Kisah Mitos Tombak Kyai Baru Klinting, Berasal dari Lidah Ular?

Kisah Mitos Tombak Kyai Baru Klinting, Berasal dari Lidah Ular?

Nur Umar Akashi - detikJogja
Kamis, 12 Sep 2024 11:42 WIB
Ilustrasi tombak
Ilustrasi tombak. Foto: dgim-studio/Freepik
Jogja -

Jogja sebagai bekas wilayah Kerajaan Mataram Islam, memiliki mitos ternama mengenai tombak pusaka Kyai Baru Klinting. Konon, tombak ini berasal dari lidah ular. Berikut ini kisahnya.

Berdasar informasi dari buku Cerita Rakyat dalam Majalah Berbahasa Jawa 1980-an terbitan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Tombak Kyai Baru Klinting atau Ki Barukuping adalah senjata Ki Ageng Wanabaya. Ia adalah seorang pemimpin wilayah Mangir.

Lebih lanjut, dikutip dari laman Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayaan), untuk menaklukan wilayah Ki Ageng Mangir Wanabaya, Panembahan Senopati dan Ki Juru Martani membuat siasat cerdik. Sebab, keduanya tidak berani melawan Ki Ageng secara langsung selama Tombak Kyai Baru Klinting masih berada di genggamannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perangkap disiapkan sedemikian rupa sehingga pemimpin wilayah Mangir tersebut terjebak dan menemui ajalnya. Sejak saat itu, Tombak Kyai Baru Klinting secara resmi berpindah tangan menjadi pusaka Mataram Islam.

Ketika membahas tombak sakti ini, salah satu aspek menarik adalah mitos bahwasanya ia terbuat dari lidah ular. Berikut ini kisahnya diringkas dari Antologi Cerita Rakyat Daerah Yogyakarta karya Dhanu Priyo Prabowo.

ADVERTISEMENT

Acara Besar di Rumah Demang Jlegong

Hari itu, kediaman Demang Jlegong sedang ramai dengan acara syukuran hasil panen yang dimeriahkan pagelaran wayang. Hadirnya dalang tersebut dan jamuan makan serba lezat menyebabkan banyak orang tertarik hadir.

Salah satu tamu undangan penting hari itu adalah Ki Demang Wanabaya, seorang sakti dan guru bagi demang-demang lainnya di wilayah Mangir. Menjelang sore, Ki Demang Wanabaya hadir bersamaan dengan para penjual makanan yang akan menjajakan dagangannya.

Datang lebih awal, Ki Demang Wanabaya pergi menuju ruang khusus Demang Jlegong untuk berdoa. Di sana, ia bersemedi memanjatkan doa dan puji-pujian kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Setelah itu, ia bercakap-cakap dengan Demang Jlegong dan menyantap hidangan.

Peristiwa Ajaib Pisau dan Seorang Gadis

Saat sedang asyik bersantap ria, Ki Demang Wanabaya dihampiri seorang gadis cantik. Ia bertanya apakah Ki Demang melihat sebilah pisau yang tertinggal.

"Mohon maaf, Ki Demang Wanabaya. Barangkali Ki Demang melihat sebilah pisau tertinggal di ruangan ini. Aku kehilangan pisau, Ki," tanya gadis tersebut dengan sopan.

Ki Demang Wanabaya menghentikan makannya, lalu mulai memandangi si gadis. Ia heran, bagaimana bisa ada seorang gadis yang berani mendekati demang dan menanyakan pisau. Lalu, Ki Demang Wanabaya menawarkan pisaunya.

Saat memberikan pisau miliknya, sang demang berpesan agar gadis tersebut tidak menaruhnya di pangkuan. Pasalnya, pisau tersebut sangat tajam.

"Terimalah pisau ini, gadis cantik. Ingat pesanku, pisau ini sangat tajam. Jadi, jangan sekali-kali kau taruh pisau ini di pangkuanmu," jelas Ki Demang Wanabaya.

Setelah menerima pisau tersebut, si gadis kembali ke dapur. Ia kembali berkutat dengan pekerjaan memotong daun pisang untuk pembungkus makanan bersama para wanita lainnya. Tanpa sengaja, ia meletakkan pisau sang demang di pangkuannya. Tiba-tiba, pisau tersebut lenyap entah ke mana.

Anak Ajaib Si Gadis

Tak lama kemudian, gadis tersebut hamil. Makin hari, perutnya terus membesar. Malu karena hamil tanpa sebab yang jelas, gadis tersebut pergi meninggalkan desa. Betapa terkejutnya ia ketika lahir, yang keluar bukanlah seorang bayi, melainkan sebutir telur besar.

Telur tersebut ditutupi dengan jambangan. Akibat udara panas, telur itu menetas dalam wujud ular. Singkat cerita, ular tersebut kemudian tumbuh dewasa. Setelah dewasa, ia bertanya kepada ibunya.

"Ibu, siapakah ayahku? Selama ini aku belum pernah bertemu dengannya. Tolong katakan di mana ayahku berada, Bu," pinta si ular.

Ibu ular tersebut lantas memberitahu bahwa nama ayahnya adalah Ki Demang Wanabaya. Setelah meminta restu sang ibu, ular tersebut pergi meninggalkan rumahnya. Ia pergi menuju Desa Mangir untuk menemui Ki Demang Wanabaya.

Terciptanya Tombak Kyai Baru Klinting

Usai bertemu dengan Ki Demang Wanabaya, ular tersebut mengaku bahwa ia merupakan putranya. Namun, Ki Demang Wanabaya tidak lantas percaya. Ia memintanya untuk melingkari bukit di dekat situ dengan tubuhnya.

"Kalau engkau benar-benar anakku, kau pasti dapat melingkari bukit itu dengan tubuhmu. Ayo sekarang tunjukkanlah. Aku ingin melihat," ucap Ki Demang Wanabaya.

Tanpa pikir panjang, ular tersebut melingkari bukit yang ditunjuk Ki Demang Wanabaya. Sayang, biarpun tubuhnya panjang, usahanya belum berhasil. Padahal, hanya tinggal sejengkal lagi, bukit itu terlingkari secara sempurna.

Melihat kondisi tersebut, Ki Demang Wanabaya menganjurkan si ular untuk menjulurkan lidahnya. Menuruti perkataan sang ayah, ular tersebut menjulurkan lidah. Tanpa diduga, Ki Demang mengeluarkan pisau dan menebas lidah ular putranya tersebut.

Lidahnya berubah menjadi sebilah tombak yang kini dikenal dengan nama Kyai Baru Klinting. Sementara itu, tubuh panjangnya berubah menjadi pohon waru lengis. Sejak saat itu, Tombak Baru Klinting dikenal sebagai senjata Ki Demang Wanabaya.

Nah, itulah kisah mitos lengkap Tombak Kyai Baru Klinting yang konon berasal dari lidah ular. Semoga memperkaya wawasan detikers tentang mitos-mitos rakyat Jawa, ya!




(par/apl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads