebut Wangsa Syailendra berasal dari Sumatra dan Jawa. Beberapa ahli sejarah menyebut, Wangsa Syailendra pindah ke Jawa dari Sumatra setelah Sriwijaya melakukan ekspansi pada abad ke-7.

Terlepas dari teori asal-usulnya, siapa saja raja dari Dinasti Syailendra? Mari, simak profil singkatnya yang telah detikJogja siapkan di bawah ini.

ADVERTISEMENT

Profil Singkat Raja-raja Dinasti Syailendra

Berdasar buku yang telah disebutkan, ada beberapa raja yang berasal dari Dinasti Syailendra. Di antaranya adalah Rakai Panangkaran, Rakai Panunggalan, Rakai Warak, dan Pramodhawardhani. Berikut ini profilnya.

1. Rakai Panangkaran

Rakai Panangkaran atau juga dikenal dengan nama Dyah Pancapana adalah seorang raja Mataram Kuno dari Dinasti Syailendra. Sejatinya, asal-usul Dyah Pancapana masih menjadi perdebatan. Ada yang menyatakan bahwasanya ia adalah anak Sanjaya.

Di sisi lain, ada yang menyebut sosoknya bukanlah putra Sanjaya. Raja yang diketahui memerintah pada 760-775 tersebut dibuktikan keberadaannya dengan Prasasti Mantyasih. Dalam prasasti tersebut, dijelaskan bahwasanya gelar 'ratu' yang dipunyai Sanjaya dan 'raja' yang melekat pada nama Rakai Panangkaran menunjukkan adanya perubahan sistem gelar Mataram Kuno.

Dari prasasti tersebut, dapat disimpulkan bahwa Rakai Panangkaran adalah raja Mataram Kuno yang berhasil mengalahkan Sanjaya. Ia juga dikenal dengan nama Sailendrawangsatilaka sebagaimana informasi dalam Prasasti Kalasan.

2. Rakai Panunggalan

Menurut Slamet Muljana, Rakai Panunggalan adalah orang yang sama dengan Dharanindra. Sementara itu, Prasasti Kalurak yang berangka 782 M menyebut Dharanindra sebagai raja Mataram Kuno bergelar Sri Sanggrama Dhananjaya.

Ada pendapat yang menyebut Wisnuwarman sebagai ayah dari Dhanranindra. Namun, Muljana menolak teori tersebut. Ia memilih pendapat bahwasanya Wisnuwarman dan Dharanindra adalah orang yang sama. Hal ini dilatarbelakangi adanya gelar yang sama, yakni Sarwwarimadawimathana dalam Prasasti Ligor B dan Wairiwarawiramardana dalam Prasasti Kalurak.

Selama memerintah, Rakai Panunggalan alias Dharanindra berhasil memperluas wilayah kekuasaannya hingga Sriwijaya. Ia juga memakai Ligor sebagai batu loncatan untuk menundukkan Kamboja. Ada juga sumber lain yang menyebutnya telah menyentuh Semenanjung Malaya dan Daratan Indocina.

3. Rakai Warak

Lebih terkenal dengan nama Samaratungga, Rakai Warak adalah raja Mataram Kuno keempat. Lain halnya dengan Dharanindra yang memperluas wilayah kekuasaan Mataram Kuno, Samaratungga lebih mementingkan bidang agama dan budaya.

Hal ini dibuktikan dengan selesai dibangunnya Candi Jinalaya pada 825. Dikutip dari laman resmi Kebudayaan Kemdikbud, bangunan suci Jinalaya ini dibuktikan dengan tulisan dalam Prasasti Kayumwungan atau Karangtengah.

Lebih lanjut, menurut informasi dari buku Mengenal Kerajaan-Kerajaan Nusantara oleh Deni Prasetyo, Rakai Warak punya dua orang anak, yakni Pramodhwardhani dan Balaputradewa. Nantinya, Pramodhawardhani dinikahkan dengan Rakai Pikatan, seseorang keturunan Dinasti Sanjaya.

4. Pramodhawardhani

Telah disebut sekilas sebelumnya, Pramodhawardhani adalah putri dari Samaratungga. Setelah Samaratungga meninggal, tahta kerajaan semestinya beralih ke tangan Pramodhawardhani. Namun, karena merasa tidak mampu, ia mengalihkannya kepada Balaputradewa, saudaranya.

Rakai Pikatan tidak senang dengan keputusan istrinya tersebut. Akibatnya, pecah perang saudara yang diakhiri dengan kaburnya Balaputradewa ke Sriwijaya. Kekuasaan kemudian beralih ke tangan Rakai Pikatan. Ia memerintah Mataram Kuno bersama istrinya sehingga kemakmuran pun tercapai.

Dari pernikahannya dengan Rakai Pikatan, Pramodhawardhani dianugerahi putra bernama Rakai Gurunwangi Dyah Saladu dan Rakai Kayuwangi Dyah Lokapala. Kelak, berkat jasa-jasanya, Rakai Kayuwangi diangkat menjadi raja usai Rakai Pikatan.

Raja-raja Dinasti Syailendra di Sriwijaya

Usai kabur ke Sriwijaya, Balaputradewa menjadi raja di tempat baru tersebut. Akibatnya, Dinasti Syailendra melanjutkan tradisinya sebagai penguasa di Sriwijaya. Di antara raja-raja Dinasti Syailendra sepeninggal Balaputradewa adalah:

  1. Cri Udayadityavarma
  2. Haji
  3. Sri Culamanivarmadeva
  4. Sri Maravijayatungga
  5. Sumatrabhumi
  6. Sangramavijayatungga

Demikian profil singkat 4 raja Dinasti Syailendra di Kerajaan Mataram Kuno. Semoga menambah pengetahuan detikers, ya!




(sto/ahr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads