Sutradara kenamaan Garin Nugroho menyebut film memiliki fungsi kontrol sosial. Dia mencontohkan film Vina: Sebelum 7 Hari yang membuat polisi kembali mengusut kasus pembunuhan pada 2016 silam itu.
Film yang sedang naik daun ini membuat publik mempertanyakan penanganan kasus pembunuhan yang menewaskan Vina Dewi Arsita dan Muhammad Rizky alias Eky pada 2016 silam. Sebab, diketahui masih ada tiga orang buron dalam kasus pembunuhan ini. Polda Jawa Barat akhirnya mengultimatum para pelaku untuk segera menyerahkan diri.
"Sebenarnya film dari dulu memang memiliki berbagai fungsi. Fungsi hiburan, tapi juga fungsi gugatan, fungsi provokatif yang produktif, juga menjaga dan koreksi bahkan klarifikasi juga. Berbagai bentuk film kan kayak film yang tentang itu pemilu dulu," jelasnya saat ditemui di Sekolah Vokasi UGM Jogja, Sleman, Senin (20/5/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Lalu film yang ini kan apa namanya (Vina: Sebelum 7 Hari) nih polisi terpaksa bereaksi gitu. Jadi film jadi industri jasa yang kemudian menjadi strategis kan," tambahnya.
Garin melihat dampak usai pemutaran film begitu masif. Salah satu buktinya membuat tema yang diangkat menjadi bahan pembicaraan publik.
Film Vina: Sebelum 7 Hari mengangkat kasus kematian Vina dan kekasihnya Eky yang sempat diduga tewas akibat kecelakaan lalu lintas. Namun, belakangan terungkap kasus kematian sejoli itu karena ada penganiayaan berat.
Penyidikan terakhir menyebutkan total ada 11 pelaku yang terlibat kasus pembunuhan tersebut. Delapan orang di antaranya sudah ditangkap, sedangkan tiga sisanya masih buron hingga saat ini.
"(Film Vina berdampak ke polisi) Pasti ada lah, sudah bereaksi gitu," katanya.
Garin lalu mencontohkan sejumlah produksi film di Amerika Serikat, mayoritas mengangkat tema dan konsep kepahlawanan atau heroisme. Menurutnya, cara ini untuk menunjukkan superioritas Amerika di mata warga maupun dunia.
Oleh karena itu, tak sedikit film produksi Amerika dikemas dalam bentuk film laga. Film tersebut mempertontonkan kekuatan melalui tokohnya dan berdampak memberikan doktrin melalui film.
"Kalau di Amerika pun kan investasi terbesar itu setelah militer kan film juga, karena film itu menjadikan orang Amerika itu pahlawan di mana-mana. Meski kalah di mana-mana apa yang terjadi dengan kasus-kasus yang sekarang terjadi menunjukkan peran film yang sangat luas. Ya lebih sekarang semua bisa mengakses dan betul film beragam ya," ujarnya.
Tak hanya luar negeri, Indonesia juga pernah terdampak pascakemerdekaan. Garin mengenang produksi film kepahlawanan kala itu masih dibatasi dan diawasi, terutama yang mengangkat sosok pahlawan lokal.
"Dari zaman Belanda aja terjadi sensor karena mereka takut kalau film-film sejenis Jampang itu menggugah semangat perlawanan. Film sejak awal sejarah punya peran yang begitu banyak tidak hanya peran hiburan dan ekonomi tapi juga peran sosial politik yang besar," pungkas dia.
(ams/rih)
Komentar Terbanyak
Heboh Penangkapan 5 Pemain Judol Rugikan Bandar, Polda DIY Angkat Bicara
Pernyataan Ridwan Kamil Usai Tes DNA Anak Lisa Mariana
Heboh Penangkapan Pembobol Situs Judi Berujung Polda DIY Klarifikasi