Kantor Imigrasi Kelas II Non TPI Ketapang menangkap 15 pekerja asal China terkait keributan di dekat perusahaan pertambangan emas PT Sultan Rafli Mandiri (PT SRM). 15 warga negara asing (WNA) ini masih diperiksa.
Dilansir detikKalimantan Selasa (16/12) keributan terjadi di PT SRM, Ketapang, Kalimantan Barat (Kalbar). Belasan WNA itu diduga menyerang TNI dan petugas keamanan perusahaan pada Minggu (14/12).
"Benar, sudah dibawa ke Kantor Imigrasi Ketapang," kata Kepala Seksi Teknologi Informasi dan Komunikasi Keimigrasian (Kasi Tikim) Kantor Imigrasi Ketapang, Ida Bagus Putu Widia Kusuma kepada detikcom, Selasa (16/12/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Terkait proses keimigrasian, sedang kami lakukan pemeriksaan. Apakah ada pelanggaran atau tidak, ini masih diperiksa," kata Ida Bagus.
Diketahui 15 WN China ini adalah pemegang Kartu Izin Tinggal Terbatas (KITAS) dengan sponsor perusahaan pertambangan emas PT SRM manajemen lama.
"Untuk saat ini mereka (15 WN China) masih ditangani oleh kepolisian dan kita siap support aparat penegak hukum terkait pelanggaran yang dilakukan orang asing," tegasnya.
Awal Mula Keributan
Informasi yang diperoleh detikKalimantan, peristiwa bermula dari empat WN China yang menerbangkan drone di atas area PT SRM pada Minggu (14/12) pukul 15.30 WIB.
Kemudian, petugas keamanan bernama Iwan melakukan pengejaran ke titik pilot drone. Saat bersamaan, ada lima anggota TNI di lokasi dekat pos jaga. Lima anggota TNI ini memang sedang dalam kegiatan Latihan Dalam Satuan (LDS) di PT SRM.
TNI yang tak bersenjata itu kemudian ikut melakukan pengejaran menggunakan mobil milik perusahaan dan sepeda motor milik karyawan.
Kemudian, pada pukul 15.40 WIB, sekitar 300 meter dari pintu PT SRM, Iwan dan anggota TNI mendapati empat orang WN China. Salah satu dari mereka sedang menerbangkan drone.
Saat Iwan dan TNI turun dari kendaraan, tiba-tiba datang sebelas WN China lainnya. Mereka terlihat membawa empat bilah sajam dan airsoft gun serta alat setrum.
WN China itu kemudian menyerang anggota menggunakan sajam. Mobil dan motor yang digunakan turut dirusak.
Iwan dan anggota TNI akhirnya mundur berlari menuju area perusahaan.
Kapolsek Tumbang Titi Iptu Made Adyana juga membenarkan adanya kejadian ini. Ia mengatakan, pihak PT SRM belum membuat laporan secara resmi.
Meski demikian, kata dia, situasi saat ini sudah kondusif. Terkait laporan, ia menyebutkan PT SRM terkonfirmasi masih berkoordinasi tim pengacara untuk proses selanjutnya.
"Belum (buat laporan). Sampai dengan saat ini situasi kondusif," jelasnya saat dikonfirmasi detikKalimantan, Minggu (14/12/2025) malam.
(afn/aku)












































Komentar Terbanyak
Bocoran dari Basuki soal Rencana Gibran Berkantor di IKN Tahun Depan
Basuki Hadimuljono Ungkap Gibran Ingin Berkantor di IKN 2026
Jawab Sindiran Luhut, UGM Pamerkan Penelitian Bawang Putih