Seni pertunjukan wayang memiliki berbagai tokoh pewayangan yang disesuaikan dengan cerita yang akan dipertontonkan. Banyak tokoh pewayangan Jawa yang terkenal karena perannya yang menonjol, salah satunya tokoh Buto Cakil.
Buto Cakil hanya ditemukan di cerita pewayangan Jawa yang melambangkan nafsu murka. Hal ini dikarenakan Buto Cakil berwujud seorang raksasa dengan gigi taring bawah yang tajam dan panjang hingga melewati bibir atas.
Buto Cakil juga dikenal dengan nama lain seperti Ditya Gendir Penjalin, Gendring Caluring, Klanthangmimis, Kalapraceka, dan ada juga yang memberi nama Ditya Kala Plenthong.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Siapa Buto Cakil?
Anak dari Arjuna
Mengutip dari skripsi berjudul "Penanaman Nilai Kepahlawanan Tokoh Buto Cakil Melalui Cerita Bambangan Oleh Dalang Maguwon di Sanggar Sihing Krida Murti Kabupaten Pati" oleh Danuh Yandiozy Pautraka tahun 2017, rupanya Buto Cakil adalah anak dari tokoh wayang terkenal yaitu Arjuna dengan Dewi Anggraeni, istri Prabu Palgunadi.
Konon ceritanya, Arjuna jatuh hati kepada Dewi Anggraeni yang cantik dan setia. Namun, ia gagal mendapatkan hati perempuan tersebut dan berbuat licik dengan membunuh Prabu Palgunadi dan memaksa Dewi Anggraeni sebagai pelampiasan nafsunya.
Buto Cakil yang berwujud raksasa ini melambangkan dendam Dewi Anggraeni dan nafsu bejat Arjuna sehingga Buto Cakil dikenal sebagai tokoh yang melambangkan nafsu angkara murka.
Watak yang Energik dan Mahir Bertarung
Walau digambarkan sebagai tokoh antagonis, Buto Cakil memiliki sifat yang khas yaitu perawakannya energik, kedua tangan dan kakinya selalu bergerak tidak mau diam, watak yang keras, tidak suka diatur, bicaranya ceplas-ceplos, dan tidak tahu etika, serta selalu berupaya untuk mengadu domba atau mengintimidasi lawannya.
Cakil juga raksasa yang lincah, mahir bertarung dengan gayanya yang khas sehingga menjadi Buto Cakil prajurit yang selalu ditempatkan di ujung garis pertempuran.
Prajurit yang Setia
Dibalik sosoknya yang melambangkan keangkaramurkaan, Buto Cakil juga memiliki sosok setia kepada rajanya. Buto Cakil selalu menuruti perintah rajanya walau nyawanya yang menjadi taruhan.
Hal tersebut dibuktikan dalam cerita wayang "Perang Kembang" bahwa Buto Cakil yang memilih bertarung melawan Arjuna karena ia telah berjanji kepada rajanya bahwa siapapun yang melewati daerahnya akan dilawan. Walaupun pada akhirnya Buto Cakil kalah ditangan Arjuna karena terbunuh oleh keris pusakanya sendiri.
Itulah kisah sosok Buto Cakil, anak Arjuna yang memiliki sifat setia dan enerjik. Semoga menambah wawasan!
Artikel ini ditulis oleh Fiesta Inka Purwoko peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(cln/rih)
Komentar Terbanyak
Jokowi Berkelakar soal Ijazah di Reuni Fakultas Kehutanan UGM
Blak-blakan Jokowi Ngaku Paksakan Ikut Reuni buat Redam Isu Ijazah Palsu
Tiba di Reuni Fakultas Kehutanan, Jokowi Disambut Sekretaris UGM