Kerajaan Mataram Islam kini sudah tiada. Namun, peninggalannya baik dari segi kuliner, arsitektur, hingga upacara adat akan tetap abadi. Salah satu peninggalannya yang unik adalah Upacara Kalang Obong.
Mengutip dari buku Kitab Terlengkap Sejarah Mataram karya Soedjipto Abimanyu, Upacara Kalang Obong adalah salah satu tradisi yang kerap ada di zaman Mataram Islam dan dilakukan oleh masyarakat Kalang. Singkatnya, upacara ini mirip dengan tradisi Ngaben asal Bali. Perbedaannya terletak pada objek yang dibakar padanya.
Nah, agar dapat mengenal lebih jauh tentang upacara satu ini, yuk, simak penjelasannya berikut ini. Selamat membaca!
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Upacara Kalang Obong
Berdasar informasi dari laman resmi Warisan Budaya Takbenda Indonesia, upacara ini bertujuan untuk menjalankan amanat para leluhur masyarakat Kalang. Para anak cucu diminta untuk menyempurnakan arwah para nenek moyang yang telah berangkat mendahului.
Biasanya, upacara ini dilakukan pada hari ke-1.000 setelah wafatnya seseorang. Terkait pada bulan atau hari apa pelaksanaannya, tidak ditemukan aturan resminya.
Prosesnya dilakukan pada malam hari dan puncaknya jatuh ketika tengah malam. Upacara ini kemudian akan berakhir pada pukul 03.00 dini hari keesokannya.
Upacara Kalang Obong wajib dihadiri oleh keluarga, tamu undangan, dan juga seorang dukun. Dukun ini adalah jabatan yang diperoleh berdasarkan garis keturunan dan mesti merupakan seseorang berjenis kelamin wanita.
Urutan Prosesi Upacara Kalang Obong
Menyadur informasi dari Jurnal Berkala Arkeologi berjudul Upacara Kalang Obong (Suatu Tinjauan Etno-Arkeologi) karya Hari Lelono, berikut ini urut-urutan Upacara Kalang Obong:
- Sesepuh desa menguraikan maksud dari upacara yang akan dilakukan.
- Keturunan orang yang akan dihormati dengan Kalang Obong akan berjajar di depan rumah (keturunan putri di sebelah kiri, sementara putra di sebelah kanan).
- Di tengah beranda rumah diletakkan kerbau yang telah diambil dagingnya. Namun, kepala berikut tanduknya tetap utuh. Punggung kerbau tersebut diberi kain putih dan bunga-bungaan.
- Pelaksanaan kirabing puspa. Puspa yang telah dibuat akan diarak mengelilingi kerbau sebanyak tiga kali. Puspa tersebut terbuat dari papan kayu jati berukuran tinggi 35 cm dan digambarkan wajah orang yang dihormati dan untaian bunga. Pembuatannya harus dilakukan oleh dukun.
- Selain puspa, diarak pula saji-sajian di sekeliling kerbau tersebut.
- Setelah diarak, puspa diasapi dengan dupa dan diletakkan sebentar di atas punggung kerbau.
- Puspa kemudian dibawa ke sebuah rumah yang bernama Pancaka kemudian dibakar.
- Abu bekas puspa kemudian dilarung dan selesailah prosesi Upacara Kalang Obong.
3 Alasan Upacara Kalang Obong Tetap Eksis
Mengutip dari laman Warisan Budaya Takbenda, berikut ini alasan Upacara Kalang Obong tetap berlanjut:
- Menonjolkan identitas ke-"Kalangan" dari para pelakunya.
- Demi mempertahankan tradisi leluhur yang telah ada sejak zaman Hindu di Indonesia.
- Membawa pengaruh yang bagus, terutama ditinjau dari segi sosial kemasyarakatan.
Demikian penjelasan tentang Upacara Kalang Obong. Semoga bermanfaat, ya, detikers!
(rih/rih)
Komentar Terbanyak
Jawaban Menohok Dedi Mulyadi Usai Didemo Asosiasi Jip Merapi
PDIP Jogja Bikin Aksi Saweran Koin Bela Hasto Kristiyanto
Direktur Mie Gacoan Bali Ditetapkan Tersangka, Begini Penjelasan Polisi