11 Macam Batik Khusus buat Dhaup Ageng Pakualaman, Berikut Maknanya

Adji G Rinepta - detikJogja
Sabtu, 06 Jan 2024 13:12 WIB
Salah satu jenis batik yang akan dikenakan dalam hajat Dhaup Ageng Pakualaman, Jogja. Diunggah Sabtu (6/1/2024). Foto: Adji G Rinepta/detikJogja
Jogja -

Dalam acara inti hajat Dhaup Ageng Pakualaman, baik pengantin, keluarga, hingga abdi dalem akan mengenakan batik khusus. Batik dengan tema Indra Widagda ini merupakan ciptaan istri KGPAA Paku Alam X, GKBRAA Paku Alam.

"Kali ini semua batik yang digunakan baru dan itu ada ciptaan saya. Mungkin tidak seluruhnya, karena saya juga mengacu pada batik-batik yang ada di Jogja," kata Gusti Putri di Pura Pakualaman, Jumat (5/1/2024).

"Semua memakai batik Indra Widagda yang berbeda-beda, tapi satu tema," sambungnya.

Gusti Putri menambahkan, tema batik Indra Widagda diambil dari Bathara Indra yang merupakan salah satu Bathara yang ada di Lokapala. Bathara Indra dianggap cocok mewakili sosok mempelai laki-laki BPH Kusumo Kuntonugroho yang gemar belajar.

Dalam pembuatan seluruh batik ini, Gusti Putri dibantu dua tim, yakni tim perpustakaan dan tim membatik. Prosesnya diawali dengan riset naskah kuno yang dilakukan tim perpustakaan untuk memilih naskah kuno yang akan dibuat batik.

"Di Pura Pakualaman ini ada tim perpustakaan dan tim membatik. Tim membatik pun ada dua, tim yang nyorek dan tim yang mbatik," jelasnya.

Seluruh batik yang akan digunakan kedua pengantin dan keluarga itu menggunakan metode batik tulis. Sedangkan batik untuk panitia dan abdi dalem, yang jumlah banyak, menggunakan metode cap campur tulis.

"Untuk batik yang jumlahnya banyak saya pakai cap campur tulis. Tapi kalau untuk pengantin, orang tua, keluarga inti, semua batik tulis," imbuhnya.

Macam-macam Batik Dhaup Ageng Pakualaman

1. Batik Indra Widagda

Motif Indra Widagda merupakan motif pertama yang dibuat berdasarkan iluminasi Bathara Indra dalam naskah Sěstradisuhul dan Sěstra Agěng Adidarma. Sedangkan kata Widagda berarti pandai.

Motif ini menginspirasi penciptaan ragam batik Indra Widagda yang menjadi tema kain batik pada Dhaup Ageng. Kain batik Indra Widagda dikenakan BPH Kusumo Kunto Nugroho dan dr. Laily Annisa Kusumastuti pada acara Ijab atau Akad Nikah.

"Memang batiknya (untuk akad nikah) gelap, karena nanti atasanya akan berwarna putih," jelas Gusti Putri.

2. Batik Indra Widagda Jatmika

Motif Indra Widagda Jatmika merupakan varian motif Indra Widagda yang dipadukan dengan motif tradisional nitik. Kata Jatmika sendiri berarti tenang hati.

Motif ini mengandung harapan akan hadirnya ketenangan dan keharmonisan di hati kedua calon pengantin. Kain batik Indra Widagda Jatmika ini dikenakan kedua mempelai setelah acara Siraman.

3. Indra Widagda Trajutrěsna

Motif Indra Widagda Trajutresna merupakan varian Motif Indra Widagda yang dipadukan dengan motif tradisional Gringsing. Trajutresna berasal dari dua kata yakni Traju berarti seimbang, dan Tresna berarti kasih sayang.

Motif ini mengandung harapan akan anugerah cinta dan kebahagiaan dari Yang Maha Pengasih kepada pengantin, dan kelak diharapkan pasangan pengantin mampu menyayangi sesama dengan tulus. Kain batik Indra Widagda Trajutrěsna dikenakan kedua mempelai pada acara Midodareni.

4. Indra Widagda Wariga Adi

Motif Indra Widagda Wariga Adi berupa kain dodot atau kampuh, yaitu kain tradisional yang cukup panjang dan lebar untuk busana pengantin paes ageng. Di dalamnya dipadukan motif Semen Kidang dan motif Indra Widagda.

Motif ini mengandung harapan agar ajaran yang telah diperoleh dari orang tua dan para sesepuh dapat dijadikan pegangan hidup, sehingga mereka mampu berkelana dengan tangkas di belantara kehidupan. Kain kampuh Wariga Adi akan dikenakan mempelai pada prosesi Panggih dan Pahargyan Pertama.

5. Parang Indra Widagda

Motif Parang Indra Widagda merupakan varian batik Indra Widagda yang dipadukan dengan motif Parang. Motif ini mengandung harapan agar pasangan pengantin bisa memegang teguh keteladanan Bathara Indra yang memperhatikan pendidikan bagi diri dan orang lain. Motif ini dipakai pengantin pada acara Pahargyan II.

Enam macam batik lainnya di halaman selanjutnya.



Simak Video "Video: Prosesi Langka Jejak Banon di Jogja, Cuma Ada Tiap 8 Tahun!"

(dil/dil)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork