Contoh Tembang Macapat: Pengertian, Jenis, dan Maknanya

Contoh Tembang Macapat: Pengertian, Jenis, dan Maknanya

Paradisa Nunni Megasari - detikJogja
Minggu, 01 Okt 2023 14:20 WIB
Ilustrasi pola irama.
Contoh Tembang Macapat: Pengertian, Jenis, dan Maknanya. Foto: Getty Images/BEingNothing
Jogja -

Berbicara tentang karya sastra dalam bahasa Jawa, tembang macapat mungkin menjadi yang paling populer. Tembang macapat umumnya terdapat dalam karya-karya klasik Jawa yang dikenal hingga sekarang. Simak penjelasannya.

Tembang macapat merupakan lagu atau syair-syair dalam bahasa Jawa yang memiliki makna tertentu. Biasanya, tembang macapat dapat kita temui dalam pagelaran wayang kulit dan acara-acara tradisi Jawa lainnya.

Lantas, apa sih tembang macapat? Yuk, simak pengertian tembang macapat lengkap dengan jenis, makna, dan contohnya berikut ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pengertian Tembang Macapat

Mengutip buku Macapat Tembang Jawa Indah dan Kaya Makna karya Zahra Haidar, Tembang Macapat merupakan nyanyian dalam bahasa Jawa yang biasanya diiringi alat musik.

Istilah "tembang" merupakan lirik-lirik yang dirangkai dalam bahasa Jawa yang bermakna syair, kidung, atau nyanyian. Sementara, istilah macapat artinya puisi tradisional dalam bahasa Jawa yang disusun menggunakan aturan tertentu.

ADVERTISEMENT

Aturan tersebut di antaranya adalah aturan jumlah baris (guru gatra), jumlah suku kata (guru wilangan), dan bunyi sajak akhir tiap baris (guru lagu).

Jenis-Jenis Tembang Macapat

Dikutip dari buku Serat Kandha Suluk Tembang Wayang (2021) oleh Bram Palgunadi, tembang macapat terdiri dari 11 jenis. Berikut penjelasannya:

1. Pangkur

Tembang macapat yang pertama adalah tembang pangkur. Pangkur berarti ekor yang kemudian diberi isyarat "tut pungkur" yang artinya mengekor. Tembang pangkur menggambarkan keadaan seseorang yang ingin memberikan nasehat kehidupan kepada orang lain supaya hidupnya menjadi lebih baik.

2. Maskumambang

Maskumambang memiiki arti punggawa yang melaksanakan upacara Shamanistis. Tembang ini biasa dibawakan dalam suasana haru, memukau, mempesona atau memikat hati. Beberapa acara tempat tembang Maskumambang dimainkan misalnya saat tasyakuran kelahiran.

3. Sinom

Sinom artinya daun muda. Tembang sinom biasa dimainkan dalam acara yang menampilkan cerita-cerita, hikayat, legenda atau kepercayaan yang berhubungan dengan anak muda.

4. Asmarandana

Kata asmarandana memiliki arti suka memberi. Tembang ini biasanya dibawakan dalam acara yang memiliki suasana penuh cinta, jatuh hati, memuja kekasih, cinta dan cerita yang gembira.

5. Dhandang-Gula

Dhandang-Gula memiliki arti menantikan kebaikan atau menunggu kebaikan. Tembang ini memiliki suasana yang bertemakan kehormatan, kebesaran, dan nasihat baik.

6. Durma

Durma berasal dari bahasa Jawa klasik yang artinya harimau. Tembang Durma bertemakan suasana seram, menakutkan, mencekam, dan horor.

7. Mijil

Mijil diartikan sebagai nama tumbuhan yang berbau wangi. Tembang mijil menggambarkan suasana awal, muda, kelahiran atau mengawali sesuatu.

8. Kinanthi

Kinanthi diartikan sebagai bergandengan tangan, teman atau nama benda. Tembang ini memiliki tema dan suasana kebersamaan, penuh kasih sayang, penuh cinta, dan penuh persaudaraan.

9. Gambuh

Kata gambuh artinya tahu, terbiasa, atau tetumbuhan. Tembang Gambuh memiliki watak ragu-ragu, samar-samar, dan perilaku tak jelas.

10. Pucung

Pucung diartikan sebagai kuncup dedaunan atau pucuk daun yang masih sangat muda. Tembang pucung biasa dimainkan untuk menggambarkan suasana santai, cerita yang lucu, atau penuh jenaka.

11. Megatruh

Megatruh memiliki arti putus, tamat, pisah atau cerai. Tembang Megatruh menggambarkan suasana sendu, sedih, kesendirian atau perpisahan.

Contoh Tembang Macapat

Mengutip situs resmi kemdikbud.go.id, berikut adalah beberapa contoh tembang macapat lengkap dengan artinya.

Contoh Tembang Mijil

Poma kaki padha dipuneling

Ing pitutur ingong

Sira uga satriya arane

Kudu anteng jatmika ing budi

Ruruh sarta wasis

Samubarangipun

Artinya:

Cucuku ingatlah/perhatikanlah

Akan nasihatku/petunjukku

Kalian juga seorang kesatria

Harus tenang dan santun dalam perbuatan

Rendah hati serta cekatan/pintar

Dalam semua hal

Contoh Tembang Sinom

Nuladha laku utama

Tumraping wong tanah Jawi

Wong agung ing Ngeksiganda

Panembahan Senapati

Kepati amarsudi

Sudane hawa lan nepsu

Pinesu tapa brata

Tanapi ing siyang ratri

Amemangun karyenak tyas ing sasama

Artinya:

Contohlah perilaku utama

Bagi kalangan orang Jawa (Nusantara)

Penguasa dari Ngeksiganda (Mataram)

Panembahan Senopati

Yang selalu tekun

Mengurangi hawa nafsu

Dengan jalan prihatin (bertapa)

Baik siang maupun malam

Selalu berkarya membuat tenteram bagi sesama

Contoh Tembang Kinanti

Mangka kanthining tumuwuh

Salami mung awas eling

Eling lukitaning alam

Dadi wiryaning dumadi

Supadi nir ing sangsaya

Yeku pangreksaning urip

Artinya:

Untuk bekal orang hidup

Selamanya harus waspada dan ingat

Harus selalu berhati-hati

Ingat kepada petunjuk kehidupan

Supaya terhindar dari kesengsaraan

Begitulah cara menjalani kehidupan

Makna Tembang Macapat

Dikutip dari laman resmi Pemerintah Kota Jogja, secara filosofis, kesebelas tembang macapat diartikan sebagai gambaran hidup manusia.

Macapat menjelaskan perjalanan hidup manusia yang diawali sejak lahir di dunia (mijil), masa anak-anak (maskumambang), kemudian masa remaja (sinom). Setelah itu, menjalani masa pencarian jati diri (durma), dilanjutkan dengan masad bercinta dan menyukai lawan jenis (asmaradana), kemesraan dalam berumah tangga (kinanthi), dan mencari ketenteraman dan kebahagiaan (dhandhanggula).

Setelah itu, manusia mampu menemukan hakikat tujuan hidup (gambuh), kemudian mulai meninggalkan kenikmatan dan keramaian dunia (pangkur), hingga akhirnya menemui ajal kematian (megatruh) untuk kemudian menjadi jenazah (pocung).

Hebatnya, dilihat melalui sudut pandang ilmu modern, siklus perjalanan hidup manusia yang ada dalam filosofi macapat ternyata juga memiliki kemiripan dengan teori psikologi perkembangan yang populer.

Menurut ilmu psikologi, perkembangan manusia terbagi menjadi delapan, yakni Prenatal Period (pembentukan janin hingga kelahiran), Infancy (usia 0-24 bulan), Early Childhood (usia 3-5 tahun), Middle and Late Childhood (usia 6-10 tahun), Adolescence (usia 11-21 tahun), Early Aduthood (usia 20an dan 30an), Middle Adulthood (usia 40an dan 50an), dan Late Adulthood (usia 60an hingga kematian).

Nah, itulah penjelasan mengenai contoh tembang macapat lengkap dengan pengertian, jenis, dan maknanya. Semoga bermanfaat, Dab!




(par/sip)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads